Aku punya kebiasaan yang sebenarnya sedikit aneh. Ini di mulai sebulan lalu, belum begitu lama sejak Tokito bergabung dengan Organisasi dan menjadi Hashira.Dia tipe orang yang tak peduli pada apapun jika itu tidak menyangkut pekerjaannya sebagai Pemburu Iblis. Dia juga terlalu kaku dan hanya mementingkan apa yang menurutnya jadi prioritas. Sampai kemudian aku baru tahu kalau dia punya masalah dengan ingatannya. Ia hanya mengingat jati dirinya dan tugasnya. Begitulah dia akhirnya selalu pergi memburu iblis dengan membabi buta.
Namun dengan sifatnya yang seperti itu, entah bagaimana menguntungkanku di satu sisi dengan cara yang aneh. Dalam suatu kesempatan, aku bisa menceritakan seluruh kisahku yang selama ini ku pendam sendiri. Selama itulah dia hanya diam. Tak ada reaksi, tak ada tanggapan, layaknya sebuah benda mati. Bahkan dia akan langsung pergi begitu ceritaku selesai. Lalu setelahnya, dia akan melupakan semuanya. Saat bertemu lagi esoknya pun, dia tetap bersikap seolah tak mengenalku.
Begitulah pada akhirnya, aku terus ketergantungan pada kebiasaan anehku ini.
Tapi hari itu, rasanya berbeda. Tepukan hangat pada punggungku ini, apa memang seperti ini rasanya? Jika bukan sebuah benda mati yang mendengarkanku, apakah ini adalah reaksi yang akan ku dapatkan?
"Apa yang kau lakukan?"
Pertanyaan bernada dingin itu seketika menghentikannya menepuk-nepuk punggungku. Bukan hanya itu, dia bahkan menggeser lagi tubuhnya ke posisi semula.
Kemudian, hening.
Aku dengan bodohnya berpikir untuk menunggu dia membuka mulut dan menjawabku, tapi dia tetap diam. Padahal aku terus menghujaminya dengan pandangan minta penjelasan, tapi dia malah membuang muka dan sibuk melihat-lihat ke berbagai arah.
Baru beberapa saat setelahnya aku sadar, "ah, kau boleh berbicara sekarang. Sudah cukup permainan benda matinya." dia enggan menjawabku karena ulahku sendiri.
"Kau tak tahu? Itu namanya 'puk-puk'. Yang tadi itu aku sedang memberimu 'puk-puk'."
"Puk-puk?"
"Iya. Karena aku tidak di perbolehkan memberi respon apapun, lagi pula aku juga tak tahu harus merespon apa, jadi itulah yang ku lakukan. 'puk-puk', sebagai ganti dari; 'tetaplah semangat, kau sudah melakukan yang terbaik, kerja bagus, dan itu bukan salahmu'."
"Sepertinya kau masih tak mengerti tentang permainan benda mati yang ku mainkan."
"Kaulah yang sebenarnya tak mengerti. Benda mati memang tidak bisa memberikan respon atau bereaksi pada apapun, tapi benda mati bisa bergerak."
"Mana ada benda mati yang bisa bergerak?"
"Ada, kok. Kalau benda itu tertiup angin, tersenggol tak sengaja oleh sesuatu, atau karena goncangan. Jadi anggap aja aku adalah benda mati yang sedang tertiup angin ke arahmu dan bergerak memberimu 'puk-puk'."
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Sun Goes Down (DEMON SLAYER FANFIC)
FanficBercerita tentang Calliope, seorang gadis biasa berusia 19 tahun yang tahu-tahu nyasar ke dunia asing dimana Iblis dan para pemburu Iblis eksis. Sebenarnya bukan masalah besar andai kata Calli---sapaan akrab Calliope---di perkenankan bisa diam saja...