#O4 | Gadis Pengurung Kasih Sayang

10 1 0
                                    

Aku punya seorang sahabat.

Dia nyaris sempurna. Cantik, pintar, berbakat, memiliki suara yang indah, dan idaman semua orang. Gadis itu sangat mudah bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dibandingkan denganku, dia jauh sangat bersinar di sampingku yang begitu dipenuhi aura suram.

Sari, namanya.

Hatinya selembut kapas, gerakannya lemah gemulai. Tapi tidak mencerminkan wanita lemah. Meski begitu, matanya yang selalu terlihat bersemangat sebetulnya menyimpan banyak luka. Dia tidak pernah bercerita pada siapapun mengenai goresan-goresan di hatinya itu. Tidak ingin orang-orang ikut bersimpati pada alasan dirinya menuang air mata.

Sari selalu menyiksa dirinya sendiri. Untuk menolong orang lain, terlalu bersimpati, bahkan untuk sekedar meminta bahagia. Manusia-manusia di sekitarnya terlalu keji. Orangtua yang harusnya dapat dijadikan tempatnya bersandar, terlalu menuntutnya untuk menjadi gadis yang sempurna tanpa goresan. Memaksa Sari untuk melakukan semua hal yang harusnya tidak dia lakukan dalam waktu bersamaan.

Gadis itu selalu datang kepadaku dengan mata sembab dan suara serak. Cerita demi cerita yang meluncur dari bibirnya membuat dadaku sesak. Betapa kuat gadis ini menghadapi cobaan-cobaan dalam hidupnya.

Namun kebahagiaan tanpa diminta mulai datang kala seorang pemuda hadir di hidup Sari. Aku tidak mau memberitahu nama pemuda itu karena aku tidak terlalu tahu mengenai dirinya.

Intinya, Sari sangat bahagia saat bersama orang itu. Kini, dia sudah banyak tertawa, banyak tersenyum. Bukan wajah palsu yang biasa dia tunjukkan pada manusia lainnya, melainkan ekspresi alami berkat perlakuan hangat dari pemuda tersebut.

Sungguh, aku sangat senang saat mendengar kini dia punya tempat bersandar yang benar-benar ingin menjadi rumahnya.

Cinta itu awalnya terasa manis seperti permen karet. Namun lama kelamaan hambar dan makin terasa lengket. Sari yang tidak mendapatkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya, mulai sangat bergantung pada pemuda ini. Sang pemuda yang tidak suka untuk terlalu digenggam, mulai merasa bahwa keberadaan Sari ini mengganggunya.

Dia mulai hilang-hilangan. Jarang memberi kabar, atau sekedar bertegur sapa. Enggan bertemu, atau bahkan sekedar menghabiskan waktu di telepon.

Sari yang menganggap pemuda itu bagai cahaya hidupnya, tentu saja sangat kebingungan dan mencari segala cara agar pemuda itu kembali kepadanya. Namun cara yang ia gunakan salah, Sari semakin mengekangnya bagaikan hewan dalam sangkar.

Hingga suatu saat, pemuda ini lelah dan memutuskan untuk berpisah. Maka berakhirlah kisah mereka. Sampai saat ini, Sari masih belum bisa melupkana pemuda itu. Meski aku sudah memberinya banyak sekali saran, tak satupun meresap ke hatinya.

Wajar saja sih, pemuda itu segalanya bagis Sari yang sarat akan kasih sayang keluarga.

Namun, aku mengambil beberapa pelajaran dari kisah sahabatku itu. Cinta itu sebetulnya indah. Tapi cinta tidak mengekang. Cinta bukan sebuah keharusan. Cinta adalah bentuk dari saling menghargai dan saling mengerti. Latar belakang Sari mungkin jadi alasan mengapa perilakunya sedemikian rupa. Namun perlu diingat, hubungan ini bukan tentang dirimu saja. Ada orang lain di dalam itu, dan itu berarti kamu juga harus belajar untuk menghargai dia. Sebab manusia tidak satupun ada yang suka digenggam terlalu erat.




.
.
.
.
.
.
sekali lagi, ini kisah nyata wkkw.

sorry penataan bahasaku mungkin masih agak kurang (?) dan sedikit.... cringe.... wkwkw. tapi semoga terhibur. terimakasih~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lika-LikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang