5. Please teach me how

280 22 9
                                    

Liz dan Rei mengaitkan tangan mereka satu sama lain dan kembali keruang latihan, member yang lain sudah menunggu mereka.

Anehnya tidak ada satupun dari mereka yang terlihat kaget, mereka malah tersenyum-tersenyum sendiri. Liz dan Rei yang baru saja sampai menyadari hal tersebut heran, 

"Mengapa kalian tidak kaget?" Tanya Rei kepada yang lain. Mnedengar hal itu para anggota grup ive itu tertawa terbahak-bahak dengan keras

"HAHAHA astaga tidak kusangka rencana jahat dari Gaeul unnie berhasil" Ucap Leeseo yang membuat Gaeul semakin tersenyum sumingrah

"Ya! itu tidak jahat hanya saja sedikit berbahaya" Jawab Gaeul. Lizrei yang mendengar itu menatap satu sama lain, Rei mengerti maksud dari percakapan itu namun Liz masih bingung.

"Hah? maksudnya? yaa aku sangat bingung" Ucap Liz frustasi

"Liz-yaa maaf sudah berbohong padamu, aku terpaksa, itu adalah rencana Gaeul unnie dan Yujin unnie. Itu sebabnya aku meminta handphone mu oh ya maaf kalau kau menunggu sangat lama!" Jawab Wonyoung yang membuat pikiran Liz terbuka

"OHHHH YAH UNNIE TEGANYA KALIAN" Teriak Liz yang disambut tawaan kecil dari Rei. Liz menyadarinya dan bertanya

"chagi-yaa apa kau juga tau akan rencana menjengkelkan ini?" Tanya Liz pada sayangnya itu

"Tidak, aku tidak tahu kok tapi kurasa ini satu-satunya rencana agar kita bisa berbaikkan kan?" Ucap Rei dengan senyuman yang membuat kekesalan Liz mereda. Liz membalasnya dengan senyuman juga

Semuanya tertawa sampai Yujin membuka suara,

"Ngomong-ngomong Liz, apakah Rei terlalu kasar sampai bibirmu terluka seperti itu?" Tanya Yujin menggoda sikucing itu sambil menunjukkan senyuman mematikannya

Para anggota yang lain menjadi fokus pada bibir Liz dan memang terdapat luka dibibirnya

"Y-YAH TIDAK INI T-TADI A-AKU-" Liz tidak bisa mengelak toh itu terlihat sangat jelas

"HAHAHA Liz-yaa kau sudah besar oh dan kamu Rei apakah kamu juga membuatnya sampai kehabisan nafas?" Berbeda dengan Liz yang gugup Rei malah tenang menjawab pernyataan dari Gaeul sambil terkekeh sedikit

"Tentu saja unnie, tidakkah kamu lihat wajahnya semakin memerah?" Goda Rei sambil merangkul pinggang Liz dihadapan member yang lain. Liz yang semakin malu hanya bisa menyembunyikan wajahnya ditekuk Rei, Rei yang melihat itu hanya dapat tertawa lagipula Liz terlihat sangat lucu!

"Rei-yaa jangan kau leceti liz-ku, jika aku lihat liz terluka karenamu aku tak akan segan-segan memakanmu" Canda Wonyoung yang dibalas Rei dengan tawaan

"HAHAHA siap bos"

Para memberpun beristirahat didorm masing-masing sehabis mereka latihan, hari yang sangat indah bagi para member, terlebih bagi Lizrei. Liz sekarang kembali tidur bersama Rei seperti biasa.

Kini Liz sedang memainkan gamenya sedangkan Rei baru saja selesai memakai skincarenya.

"Liz-yaa kau tidak lapar?" Tanya Rei sambil berjalan kearah tempat tidur mereka dimana Liz berada. Liz yang terlalu fokus kepada game PS-nya itu, hanya menjawab "Hmm?" saja. Ia sedang tidak fokus kearah yang lain selain gamenya.

"Chagi?" Tanya Rei lagi. Rei yang melihat Liz terlalu fokus ke gamenya, menunjukkan smirk nya dan menempati dirinya diatas Liz yang tertidur dan menyingkirkan PS milik Liz yang membuat Liz kaget dan menelan ludahnya.

Tidak ada apa-apa, hanya mereka memuja tiap inci wajah mereka satu sama lain. Rei tersenyum dan menangkup wajah Liz dengan salah satu tangannya

"Lain kali jangan terlalu fokus pada game hmm? aku juga mau kau perhatikan" Ucap Rei mengerucutkan bibirnya dengan lucu. Liz yang melihat itu kelewat gemas dan mencubit kedua pipi Rei

"Astaga lucunya! baiklah aku minta maaf chagi" Ucap Liz.

Rei pun menurunkan tubuhnya dan berbaring disamping Liz serta menghadapkan kepalanya kepada kucing itu.

Liz merasa bibirnya kering dan ingin menjilatnya namun luka dibibirnya membuat jilatan itu terasa perih

"ouchh" Liz merintih perih pada bibirnya, Rei melihat itu.

"Apakah masih sakit?" Tanya Rei

"Iya, tapi hanya sedikit" Jawab Liz yang mendapat anggukan dari Rei. Tanpa aba-aba Rei pergi untuk mengambil obat.

"Chagi-yaa~ duduk dulu, biar kukasih obat bibirnya" Ucap Rei hendak mengobati luka dibibir Liz

"Tapi kalau tambah perih gimana?" Ucap Liz khawatir akan bibirnya yang akan diolesi salep

"Kalau tambah perih nanti kucium biar gak perih lagi" Ucap Rei dengan santai tanpa memperhatikan jantung Liz yang sedang berdetak sangat cepat dan rona merah yang terlihat dipipinya.

Rei yang melihat itu hanya tertawa kecil, Liz terlihat sangat gemas! Rei terlalu gemas hingga ia menangkup pipi Liz dan mencubitnya pelan

"Ishh gemes banget sih kamu, cepetan sini kuolesin" Ucap Rei 

"Iya deh"

Rei pun mengobati bibir Liz, memang agak perih awalnya namun ia bisa menahannya. Mereka pun tidur dengan kepala Liz menimpa lengan Rei yang terlentang, mereka memeluk satu sama lain seperti mereka takut bahwa besok mereka tidak bisa melakukan hal itu lagi.

Kalau kalian berfikir Rei menyatakan perasaannya, mencium bibir Liz dan mereka berhubungan sekarang itu salah besar. Toh, rasa gengsinya lebih besar daripada rasa takut kehilangannya.


Flashback:

"A- aku tidak tahu. Setiap aku mengingat kejadian itu, jantungku berdegup dengan kencang mukaku menjadi sangat merah aku tidak bisa mengembalikan perasaan itu. Aku sangat aneh dengan perasaan itu namun itu menggelitik perutku." Jelas Liz. 

Rei yang mendengar itu menjadi senang, ia tahu pasti Liz merasakan hal yang orang sedang jatuh cinta rasakan. Namun, ia yakin Liz belum menyadarinya. Akhirnya Rei juga duduk disamping Liz dan Rei mencium pelan pipi Liz meninggalkan rona merah yang terlihat sangat jelas. 

"Kamu tau gak sih itu artinya apa?" Tanya Rei sambil memeluk Liz dari samping.

"Emm gak tau... Emang artinya apa?" Jawab Rei yang kembali bertanya pada Rei

"Emmm.... nanti kamu tahu sendiri. Intinya aku mau kita kayak dulu lagi. Aku kangen banget sama kamu" Ucap Rei sambil meletakkan kepalanya ke pundak Liz

Liz tersenyum merasakan beban tak berat dipundaknya itu. Tenang. Nyaman. hanya itu rasanya, mereka membeiarkan moment itu berlangsung lama.

"Bantu aku Rei.." Ucap Liz memecahkan suasana hening

"Hmm?" 

"Bantu aku menemukan jawaban dari rasa yang kurasakan ketika bersamamu" Ucap Liz yang membuat Rei tersenyum.

Terkadang Liz itu sangat pintar tapi juga bodoh. 

"Tentu saja, aku akan membantumu" Jawab Rei dengan menatap Liz dan menunjukkan senyumnya. 

Mereka kembali berpelukan, namun kini wajah Rei sangat dekat ke cekuk leher Liz, membuat deruh nafas Rei saja bisa terasa oleh Liz dan tentu saja hal itu mengelitik.

Rei tahu kalau Liz merasa geli karena wajahnya terlalu dekat dengan leher sikucing, tapi ia ingin menjahili Liz dengan lebih mendekatkan wajahnya dan sengaja mempercepat deruh nafasnya yang membuat Liz menggigit bibirnya dengan keras supaya suara-suara yang aneh tidak akan keluar dari mulutnya.

Liz terlalu kuat menggigit bibirnya sampai terluka, Rei yang pura-pura tidak tahu apa-apa hanya cemas,

"Astaga bibirmu kenapa?" Tanya Rei

"A-ahh i-ini tadi aku terlalu keras aja gi-gigitnya" Ucap Liz terbata-bata takut Rei mendunga hal yang iya-iya

"Emm.. lain kali hati-hati yaa"

"Iya, u-udah yuk kita latihan"

"Baiklah Chagi~"

Liz mengaitkan tangannya ke tangan Rei begitu juga dengan Rei.

'Keknya lehernya bagian yang sensitif banget ya?' Ucap Rei dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.


Fan Service? || LizreiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang