8. Jatuh Cinta ?

137 15 1
                                    


"abang.." biben menaikan alisnya, sudah hapal dengan nada bicara nakunta saat menginginkan sesuatu, sekarang apa lagi yang akan diminta oleh adik nakalnya ini. 

biben melirik jam, pukul 9 pagi, masih terlalu dini untuk adiknya merengek kepadanya. biben tidak menyahut apapun, hanya menghentikan aktifitasnya yang sedang mengerjakan tugas proposal, lalu menyilangkan kedua tangannya didada. 

nakunta terkikik, dia tau abangnya ini akan menghentikan pekerjaan sepenting apapun jika sudah menyangkut akan dirinya. 

nakunta memeluk bahu abangnya dari belakang, menumpukan berat badannya yang akhir-akhir ini entah mengapa biben berfikir kalau tubuh nakunta semakin besar, bukan oleh lemak tentunya tapi lihat saja otot lengan yang sedang mengalung dilehernya, flexing.

"abang ada acara nggak hari ini? anter adek ke tempat softgun yuk bang. tempat mainya di yang timur, adek males kalo harus panggil taksi. "

kelas 2 SMA, nakunta sudah tidak pulang pergi kesekolah menggunakan sepeda lagi, orang tuanya memberinya hadiah motor di hari ulang tahunnya beberapa bulan lalu.

 kalo kalian berfikir nakunta bisa bebas pergi kemanapun menggunakan motornya, kalian salah besar. 

nakunta hanya diizinkan untuk menggunakan motornya ke sekolah, tempat skate board , arena softgun di sebrang kompleksnya dan rumah teman-temannya yang masih di sekitaran wilayah kompleks. 

selebihnya nakunta mendapat ancaman dari biben kalau ia akan membakar motor nakunta jika ia berani berpergi jauh dengan motornya. dan yang nakunta tahu abangnya tidak pernah main-main dengan ancaman yang ia buat demi keselamatannya. 

meskipun dirinya  adalah remaja jail yang tidak bisa diam tapi nakunta sadar kalau ancaman abangnya itu sangat beralasan mengingat dirinnya juga belum memiliki SIM.

"iwin nggak jemput?" tanya beben mengelus lengan adiknya yang masih nyaman bertengger di lehernya.

"iwin kan lagi liburan sama abang bay, hari ini dia ngak ikut. terus anak tim SG yang lain juga ada urusan, makannya adek pergi ke yang ditimur." 

biben mengangguk, ia ingat kalau salah satu teman band kekasihnya itu sedang liburan, berkatnya ia akan punya waktu seharian untuk bersama biu karna band kekasihnya itu libur latihan. 

maka dari itu ia berniat membereskan segala macam tugas kuliahnya agar bisa puas bersama kekasihnya tanpa ada gangguan. 

tapi nyatanya tidak semulus itu, biben tidak akan bisa menolak perminta-an nakunta, ia sadar semakin nakunta beranjak dewasa, ia akan tidak butuh bantuannya lagi. 

ia akhir-akhir ini merasa kehilangan karna nakunta tidak pernah meminta di antar karna dia sudah memiliki sepeda motor. 

nakunta juga semakin banyak teman, badannya semakin terlihat seperti lelaki sejati dengan otot-otot yang menonjol, ya meski wajah baby facenya membuat adik yang sudah tidak manja lagi itu masih terlihat seperti anak kecil. 

oh , nakunta bukan 100 persen tidak manja lagi, ia masih sering sekali mengganggunya, mencari perhatianya, hanya saja intensitasnya berkurang, dan biben terkadang merindukannya.

ia sudah kepalang janjian dengan biu jam 11 nanti, ia akan menginap di salah satu villa milik uncle milenya sebagai perayaan anniversary-nya bersama biu. 

ia berjanji tidak akan mengurusi yang lain selain waktunya bersama kekasih manisnya sampai minggu sore. sedangkan tugasnya ini harus dikumpulkan dihari senin. biben ragu, antara akan mengebut tugasnya setelah pulang dari villa dengan resiko tidak selesai dan dia akan gagal mata kuliahnya atau ia memohon pada biu untuk dibolehkan membawa laptopnya agar dia bisa mengerjakan tugas disana. biben menggelengkan kepalanya, mengernyit ngeri, biu sudah pasti akan membunuhnya.

Noir (Jeffta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang