'Waktu bisa mengubah segalanya'
Tidak ada yang mengelak, kata-kata tersebut memang benar apa adanya. Yang baik menjadi buruk, dan yang salah menjadi benar di masa depan.
Portal misterius yang muncul belakangan ini sebagai kasus tidak diketahui, memb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗟𝗜𝗕𝗨𝗥𝗔𝗡 telah tiba! Tidak, ini hanya tanggal merah perminggu, dan hari ini adalah kesempatanku untuk memastikan sesuatu.
Sepatu kets sudah ku ikat talinya. Celana pendek, dan kemeja berwarna denim pemberian Ieri-san juga sudah terpasang rapi. Tak lupa tas selempang dan topi hitam, aku persis seperti orang yang mau kabur dari rumah.
"Kamu mau kemana, Iwato?"
Aku terjengit, rasanya seperti terciduk warga karena maling mangga. Aku terkekeh singkat saat mengetahui kalau orang itu adalah Ieri- san dengan pakaian santainya, dilihat dari penampilannya, mungkin baru bangun beberapa menit lalu?
"Pulang?" ucapku tak yakin, "Aku hanya ingin memastikan... kalau keluargaku di tahun ini baik-baik saja."
"Kau tinggal di Tokyo?" tanyanya, memasang wajah agak terkejut. Apakah kebanyakan penyihir dari luar kota? Contohnya Itadori-kun dan Nobara-chan, keduanya berasal dari desa— kata Gojō-Sensei.
Aku mengangguk, "Iya, tapi aku tidak yakin di mana tempat spesifiknya, itu sudah lama sekali sejak Gojō-sensei merawatku."
"Waw, dia merawatmu dari kecil? Luarbiasa, aku tidak tau kalau Gojō di masa depan akan seperti itu, dia tidak ramah anak kecil soalnya."
Aku tertawa, yahh, mereka itu dua orang yang berada di lini waktu yang berbeda. Pola pikir anak remaja dan orang dewasa tentu juga berbeda, walau hanya beberapa persen ada yang berubah. Namun kita membahas waktu, tidak ada yang tidak bisa ia ubah.
Lalu aku bercerita, bagaimana aku dan beliau bertemu pertama kali. Kalau tidak salah saat aku berumur 5-6 tahun, atau sekitar itu. Aku memang tidak ingat kronologinya, yang aku ingat hanya aku yang menangis, di tempat yang agak sempit.
Cuacanya agak dingin, atau memang dingin untuk bocah seusiaku saat itu. Kemudian anjing suci Megumi-kun menemukanku, dan akhirnya aku tinggal bersama keluarga Fushiguro, dengan Gojō- sensei sebagai wali kami.
"Tunggu, kalau Gojō menemukanmu, lalu bagaimana kalau tau di mana rumah keluargamu?"
"Dia pernah bilang, kalau tidak di Shibuya, ya di Roppongi." Sebenarnya aku takut Ieri- san ilfeel atau bagaimana. "Kalau tidak salah, di rumah pijat plus plus," lirih ku.
"Wow!" Dia menatapmu takjub, lagi. "Aku tak bermaksud menyinggung, tapi apa Ibu mu—?"
"Iya," kataku, "Selama hidupku, aku hanya ingat siluetnya saja, yang menyanyikanku lagu saat aku ingin tidur, lalu semua lenyap meninggalkan jejak tak pasti. Bisa saja aku bertemu dengan Mama, bisa juga tidak."
Aku tersenyum culas, "Kalau begitu aku mau pergi sekarang."
"Uangmu sudah di transfer, kan?" Maksudnya gaji kemarin, padahal aku dan Gojō- san tidak membunuh kutukan, tapi tetap ada bayaran. Aku mengangguk. "Kalau begitu, apa ku sangat terburu-buru? Jika iya, mungkin Getō bisa menemanimu, soalnya aku 'perempuan'."