7. Forgive me please?

353 23 21
                                    

Selesai kejadian itu, para member pergi ke dorm mereka untuk beristirahat. Untuk lengan Liz, masih terdapat bekas memar disana dan masih terasa sakit. Awalnya Manager membolehkan Liz untuk beristirahat diruang kesehatan namun Liz menolak dengan alasan bahwa sakitnya sudah sisa sedikit.

Liz masih merasa sedikit kesal dengan Rei, namun rasa sayangnya pada Rei lebih besar dibandingkan apapun. Liz memutuskan untuk kembali tidur didormnya bersama chagi-nya itu.

"apakah kamu serius Liz? maksudku kamu boleh aja tidur denganku lagi" Ucap wonyoung memastikan

"Iya, aku mau ngomong sama Rei juga" Jawab Liz

"oke, semoga hubungan kamu sama Rei baik-baik aja yaa. Aku jadi merasa bersalah" Lanjut wonyoung yang membuat Liz tersentuh

"Aahh tidak mungkin itu karena kamu wony, tenang aja" Jawab Liz menenangkan Wonyoung. Wonyoung pun menganggukkan kepala dan keduanya memustuskan untuk kembali ke dorm masing-masing.

Sesampainya di dorm, Liz melihat Rei yang sedang duduk ditempat tidur sambil menundukkan kepala. Liz juga mendengar isak tangis dari punggung tersebut.

Liz mendekati punggung tersebut dan memutuskan untuk duduk disampingnya. Hendak untuk memeluk tubuh tersebut namun ditahan oleh yang lebih tua.

"Sudahlah Liz, nanti tanganmu makin sakit. Tidurlah kamu pasti lelah, aku akan cuci muka sebentar" Rei yang selesai berbicara itu hendak pergi namun liz menahan tangannya.

"Rei..." Ucap Liz yang terdiam sejenak lalu melanjutkan ucapannya

"aku mau ngomong dulu"

"Kamu mau ngomong apa?" Tanya Rei

"Kenapa kamu tiba-tiba marah kemarin? kamu marah aku tidur di dorm wony? atau aku ada salah? tolong kasih tau Rei" Ucap Liz sambil memohon pada Rei

Rei terkejut mendengar ucapan Liz karena ia mengira bahwa Liz akan memarahinya karena kejadian kemarin.

"Aku-"
Terdiam sejenak, Rei sangat bingung menjawab apa

"Aku g-gak tau, ak- aku minta maaf soalnya aku emang lagi emosi aja. Aku ke toilet dulu" Jawab Rei sambil bergetar dan seperti ingin menangis

"Tunggu!" Ucap Liz sambil menarik tangan Rei yang hendak pergi namun akibat terlalu keras menarik membuat Rei hampir jatuh menekan tubuh Liz. Kini posisinya Rei menahan Liz dengan kedua tangannya, telapak tangan sebelah kanannya berkaitan dengan telapak tangan Liz.

Hening.

Itulah yang terjadi sekarang, tidak ada perlawanan dari kedua belah pihak. Keduanya menikmati pandangan wajah satu sama lain. Entah telah berapa lama mereka tidak melihat dengan tatapan yang begitu dalam

Mereka terus dalam posisi seperti itu sampai Liz memeluk Rei dengan tiba-tiba.

"Rei... hiks tolong jangan menjauh dariku hiks kemarin kamu marah banget... aku ada salah apa? Hiks kasih tau aja Rei. Aku gak mau kita terus diam-diam gini" ucap Liz sambil menahan tangisannya.

Rei kaget dengan perlakuan Liz, walaupun kaget dia tidak menolak pelukan tersebut. Iya membalasnya.

Rei tidak menjawab, dia hanya memeluk tubuh mungil Liz dan menghirup aroma tubuh Liz yang baunya tidak pernah berubah. Bau vanila dan madu yang sangat membuat candu bagi Rei.

Ughh andaikan Liz tahu betapa rindunya Rei terhadap bau ini.

Rei pun mencakup pipi Liz dan menyingkirkan air matanya sambil tersenyum dan berkata

"Aku minta maaf ya Liz, aku kasar banget pas waktu itu. Aku... entahlah aku cemburu ngeliat kamu sama Wony yang semakin dekat tiap harinya. Aku tahu aku aneh, masa cemburu liat temen sama temennya yang lain? Tapi aku sadar Liz, aku bukan sayang kamu sebagai teman aja tapi juga dalam makna yang lain. Aku cinta kamu Liz, aku udah terlanjur cinta sama kamu. Aku tahu aku salah dengan menaruh perasaan sama kamu, hubungan sesama jenis itu salah dan aku bahkan ngira kalau kamu suka sama aku haha. Maaf aku udah lancang ngomong gini tapi setidaknya aku udah bicara apa yang ada di hati aku" Jelas Rei yang membuat Liz diam mendengarnya.

Liz tidak percaya ini, Seorang Naoi Rei menyukainya? Bagaimana bisa?

"Kamu pasti jijik liat aku, aku-" hendak melanjutkan perkataannya, Liz menghentikannya dengan mencium bibir mungil Rei itu.

Tidak ada lumatan, hanya kedua bibir yang bersentuhan menikmati setiap detik jantung mereka berbunyi dengan keras.

Rei kaget? Tentu saja. Namun Rei tidak menolak. Rei pun dengan sengaja menggigit bibir bawah Liz dengan tujuan agar Liz membuka mulutnya.

Setelah terbuka, Rei tidak menyia-nyiakan waktu. Iya memasukkan lidahnya agar menyentuh lidah Liz. Lidah mereka bertengkar dan saling melawan satu sama lain. Rasanya menggelitik diperut.

Liz hanya bisa membalas permainan yang didominasi Rei dan mendesah sedikit.

"Mhmm" desah Liz sedikit.

Tidak ingin hasratnya membesar, Rei menyudahkan kegiatan tersebut. Rei tahu jika dia tidak berhenti maka dia tidak akan bisa menahan diri untuk berbuat lebih.

"Kok berhenti?" Tanya Liz dengan wajahnya yang polos dan seperti menginginkan lebih.

"Emang kalau aku lanjutin, kamu mau?" Canda Rei

"Mau kok!" Jawab Liz sambil menunjukkan bibirnya lagi tanda ingin dicium lagi namun Rei menolak

"Dasar bocil, anak kecil gak boleh banyak ciuman"

Mereka tertawa dengan candaan mereka namun apa sebenarnya arti ciuman itu?

"Liz.." ucap Rei menghancurkan suasana jenuh

"Hmm?"
"Maksud ciuman tadi itu apa?" Tanya Rei memastikan apa yang dipikirkannya

"Masa kamu masih gak ngerti?" Ucap Liz kembali bertanya

"Aku ngerti- tapi mau mastiin aja" Ucal Rei yang membuat Liz terkekeh

"HAHAHAHA, aku juga cinta kok sama kamu chagi~ aku kaget kamu juga gitu HAHAHAHAHA. Arti ciuman itu ya aku Nerima cinta kamu" Jelas Liz yang membuat Rei tersenyum sempurna.

"HAH? SERIUSS?!" Ucap Rei yang membuat Liz agak kesal.

"Iyalohh chagi"

Begitulah percakapan mereka yang pastinya akan berlanjut. Kini mereka menjalani hubungan secara diam-diam. Belum ada yang mengetahuinya, mereka menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

Fan Service? || LizreiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang