Satu tahun sebelum meninggal, Jaya Pratama atau yang lebih akrab dipanggil Tama itu sudah mencium ketidakberesan dari salah satu bawahannya. Pasalnya, ada satu proyek yang ditanganinya namun keuntungan tidak masuk ke perusahaan. Ada juga keuntungan dari suatu proyek besar, namun tidak seratus persen masuk perusahaan hanya sekitar tujuh puluh lima persen saja yang masuk ke keuntungan perusahaan. Salah satu orang kepercayaannya bilang jika yang patut dicurigai adalah adik iparnya sendiri, Pandu Admaja.
Benar saja, beberapa berkas yang ditandatanganinya ada yang terselip berkas yang menyetujui adanya dana keluar cukup banyak namun bukan untuk kepentingan operasional perusahaan melainkan ke satu rekening atas nama yayasan sosial. Sepengetahuan Tama, yayasan sosial sudah ada yang bertanggungjawab dan istrinya lah yang mengurus semuanya. Tama langsung menelusuri dana itu dengan staffnya yang benar-benar bisa dipercaya dan amanah. Tidak butuh waktu lama semua sudah terlacak dan Tama sudah mengganti beberapa staff yang bermasalah serta membuat surat wasiat melalui pengacaranya jika suatu hari kejadian yang tidak diinginkan terjadi padanya. Memberi tahu ke sopir dan asisten rumah tangga kepercayaannya untuk menjaga keluarganya jika suatu saat dirinya tidak ada serta membukakan rekening pribadi untuk kedua buah hatinya tanpa sepengetahuan dari Pandu dan juga istrinya.
Semua berwaspada dengan semua gerak gerik dari Pandu, namun Tama belum berani melaporkan adik iparnya itu ke polisi karena bukti belum cukup kuat. Sebelum Pandu bertindak nekat, Tama sudah mempersiapkan dengan teliti dan hati-hati untuk masa depan kedua buah hatinya nanti. Hanya kepada Tuhan, kedua orang kepercayaannya di rumah yaitu Ujang dan Wiji.
***
"Bodoh!" Suara lantang lelaki tegap itu disertai sebuah benda kaca yang berserakan di lantai keramik ruang kerja di rumahnya. Dia marah dengan salah satu anak buahnya karena salah satu rahasia sudah di gagalkan oleh seseorang. Entah siapa orang itu yang sudah berani membocorkan rahasianya. Sekarang setiap tindakannya di kantor akan diawasi dan dijaga ketat oleh orang-orang kepercayaan kantor tersebut. Sang anak buah hanya bisa tertunduk, rasa takut mulai menyelimuti. Pasalnya, sang bos akan membanting apa saja yang dia kehendaki. Terkadang akan menampar maupun menendang anak buah yang bersalah. Bahkan pernah ada salah satu anak buahnya yang sampai harus dilarikan ke rumah sakit akibat ditendang oleh bosnya saat marah seperti saat ini.Hening ruangan itu, setelah sang bos sedikit tenang. Anak buah itu segera mengambil alat untuk membersihkan pecahan kaca yang berhambur. Lalu pamit keluar untuk membuangnya.
Setelah anak buahnya keluar, dia memikirkan bagaimana caranya agar bisa melanjutkan rencananya tanpa diketahui oleh sasarannya yang tak lain adalah kakak iparnya. "Jaya Pratama, aku harus mengusai semua yang kamu miliki. Harta. Itulah tujuanku masuk di keluargamu." Ucapnya penuh ancaman sambil memandangi sebuah foto di tangannya. Laki-laki itu Pandu Wiguna. Adik ipar dari Jaya Pratama.
Awalnya memang karena cinta dengan adik dari Jaya Pratama yang bernama Sari Wijaya lalu menikahinya. Namun lama kelamaan keserakahan menghinggapi hatinya. Dia tidak Terima karena sang istri tidak mendapatkan harta warisan yang tidak sama seperti kakaknya, Tama. Hatinya mulai cemburu oleh kesuksesan dan harta melimpah dari sang kakak ipar. Sampai suatu hari seorang yang menatuh dendam pada keluarga itu memintanya untuk membantu memberi pelajaran pada keluarga Tama. Dengan sebuah perjanjian, Pandu akhirnya menyetunuinya. Hatinya sudah dibutakan oleh harta dan jabatan. Dia ingin merebut jabatan kakak iparnya sekaligus menguasai semua harta itu.
Sampai suatu ketika, ada orang yang ingin menghancurkan Tama memberikan satu solusi lagi. Tidak dengan cara biasa, namun cara harus dan tak kasat mata ditempuhnya. Dan akhirnya Pandu diantar ke tempat Mbah Landep. Dukun yang dianggap sakti mandraguna untuk hal-hal mistis. Pandu memiliki misi lain selain memperkaya diri. Dia ingin memiliki keturunan yang istrinya belum bisa memberikannya karena sebuah kecelakaan yang dulu sempat menimpa mereka.
Ritual nyeleneh dari Mbah Landep yang mengharuskannya tidur dengan seorang gadis setiap seribu hari sekali malah memberikan satu keturunan dari gadis pertama yang dijadikan tumbal ritual aneh dukun itu. Anak itu setelah lahir dibawa oleh pandu pulang ke kota dan ditaruh di panti asuhan. Beberapa hari kemudian, Pandu dan istrinya mengunjungi panti untuk mengadopsi bayi tersebut. Pandu merencanakan itu agar istrinya tidak curiga. Sari, sang istri merasa bahagia karena suaminya sudah membuka hati untuk mengadopsi bayi setlah perjuangannya membujuk suami dari beberapa tahun pernikahannya itu. Bayi laki-laki itu diberi nama Damar. Sari merawat dan menyayangi anak itu bagaikan anak kandungnya sendiri. Wanita cantik itu tidak bisa hamil lagi akibat kecelakaan yang dulu menimpa dirinya dan sang suami. Hamil tujuh bulan dan anak dalam landungannya tidak bisa diselamatkan. Malangnya, rahim Sari harus diangkat karena sudah rusak. Pupus sudah harapan Sari untuk memiliki buah hati dari rahimnya. Sejak mengadopsi bayi, Hati-hati Sari sangat bahagia. Pandu juga semangat bekerja dan mulai menjalankan rencananya dengan epik.
Tahun demi tahun berlalu, bayi laki-laki itu tumbuh menjadi anak yang tampan. Meskipun tidak terlalu cerdas, namun semua bisa diusahakan dengan mengikuti berbagai les tambahan. Rumah tangga Pandu dan Sari semakin harmonis, namun Sari menulis mengetahui rahasia besar dari suaminya itu.
Berambung....
*****-----------------****
KAMU SEDANG MEMBACA
Titisan
Mystery / ThrillerGaniya Pratama kembali ke tempat kelahirannya setelah menyelesaikan studinya untuk meneruskan usaha keluarga sekaligus menguak kematian kedua orangtuanya. Dia dan adiknya bekerjasama untuk menyelidiki kasus tersebut. Namun, perjalanannya tidak mudah...