32. Perjanjian Pranikah

3.8K 386 10
                                    

Akhir pekan kemarin, Alma dan keluarganya sudah bertemu dengan keluarga Bara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir pekan kemarin, Alma dan keluarganya sudah bertemu dengan keluarga Bara. Pertemuan itu bukan pertemuan khusus. Hanya pertemuan dua keluarga agar saling mengenal lebih baik satu sama lain. Tapi dalam pertemuan itu, Bara sudah memberitahu bahwa mereka berniat melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Ayahnya, yang kebetulan sudah mengenal dr. Irawan dengan baik sepertinya tidak perlu berpikir panjang untuk menyetujuinya. Kedua orangtuanya menyerahkan keputusan sepenuhnya di tangannya. Mereka akan mengatur pertemuan lain untuk pembicaraan yang lebih serius.

Alam baru saja mematikan komputernya saat mendengar pintu ruangannya diketuk pelan. Ia menengadah dan melihat Bara masuk. Lelaki itu membawa tentengan di sebelah tangannya.

"Udah selesai?" Alma bertanya saat ia berdiri dari duduknya. Bara menjatuhkan bobotnya di kursi lalu mengangguk.

Bara menepuk sisi sebelahnya. Meminta Alma duduk di sana sementara sebelah tangannya mengeluarkan roti lapis dari dalam boks.

"Aku udah makan." Alma menolak saat Bara mengulurkan satu roti lapis ke arahnya. Ia melihat Bara menggigit roti dengan lahap.

"Kamu udah siapin apa yang aku minta?" Bara bertanya saat mulutnya kosong.

"Poin perjanjian pranikah?"

Bara mengangguk.

"Udah." Alma mengambil selembar kertas di atas meja.

Bara sibuk mengunyah lagi. Lalu menyesap minumannya saat roti di tangannya habis.

"Apa aja?" Bara menaruh pembungkus di dalam plastik dan menyesap minumannya lagi. Ia menatap Alma sepenuhnya.

"Kedua belah pihak setuju menganut perkawinan monogami." Alma membaca apa yang tertulis di kertas, "poligami dan perselingkuhan tidak dibenarkan dengan alasan apapun." kata Alma, "kita akan diskusi lebih lanjut buat konsekuensinya."

Bara mengangguk.

"Kedua belah pihak sepakat segala bentuk kekerasan terhadap rumah tangga harus ditiadakan baik terhadap anggota keluarga inti maupun terhadap orang–orang yang bekerja dalam rumah yang merupakan tempat kediaman dan/atau tinggal dari kedua belah pihak."

"Penghasilan kamu selaku pihak pertama harus transparan tanpa ada satupun yang disembunyikan." lanjut Alma. Ia melihat Bara mengangguk pelan. Sebelah tangan lelaki itu mengusap tangannya pelan.

"Saling jujur perkara utang piutang."

"Kedua belah pihak sepakat untuk menerapkan pola asuh otoritatif."

"Kedua belah pihak sepakat untuk mengedepankan komunikasi dua arah, jujur dan terbuka dalam berumah tangga."

"Harta yang dimiliki sebelum pernikahan adalah milik masing-masing pihak."

Bara masih mendengarkan dengan seksama.

"Harta yang diperoleh oleh kedua belah pihak selama berlangsungnya pernikahan adalah milik bersama."

Deep Talk Before Married [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang