FW - 7. Rahasia Pernikahan Kerabat

274 6 0
                                    

Fun World
7. Rahasia Pernikahan Kerabat
Jovi & Om Eric

Kehidupan harmonis dan terlihat mesra, itulah yang gue lihat dari sosok om dan tante gue ini. Sebut saja mereka om Erik dan tante Raya, pasangan yang telah menikah selama delapan belas tahun ini masih nampak intim dimana ada saja hal-hal yang dilakukan kepada satu sama lain untuk menjaga hubungan pernikahan mereka. Berbeda dengan keluarga gue yang cenderung cuek meski gue sangat sadar kasih sayang terhadap keluarga gue ini sangatlah berlimpah, tak kalah dari keluarga om Erik dan tante Raya.

Nama gue Jovi, berumur 22 tahun yang baru saja selesai menempuh pendidikan kuliah di salah satu kota besar di bilangan Jawa Timur.
Gue mengalami sebuah kejadian yang sungguh mengejutkan bagi gue. Ternyata apa yang terlihat di depan mata tak selamanya selalu mencerminkan kepribadian orang tersebut. Dan dalam konteks ini adalah kisah dari om dan tante gue. Oh, mungkin lebih tepatnya adalah kisah hidup keluarga mereka.

Om Erik adalah adik dari Papa gue, ia menikah dengan seorang wanita asal ibu kota dan telah dikaruniai dua orang anak laki-laki yang bernama Frans berusia 20 dan Davi berumur 19 tahun. Seperti yang gue ceritakan singkat di awal, keluarga om Erik sangatlah harmonis, hubungan antaranya dan tante Raya yang mesra, berikut pula dengan kedua anaknya yang sangat akrab layaknya teman sebaya. Terkadang gue merasa iri ketika melihat keluarga itu bisa begitu terbuka terhadap satu sama lain. Ingin rasanya mencoba hal yang sama pada keluarga gue, namun memang tipikal keluarga kami sangat berbeda meski Papa gue dan om Erik adalah saudara kandung.

Singkatnya, gue yang baru lulus ini diminta untuk tinggal sementara di rumah om Erik di ibu kota negara tercinta karena proses pencarian pekerjaan gue yang mengharuskan gue datang ke lokasi untuk interview. Hal ini dikarenakan gue yang beberapa kali izin menumpang di rumahnya selama satu atau dua hari untuk sekedar interview dan langsung kembali pulang setelahnya.

"Buat apa buang-buang duid bolak-balik kesini kamu Jovi! Udah nginep di rumah om aja. Nanti juga pas udah keterima kerja kalau kamu mau tinggal disini juga boleh." Ujar om Erik yang pada akhirnya gue iyakan setelah mendapat restu Papa dan Mama.

Di rumahnya yang besar itu terdapat satu kamar tamu yang kini gue tempati menjadi kamar gue. Minggu-minggu awal tak gue lihat adanya yang aneh dalam keluarga om Erik. Semua berjalan seperti apa yang gue tahu selama ini. Mereka rutin selalu sarapan bersama, dilanjutkan dengan kegiatan masing-masing oleh mereka, dan jika sempat pun mereka turut makan malam di rumah bersama pula. Kembali, rutinitas ini cukup berbeda dengan rutinitas di rumah gue yang masing-masing dari kami akan sibuk dengan urusan masing-masing. Walau begitu tetap gue ingatkan jika keluarga gue tetap harmonis dan tidak ada masalah yang kami miliki.

Sampai pada sekitaran satu bulan gue tinggal bersama mereka, gue menemukan beberapa keganjilan yang gue rasa tidaklah wajar.
Pertama, om dan tante kerap kali gue temukan tertawa sendiri menatap HP sambil mengetik. Awalnya gue kira mereka hanya senang karena obrolan di HP itu, entah oleh cerita lucu, atau adanya perbincangan menarik bagi mereka. Namun lambat laun gue sadari bahwa tawa itu bukanlah hasil dari kelakar yang mereka terima. Gue pahami bahwa tawa yang mereka ekspresikan merupakan sebuah rasa bahagia yang mengandung rasa. Layaknya orang yang sedang kasmaran saja.

Kedua, ada suatu peristiwa yang secara tidak sengaja gue temukan saat terjaga malam-malam. Om Erik beberapa kali saat tengah malam akan keluar menuju ke kamar mandi di luar meski ia memiliki kamar mandi pribadi di kamarnya. Pernah gue mencoba untuk mencari tahu apa yang om Erik lakukan di kamar mandi. Samar-samar terdengar suara percakapan singkat yang tak jelas. Namun beberapa perkataannya yang jelas terdengar oleh gue adalah sebuah ajakan.
"Ayoo.." "Terus.." "Aahhh hahh iyaah.." Terus sayaang masukin yaa." "Oohh."
Sedang hal aneh gue tak sengaja temukan juga pada tante Raya. Pernah gue yang sedang melewati meja makan, menoleh ke arah tas nya yang terbuka. Gue melihat ada rentetan kondom di dalam tasnya itu, berikut dengan botol pelumas yang gue sangat yakin karena merk yang tante pakai mirip dengan apa yang gue miliki.

Fun WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang