1

556 38 0
                                    

Kedua netra bulat yang biasa memancarkan antusias dan kebahagiaan itu hilang begitu saja.

Berawal dari adanya kabar bahwa rekan kerja sang Ayah; beserta anak laki-lakinya akan bertamu ke rumah, gadis itu masih memancarkan kilat antusias dari kedua mata bulatnya. Sampai akhirnya, mereka masuk ke dalam inti dari maksud kedua belah pihak yang berjanji akan bertemu dan bercengkrama malam ini dengan menjadikan rumah keluarga Hanni— nama si gadis pemilik mata bulat, hidung mangcung namun terlihat kecil, dengan kedua pipi yang bulat berisi itu sebagai tempat berkumpulnya.

Awalnya, Hanni mengira bahwa keluarganya hanya akan bertemu dengan rekan bekerjanya sambil bertanya kabar dan mengobrol biasa saja. Namun, pikiran itu semuanya sirna sebab mendengar lantangnya suara sang Ayah sampai membuat Hanni yang tengah meminum jus alpukat dalam gelas beling panjang itu harus mengembalikan cairan jus itu ke dalam gelasnya. Gadis itu tersedak. Beberapa tetesan tersisa mengalir sampai ke dagunya. Sang Bunda dengan sigap mengambil tisu untuk membantu anak gadisnya menghapus bekas cairan jus tersebut.

"Ya, kami sepakat buat menjodohkan kalian berdua." Lain halnya dengan pemuda yang harusnya menjadi bintang utamanya selain Hanni, ia terlihat tenang sambil menatap lurus kepada gadis di hadapannya sambil mengangguk sekilas.

Manik itu mengunci pada presensi di hadapannya, gadis yang tengah menatapnya bengis– masih setia dirapikan kembali penampilannya dengan sang Bunda. Gemas. Pemuda itu tersenyum kecil sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya lagi menatap wajah puas dan bahagia Ayahnya.

"Haruto setuju, anak manis yang satu ini juga pasti setuju, kan?" Satu telunjuk Ayah bergerak menyentuh bawah dagu anak gadisnya, berniat untuk menggoda. Pun sang Bunda yang ikut menggoda, menyenggol sisi tubuhnya menggunakan bahu.

Kalau bisa menangis, dirinya akan menangis sekencang-kencangnya. Kejadian ini benar-benar di luar ekspektasi dirinya! Gadis itu tidak menyangka bahwa akan ada hal seperti ini di hidupnya.

"Kamu tau gak, anak manis? Haruto itu dulu pernah tinggal di sekitar sini, loh! Sampai sekitar umurnya 12 tahun, terus Haruto dan keluarganya harus pindah ke Jepang karena alasan pekerjaan." Masa bodoh dengan fakta yang barusan ia dengar. Yang gadis itu inginkan hanyalah cara untuk kabur dari kisah konyol ini!

"Dan dulu kalian sering main. Kalau Haruto ke sini, kamu ikut, kalau Haruto ke sana, kamu juga pasti minta ikut." Imbuh dari sang kepala keluarga Watanabe, yang semakin membuat gadis kecil itu meringis. Benar-benar ingin menangis.

Haruto bagaimana? Ia hanya menunduk dan tersenyum canggung kala Ayahnya bercerita tentang masa kecilnya yang mungkin menurut kedua keluarga itu lucu, namun bagi Hanni sendiri itu adalah cerita konyol.






"Gimana kalau kita kasih waktu buat mereka berdua? Buat ngobrol-ngobrol ringan dan nostalgia masa kecil?" Suara yang begitu lembut mengalun menyapa indra pendengaran memberi usul.

Usulan barusan langsung dihadiahi anggukan antusias dari kedua orang tua yang berada di sana.

Satu persatu mulai bangkit dari duduknya sambil tersenyum manis kepada dua anak yang masih duduk terdiam mengamati kepergian mereka.

Tinggal lah dua makhluk yang berbanding balik sifatnya.

Keduanya masih setia terdiam sambil bergelut dengan pikirannya masing-masing.

"Mau ngobrol di teras? Biar lebih leluasa. Kayaknya orang tua kita masih bisa nguping di balik sana." Hanni menggerakkan kepalanya untuk menoleh pada arah yang ditunjukkan pemuda itu. Jari telunjuk panjangnya mengarah pada lemari jati besar tempat piring-piring dan patung kecil antik tersimpan di sana.

Gadis itu bisa langsung melihat kepala sang Ayah sedikit menyembul dari balik lemari itu.

Hanni hanya bisa menghela napas selepas bertatapan kembali dengan pemuda tinggi di hadapannya ini. Ia akhirnya mengangguk menyutujui usulan dari Haruto.

Ia ingin memakai kesempatan waktu dan ruang bersama Haruto untuk mengulang kembali pembahasan yang beberapa menit lalu kedua keluarga mereka bahas.

Jika bisa, Hanni ingin Haruto bekerja sama untuk membatalkan perjodohan yang menurutnya ini konyol.








Ya, semoga saja berhasil. Sebab, gadis kecil yang malang itu tidak tahu apa alasan kedua belah pihak keluarga setuju untuk menjodohkan anak-anak mereka.

[Haruto x Hanni] Status: On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang