11. Goodbye

162 15 2
                                    

Nakunta sudah sangat ingin kembali kekamarnya. 2minggu tidak bertemu jeffery entah mengapa ia merasa kalau kakak jeffnya ini semakin tampan, lihat itu senyum tengilnya yang sedang meledek abangnya, belum lagi saat baru datang tadi tetangganya itu dengan seenak jidatnya memeluknya erat sekali sambil berucap rindu, kalau begini caranya akan sia-sia acara move on nya.

Nakunta sedang mencicipi coklat oleh-oleh dari jeffery saat tiba-tiba tetangganya itu menghampiri dan begitu saja duduk disisinya. 

"Gimana perasaanya sebentar lagi bakalan jadi anak kuliahan?" Jeff memulai perbincangan setelah beberapa puluh detik hanya diam saja

"Seneng aja" nakunta menjawab pertanya-an jeff seadanya. Nakunta tau tetangganya ini hanya basa-basi saja.

Nakunta gagal untuk bersikap biasa saja terhadap kakak jeffnya, nyatanya dirinya merasa sangat canggung seperti ada tembok yang terlanjur ia bangun dan sulit untuk dihancurkan.

"Kak jeff juga seneng. can't wait" jeff kembali berucap dengan senyum yang menurut nakunta agak tidak biasa.

Nakunta mengeryit, memang kakak jeffy-nya ini tidak sabar untuk apa? 

Apa mungkin kakak jeffynya sudah sadar dengan perasaan-nya dan tidak sabar menunggu kepindahannya agar bisa secepatnya menjalin hubungan dengan davikah karena tidak enak kepada dirinya dan bermaksud menjaga perasaannya?

Nakunta merasa nelangsa, hatinya mencelos karna terlanjur berfikir kalau kakak jeffnya justru merasa bahagia karna akan berpisah dari dirinya.

Kalau difikir-fikir selama ini kakao jeffnya ini memang  memanjakannya karena ia menganggap dirinya seperti adiknya sendiri,

 jeffy pasti merasa jijik karena orang yang dia anggap seperti adiknya sendiri justru malah jatuh cinta padanya, terlebih ia adalah seorang lelaki.

Dada nakunta mendadak sesak, patah hati membuat otaknya jadi berfikir negatif dan pesimistis. Ia jadi membenci dirinya sendiri karena perasaan bodohnya ini justru membuatnya kehilangan kakak kesayangannya

Nakunta tidak tahan lagi, ia pamit kepada 2 keluarganya untuk istirahat cepat karena merasa tidak enak badan.


===================

Ke esokan harinya nakunta sudah siap dengan koper dan beberapa barang bawaan untuk pergi ke apartemen barunya. Abangnya yang akan mengantar, mamih daddynya tidak ikut karena ada urusan dengan kedua orangtua  jeffery. 

Nakunta sudah memasuki mobil yang sudah siap berangkat tapi kakak jeffnya masih belum menunjukan tanda kalau ia akan memberikan salam perpisahan untuknya

Ia memang tidak pergi selamanya, dan sudah dipastikan kalau ia akan pulang kerumah orang tuanya ini setiap ada waktu libur , tapi apa kakak jeff-nya se-enggang itu hanya untuk melepas kepergiannya. 

Nakunta menghela nafasnya, percuma berharap, pikirnya.

Mobil mulai bergerak meninggalkan rumah seiring dengan nakunta yang memantapkan dirinya untuk mengubur perasaanya terhadap jeffy.

Ternyata menjadi dewasa tidak semenyenangkan yang ia bayangkan, ia tidak mempersiapkan dirinya tentang sakitnya patah hati dan kehilangan orang yang ia sayang.

Ini pertama kali nakunta merasa menyesal dalam hidupnya, ia menyesal karena telah jatuh cinta kepada orang yang salah, kalau tau resikonya adalah kehilangan kakak jeff tersayangnya, dari awal ia akan memilih untuk tidak pernah paham apa itu cinta.

Na'as sekali dirinya yang harus kehilangan cinta pertama dan orang yang sangat menyayanginya seperti kakaknya sendiri.

Nakunta jadi lebih banyak diam selama perjalanan, abangnya juga tumben sekali bisa diajak kerja sama karena sajak tadi abangnya hanya diam dan fokus menyetir sambil mendengarkan suara musik yang mengalun lirih dari audio car.

Perjalanan menuju apartemen barunya membutuhkan waktu sekitar 3jam , setengah perjalanan  biben telah mencapai limitnya untuk tidak mengajaknya bicara.

"Kamu nggak papa dek? Semalem ada bicara apa sama jeff?" Tanyanya sambil melirik nakunta yang menatap malas ke arah jalan.

"Nggak ada, cuma basa-basi aja" 

"Dek, jeff itu.."

Biben menggantungkan kalimatnya melihat nakunta yang menggelengkan kepalanya tidak ingin dirinya membahas apapun tentang sahabatnya itu, biben menghela nafas karna masalah adiknya dan jeff sepertinya tidak akan selesai dengan mudah. Keduanya terlanjur larut dengan perspektif dan pemikirannya sendiri sehingga tidak mampu untuk memahami hati masing-masing.

Biben memilih untuk menghentikan pembahasan tentang jeff, ia berfikir mungkin sudah waktunya ia membiarkan nakunta mengatasi masalahnya sendiri. dan untuk jeff, biben hanya berharap apapun yang sedang di rencanakan Oleh sahabatnya itu tidak justru berbalik menjadi duri untuk keduanya.

sisa perjalanan mereka gunakan untuk mengobrol hal ringan sambil sedikit nostalgia masa kecil mereka berdua, sampai saat ini biben masih saja tidak percaya kalau adik kesayangan yang sejak kecil selalu menempelinya sekarang sudah beranjak dewasa dan akan tinggal di apartemennya sendiri,? atau mungkin tidak?. biben tersenyum memandang sayang kearah nakunta yang sudah tertidur disebelahnya.

===============

"maaf ya bang, koper adek ntar taro di lobby aja titip ke pak satpam. adek bener-bener lupa kalo hari ini harus kekampus dulu, untung temen adek ngingetin." 

biben menghela nafas, 

"belum juga hari pertama kamu udah teledor gini, kamu yakin mau tinggal jauh dari mamih daddy?kalo berubah fikiran masih sempet loh minta daddy buat masukin kamu dikampus bareng iwin." 

nakunta melotot tak terima abangnya yang meragukan kemandiriannya.

"apasih bang! adek cuma salah hari aja kok. adek beneran bisa ya urus diri adek sendiri!"

nakunta mengembungkan pipinya lucu tanda ngambek pada abangnya. 

"iyadeh, nanti kalo ada apa-apa langsung hubungin abang atau daddy ya."

nasihat biben sambil mengusak rambut adiknya.

"abang tenang aja deh, kalo ada apa-apa adek pasti bisa beresin sendiri"

biben hanya tersenyum dan melebarkan tangannya yang disambut pelukan oleh nakunta, mendadak nakunta jadi mellow , rasanya seperti ia akan berpisah lama dengan abangnya, padahal saat liburan mereka pasti akan bertemu juga kok.

nakunta menatap kepergian mobil biben yang mulai menghilang di gerbang kampusnya, belum ada satu menit rasanya ia sudah rindu pada abangnya, tapi nakunta menggeleng, ia harus kuat! dirinya adalah anak dewasa yang mandiri, ia akan mulai belajar menghadapi apapun yang akan terjadi pada hidupnya seorang diri, ia sudah harus berhenti untuk terus manja dan mengandalkan abangnya.


================================================================

long time no see buat siapapun yang nungguin update-an cerita ini.

sekarang part-timer juga selain punya kerjaan utama. jadi hampir nggak punya waktu libur. terus mac juga tantrum, screennya kebelah dua bikin mata sakit.berterimakasihlah sama tahun baru yang ngasih aku waktu untuk nyantai sebentar dan ngasih bonus juga jadinya bisa kebeli mac baru.

mulai januari mungkin bakalan tambah sibuk lagi tapi berhubung lagi sayang-sayangnya sama si mac yang baru berojol ini mungkin bisa update sesekali kalo bos-ku nggak tiba-tiba ngasih email kerja-an.

selamat tahun baru semuanya. semoga 2024 kalian semakin bahagia 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noir (Jeffta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang