CHAPTER 03 - SENDOK PERAK YANG DIWARNAI EMAS.

83 12 8
                                    

BAB 03 - SENDOK PERAK YANG DIWARNAI EMAS.

Happy reading!

🥝

🥝

🥝

Pagi-pagi sekali Laila sudah dibuat mual oleh ocehan temannya, Alice selaku ketua kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Laila sudah dibuat mual oleh ocehan temannya, Alice selaku ketua kelas. "Ini isinya ayam, enaaaaaak banget! Kalo yang kecil ini isinya kentang. Kentang dari luar negeri lho ya! Jangan lo pada remehin!" Oceh Alice menjelaskan secara terperinci tentang makanan jualannya.

"Duh iya-iya! Sini gua beli!" Final teman Laila di meja depannya. Andrew menyerahkan uang berwarna hijau berjumlah 4 lembar. Alice pun menyerahkan kue pastel buatannya kepada Andrew. Alice terkekeh pelan, "lu gak mau beli juga, La?" Tanya Alice kepada Kilara yang sedang menyanggah kepalanya dengan lipatan tangannya.

Kilara menggeleng lesu, tadi saat dalam perjalanan menuju ke sekolah dengan supirnya, ia melihat Ayahnya berada di halaman rumah sakit yang berada tepat di seberang sekolahnya. Pikirannya berkelahi dengan ribuan pertanyaan, siapa yang sakit? Kenapa jika dilihat dari raut wajah Ayahnya, beliau sedang merasa ketakutan?

Ttak!

Laila menyentil pelan jidat Kilara, "sakit! Lu kenapa sih?!" Pekiknya. Laila membekap mulutnya kaget, "lu kok udah gak pake logat aku-kamu?! Diajarin siapa ih!" Desak Laila. Kilara merotasikan bola matanya. "Gak diajarin siapa-siapa! Gua cuma ngikutin logat lu doang, lagian banyak kok yang pake gituan. Masa gua gak boleh?" Keluhnya bertanya.

Laila masih menggeleng tak percaya, "o-oke ..." Ucap Laila terbata.

Bahkan Andrew pun sempat tersedak pastel yang sedang ia makan, dan Alice memberi ekspresi wajah cengo. Kilara berdecak kesal menanggapi, "ck! Lebay kalian semua." Cibir Kilara. Kilara yang sudah bad mood, dan ditambah lesu karena tadi pagi tak sempat sarapan, ia berdiri meninggalkan teman-temannya dan berjalan menuju kantin sekolah.

Sesampainya ia di sana, Kilara langsung memesan seporsi nasi dengan lauk ayam sebagai hidangan sarapannya di sekolah pagi ini. Kilara berjalan mencari tempat yang nyaman untuk ia duduki.

"Hai!" Sapa Regano yang baru datang. Kilara memekik kaget, ia menatap Regano dengan tatapan tak enak. "Lah marah ..." Ledek Regano. "Ngapain sih? Duduk mah tinggal duduk! Pergi ya tinggal pergi! Gitu aja pake bikin emosi," kesal Kilara pada saat itu. Regano tertawa pelan menanggapi. "Aelah beneran marah. Gua kan cuma mau bercanda! Lu sih, garing." Ujar Regano bermaksud memancing kembali emosi Kilara.

Brukk!

Kilara menggebrak meja dan hendak berdiri, namun belum sampai saat itu, pundaknya sudah didorong Regano terlebih dahulu untuk mencegah Kilara yang hendak berdiri. Regano terkekeh, "gua duduk nih yaa!" Ungkap Regano memberitahu. Kilara menanggapinya dengan memalingkan wajahnya malas.

With Ega [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang