30. Menyederhanakan Masalah

3.7K 402 12
                                    

	Alma mendengar bel apartemennya berbunyi saat baru saja keluar dari kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alma mendengar bel apartemennya berbunyi saat baru saja keluar dari kamar mandi. Ia mengikat bathrobe yang menutupi tubuhnya dan menggulung rambut dengan handuk. Kakinya melangkah keluar dari kamar dan mendekati pintu. Ia menatap layar kecil di samping pintu hanya untuk memastikan bahwa orang yang ada di depan pintu apartemennya adalah Bara. 

“Al, maaf banget aku nggak bisa antar kamu ke kantor, ya.” Bara melesak masuk saat ia membuka pintu, “aku harus buru-buru ke RSUD.” Alma membalik badan. Ia melihat lelaki itu menaruh bungkusan di atas meja. Lelaki itu tampak terburu-buru. Ia belum sempat menjawab saat Bara kembali menghampirinya.

“Itu aku bawain sarapan. Satu porsinya titip buat Ciara, ya.” kata Bara.

Alma mengangguk. 

“Hati-hati, ya. Jangan lupa kabarin kalau mau jalan dan kalau udah sampai.” 

“Iya.” 

Bara tersenyum. Ia mendekat lalu mengecup bibir gadis itu. Jika tidak sedang buru-buru, ia tidak akan berpikir dua kali untuk membawa Alma ke sofa dan menciumnya lebih lama. 

Tangannya sudah membuka pintu saat ia mengingat sesuatu. Ia kembali menoleh ke arah gadis itu, “jangan pakai kemeja tanpa lengan sama rok pendek, ya.” pintanya. 

“Iya.” Alma menjawab sambil tersenyum, “hati-hati.” Ia melihat Bara mengangguk. Lelaki itu mengecup dahinya sebelum menyusuri lorong. Suara langkahnya terdengar tangkas di lorong yang nyenyat. 

*** 

Alma melewati lantai ruangannya dan membiarkan lift membawanya ke lantai sembilan. Ia menyusuri lorong hingga berhenti di depan ruangan Ciara. Tangannya terangkat untuk mengetuk pelan sebelum membuka pintu perlahan. 

Di ruangan itu, ada Aneth yang langsung menoleh ke arahnya, sementara Ciara sedang duduk di kursinya. Bersedekap sambil memejamkan mata. Gadis itu masih memakai pakaian operasi. 

“Titipan sarapan buat dr. Ciara, dok.” Alma masuk dan menaruh plastik di tangannya di atas meja. 

“Dari?” Aneth bertanya. 

“Dari Bara.” 

“Oh. Pas banget. Dia tadi mau nyari sarapan, malah ketiduran duluan.” kata Aneth. 

“Habis operasi, ya?” Alma bertanya. Ia masih berdiri dan menatap Ciara yang tampak pulas. 

“Iya.” 

“Yaudah. Titip ya, dok. Makasih.” 

Setelah melihat Aneth mengangguk sambil tersenyum, ia keluar dari ruangan itu. Ia masih ada di balik pintu yang belum sepenuhnya tertutup saat mendengar suara dari dalam, “Ra, sarapan dari suami kedua nih. Sarapan dulu, habis itu pulang.” Alma mematung sebentar. Mencoba mencerna kalimat yang baru saja ia dengar. Tapi, ia tidak bisa menebak apa maksud dari kalimat itu hingga akhirnya kedua kakinya bergerak menyusuri lorong hingga sampai ke ruangannya. 

Deep Talk Before Married [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang