'Waktu bisa mengubah segalanya'
Tidak ada yang mengelak, kata-kata tersebut memang benar apa adanya. Yang baik menjadi buruk, dan yang salah menjadi benar di masa depan.
Portal misterius yang muncul belakangan ini sebagai kasus tidak diketahui, memb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗦𝗨𝗔𝗦𝗔𝗡𝗔 tegang sungguh menekan oksigen yang masuk dalam sebuah ruangan berisi para penyihir Jujutsu.
Tak terkecuali anak-anak kelas dua; Maki, Panda, dan Toge, minus si murid kelas dua istimewa yang ditugaskan di luar negeri. Juga anak-anak tahun pertama; Yuuji, Megumi, Nobara, dan dirimu tentunya.
Ruangan rapat lebih besar dari biasanya, tentu saja karena mengundang anak Sekolah Menengah Jujutsu cabang Tokyo, Kyoto, dan daerah lainnya. Dikarenakan kasus kali ini sedang merajalela dan sangat membahayakan bagi masyarakat non penyihir, juga kasusnya kekurangan informasi sehingga belum ada penanggulangan kali ini.
Kamu duduk bersila dengan kaku, di sisimu terdapat Yuuji yang gugup, dan gurumu yang tidak lain adalah Gojō Satoru sebagai wali sekaligus guru anak kelas satu Sekolah Jujutsu cabang Tokyo.
"Aku tidak ingin berbasa-basi, kasus kali ini dibilang sangat mengkhawatirkan. Pelaku, alasan, dan bagaimana kasus ini terjadi belum diketahui. Bahkan tanpa perintah petinggi, aku sudah ingin mengirim kalian semua untuk menyelidiki kasus misterius kali ini. Terutama kau, Gojō Satoru."
Digadang sebagai penyihir Jujutsu terkuat era ini, tentu nama seorang Gojō Satoru paling sering diucapkan pada misi-misi berbahaya, biasanya mengurus kutukan tingkat 1 keatas, juga sering bepergian ke tempat jauh sehingga muridnya tidak jarang pergi menjalankan misi tanpa dirinya sebagai pengawas.
Kamu melirik Satoru disebelahmu yang duduk secara kurang sopan dangan sebelah kaki yang ditekuk diatas, dan salah satu tangannya yang bertumpu pada lututnya yang tertekuk, juga kepala menunduk sehingga rambut putihnya yang terangkat sedikit menjuntai turun tertahan kain hitam penutup matanya.
"Aku tau," jedanya setelah diam sebentar, "Tapi apakah murid-murid tercintaku harus ikut? Anak-anak harus lebih menikmati masa mudanya, daripada menjalankan misi antahberantah yang bahkan kurang informasi."
Meski tenang nadanya, kamu yakin Satoru sedang menahan kesal dengan perintah Kepala Sekolah Yaga yang seenaknya mengikuti sertakan para murid.
"... Aku memang yang terkuat, tapi yang harus kau ketahui, aku tidak bisa menjamin keselamatan anak didikku. Contohnya seperti kasus Itadori Yuuji lalu," sindir gurumu pedas. Meski tertutup kain, kamu bisanya merasakan tatapan mematikannya yang mengarah pada Yaga— atau lebih tepatnya si tua Gakuganji yang duduk diam disebelah Yaga.
Mendengar itu, Yuuji merasa tidak enak. "Ugh, aku oke, kok. Kalau terjadi sesuatu, aku akan meminta Sukuna untuk mengurusnya—"
Bugh!
"Kugisaki, apa yang kau lakukan?!" Pemilik nama belakang Itadori itu meringis menahan nyeri di area pinggang karena sikutan Nobara yang tiada banding.