2.48

354 56 36
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Wang Yibo dan Xiao Zhan mendarat tepat pada pukul lima pagi. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam, akhirnya mereka sampai di rumah Lin Yi. Semua pelayan tahu siapa sosok sepasang suami-istri itu. Mereka pernah melihat keduanya pada foto yang sengaja dipamerkan oleh Xiao Sa. Mereka segera menghampiri, menunduk sopan sebelum memaksa membawakan barang bawaan, dan menuntun masuk ke dalam.

Seorang pelayan mengantar mereka ke kamar tamu setelah berpikir hari masih cukup pagi dan sudah pasti mereka butuh istirahat lebih. Namun, Wang Yibo segera menolak sembari mengutarakan keinginan agar mereka dibawa ke kamar Xiao Sa. Sang pelayan pun menjadi gelagapan, tidak tahu bagaimana cara untuk memberitahu, takut-takut mengucapkan kata yang salah. Dia hanya menunduk sampai akhirnya Xiao Zhan menyadari kegelisahan pada diri sang pelayan.

"Jangan ragu untuk berbicara," titah Xiao Zhan penuh kelembutan sembari membawa tangan untuk membelai pundak pelayan itu.

Pada akhirnya, pelayan itu tidak memiliki kesempatan untuk kabur. Menundukkan kepala semakin dalam, berbicara dengan suara setipis mungkin, tetapi masih dapat ditangkap dengan jelas oleh Wang Yibo dan Xiao Zhan, "Tuan Muda tidak pulang."

Dia berusaha untuk tidak berkata lebih banyak. Namun, perkataan singkat itu sudah mampu untuk menumbuhkan bibit-bibit kemarahan pada diri Wang Yibo. Aura mengerikan yang mencuat dari dalam tubuh berhasil membuat siapa saja yang melihat mulai bergetar ketakutan, bahkan beberapa koki yang mencuri tatap pun ikut bergidik ngeri. Wang Yibo menahan amarah agar tidak tumpah sebab dia tidak ingin marah kepada orang yang salah. Satu-satunya orang yang pantas menjadi bidang pelampiasan adalah sang adik yang masih terkunci dalam dunia mimpi indah.

Wang Yibo melangkah penuh penekanan, membawa serta angin kemarahan hebat. Xiao Zhan bisa saja mengendalikan kemarahan tersebut, tetapi kali ini tidak ingin membantu. Bagaimanapun, Lin Yi benar-benar patut disalahkan sebab memberikan kebebasan pada Xiao Sa dengan seenak jidat. Dia berjalan di belakang sang suami, juga membawa angin kemarahan yang memberi dukungan untuk Wang Yibo agar cepat-cepat mengeksekusi adiknya.

Pada saat itu, dunia di dalam mimpi Lin Yi tiba-tiba berguncang hebat, seolah akan dilanda gempa bumi dahsyat. Dia bermimpi, pergelangan kakinya tertimpa pohon besar yang menyebabkan kelumpuhan. Penderitaan tidak berhenti di situ, pohon tersebut seakan-akan menyeret kakinya secara tidak manusiawi dan mendorongnya terjun ke dalam jurang tak berdasar. Rasa sakit dengan cepat menyentuh daerah sekitar pantat. Ketika tidak lagi bisa menahan sakit, dia membuka mata seketika untuk kemudian mendapati tatapan maut dari sosok yang sangat mengerikan.

Kesadaran belum diraih secara sempurna, tetapi Lin Yi sudah diserang oleh pertanyaan yang sulit dicerna. Dia merasakan dagunya ditarik ke atas beberapa saat sebelum suara berat mulai membelai sisi telinga. "Di mana anakku?!"

Itu adalah suara mengerikan yang berasal dari Wang Yibo. Selama ini, tidak ada hal yang ditakuti oleh Lin Yi selain sang kakak. Dia tidak pernah takut kepada orangtuanya yang sangat ramah dan penuh pengampunan. Mereka sangat berbeda dari Wang Yibo yang sering memberikan didikan keras. Pernah sekali Lin Yi dipukul saat kecil akibat kenakalan yang tidak sengaja dibuat. Dia bertengkar dengan teman sekelas hingga menyebabkan anak itu babak belur. Ketika pulang sekolah, dia segera dihukum oleh Wang Yibo berupa pukulan pada pantat menggunakan kayu panjang dan tipis. Pada saat itu, dia masihlah anak kecil yang dipenuhi ketakutan. Beberapa kali dipukul, secara otomatis dia akan menandai sang pemukul sebagai satu-satunya orang yang harus ditakuti.

Lin Yi sudah cukup lama dilanda getaran mematikan, tetapi bibir tidak bisa bersuara seolah terdapat perekat kuat. Dia tidak memiliki alasan terbaik yang akan diberikan kepada Wang Yibo untuk menyelamatkan hidup Xiao Sa. Dia tidak bisa mengatakan dengan jujur mengenai sang keponakan yang bermalam di rumah kekasihnya. Mereka pikir Wang Yibo dan Xiao Zhan akan datang setidaknya dua hari lagi sehingga tidak ada sedikit pun ketakutan pada hati mereka.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang