•Raiden Aneska•

6 2 0
                                    

"Kiw cewek, sendirian aja nih," goda cowok brandalan langganan bk,  yang kini duduk di atas meja.

Cewek yang tengah membaca buku di perpustakaan ini hanya meliriknya sekilas, lalu menghela nafas dan menggelengkan kepala. Kemudian melanjutkan bacaannya.

Merasa di abaikan, cowok itu mengepalkan tangan dan menutup bukunya.

Hingga decakan kecil terdengar keluar dari mulut mungil gadis itu. "Maaf ya, kak. Ada apa?"

Mata cowok itu terus terpaku ke dada adik kelasnya. Membuat dia salah paham lantas menutup area sensitifnya dan memukul lengan cowok itu dengam buku.

"Ish dasar cowok mesum!" ucapnya cukup kesal.

"Aduh kenapa di pukul!" Cowok itu juga kaget. "Padahal gue lagi baca name tag lo."

Cewek itu menaikan sebelah alisnya. Lalu melirik name tag nya dan menatapnya lagi. Apa iya? batinnya. Tak mau berbicara banyak hingga terkesan cari perhatian. Ia lebih memilih kembali duduk dan membuka bukunya lagi.

Tapi cowok itu malah kembali menutupnya dan masih duduk di atas meja.

Mata gadis itu sempat melirik tak suka padanya. Tak mau ribet, ia kembali membuka buku itu. Namun lagi-lagi kakel nya itu kurang ajar terus menutup buka bukunya, hingga akhirnya ia kesal dan memukul lengannya begitu keras.

"Argh!"

Mata coklatnya mengerjap, dahinya mengkerut. "Seorang cowok brandalan di pukul dikit gitu teriak? Hhh cemen," ucapnya pelan.

"Gue gak budek."

"Maaf ya kak, tolong kalo mau ribut jangan disini. Sekarang mending kakak cari tempat duduk lain, atau aku yang pergi dari sini?" Cewek itu sudah berdiri penuh amarah.

"Eh sabar dulu," balasnya menenangkan. Lalu mengulurkan tangan mengajak kenalan. "Hai Aneska. Gua Raiden Cavaro Devandra. Ibu gua pengusaha kaya raya. Bapak gua kepala sekolah disini--oh ya gua anak TKRO. Boleh ga kenal sama lo?"

Aneska menatap tangan Raiden. Pasti banyak cewek yang dia giniin. Ia menelan ludahnya antara ingin membalas jabatan tangan itu atau hanya tersenyum.

"Gua tau gua ganteng."

Mata Aneska melotot tak terima. Ia menyatukan kedua tangannya dan tersenyum. "Salam kenal, kak Raiden, permisi," katanya lalu berjalan keluar perpustakaan.

Merasa feedback nya kurang wow. Raiden tersulut emosi hingga keluar kata, "Ck sok jual mahal. Aslinya murahan-"

Bruk!

Sebuah buku yang semula di pegang Aneska kini telah melayang dan mendarat di mula Raiden.

Raiden menutup mata dan hanya terkekeh.

"Sekali lagi kakak bicara kurang ajar seperti itu. Maka kakak akan sering dapet ini---" Aneska menonjok lengan Raiden cukup kuat. "Aku gak seperti yang kamu pikirkan!" Ia pergi setelah mengambil kembali bukunya.

Raiden terkekeh. "Aduh sakit," ejeknya membuat gadis itu mendengkus kesal. Membiarkan Aneska pergi dengan seribu cacian di hati untuknya.

Raiden? Cuman cowok sombong tukang pamer.

Raiden? Cowok brandalan, preman sekolah, langganan bk.

Raiden? Si paling lelet dan terlambat.

Raiden? Cowok belagu dan menggunakan uang untuk mendapatkan segalanya. Bahkan keadilan untuknyapum bisa di beli dengan uang.

Raiden? Cowok kelewat batas kepedean. Ganteng? Biasa aja sih.

Twice LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang