SMK NUSA BANGSA, sekolah dengan akreditasi A+, di isi murid berprestasi dengan fasilitas elite dan lengkap.
Menyediakan 8 konsentrasi bidang keahlian di antaranya: Teknik Komputer Jaringan Telekomunikasi (TKJT), Akuntansi Keuangan Lembaga (AKL), Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO), Kuliner, Tata Busana (TB), Teknik Elektronika Indistri (TEI), Perhotelan, Tata Rias (TR), Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB).
Dimana setiap jurusan ada 3 kelas, setiap kelas berisi 38 siswa. Jika di total ada 24 kelas setiap tingkatnya. Sekolah menggunakan sistem rooling setiap minggu agar siswa bisa merasakan setiap tempat dan tidak merasa bosan. Ada lebih dari 100 guru yang mengajar disini. Setiap tahun muridnya selalu berkurang. Entah pindah, mengundurkan diri atau di keluarkan.
Karna sekolah yang di dirikan belum genap 25 tahun itu, mengharuskan mereka memiliki aturan ketat setiap tahunnya di ganti, agar bisa meningkatkan penghargaan yang di eaih.
Tiap kali murid di beri batasan untuk izin hanya 3 kali setiap 1 semester. Jika lebih akan terkena sanksi. Jika sakit harus ada surat dari dokter.
Merusak fasilitas sekolah akan kena denda.
Dan masih banyak lagi aturan-aturan sekolah ini yang masih bisa di jabarkan dan di patuhi. Termasuk datang ke sekolah jam 6 sudah harus kumpul di lapangan. Untuk melakukan apel pagi. Dan juga sore hari setelah KBM.
Di saat kebanyakan siswa dan guru berbaris di lapangan. Lagi dan lagi anak itu yang kena hukuman. Di kumpulkan di depan semua siswa dan di hukum push up 25 kali.
Kemudian di bariskan terpisah dari jurusannya.
"Itu kak Raiden lagi yang di hukum gara-gara telat. Ga bosen apa ya di hukum mulu," bisik cewek di samping Aneska.
Aneska memutar-mutar ujung sepatunya. "Namanya juga anak nakal. Susah di atur. Di bilangin ngeyel."
"Tapi meski gitu tetep aja ganteng ya," kata Sheryl sambil tersenyum tipis.
Muka Aneska berubah drastis. "Ganteng sih ganteng. Tapi nakalnya jangan kelewat batas juga."
"Ya tapi badboy sih bener. Coba liat postingan instagramnya dark semua."
Setelah apel pagi selesai. Murid yang di pisahkan gara-gara terlambat itu kini di berikan ceramah panjang lebar.
"Kalian gak ada capek-capeknya telat!" kata guru pria itu sambil memutari barisan mereka. "Di liat-liat ini lagi dan lagi terus menerus. Ada kurang 1. Dia sakit katanya. Kalian gak ada perkembangan mau berubah?"
"Terutama nama kamu Raiden. Sudah tercoreng merah di ruang guru. Jelek nama kamu. Ancur." Guru itu menatap Raiden yang memainkan sepatunya. "Kamu ini kalo saya ngomong dengerin! Jangan diem aja!"
"Iya iya."
"Ayo gelutlah hayu. Bapak udah cape ngeladenin kamu dari kelas sepuluh sampe udah mau lulus pun tetap nyusahin!" Guru itu mendorong bahu Raiden. "Adu kekuatan di lapangan."
"Gas," balas Raiden membuat semua melotot.
Hingga akhirnya satu pukulan mendarat di rahang Raiden. Cowok itu tersenyum mengejek. "Lagi Pak gak kerasa."
"Saya itu sudah muak liat kamu disini!" katanya sambil menonjok Raiden terus menerus.
Lantas bukannya menolong murid yang lain malah melipir dan kabur ke kelasnya untuk memberitahu kabar ini.
"Woy Raiden gelut sama pak Bejo!"
"Lu juga cuman guru penikmat gratisan!" Itu yang terdengar. "Lu cuman guru cabul sama muridnya sendiri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice Love
Fiksi RemajaAneska Zahira Meishakila. Tidak banyak yang mengenalnya di sekolah. Semuanya hanya sekedar cukup tahu. Bahwa dia pernah dekat dengan salah satu teman seangkatannya yang most wanted. Dia hanya gadis yang tertutup di sekolah. Jarang berbaur tapi tutur...