Seoul, kota metropolitan dengan bangunan-bangunan tinggi dan megah serta kehidupan yang tak lepas dari kata mewah merupakan salah satu tempat yang banyak diimpikan oleh anak-anak desa.
Banyak yang bermimpi dapat hidup bahagia di kota metropolitan tersebut, seperti tinggal di pemukiman penduduk kelas atas yang berada di distrik Gangnam.
Di sana, ada satu rumah mewah yang dihuni oleh sepasang suami-istri yang baru kehilangan putra sulung mereka satu minggu lalu.
Putra sulung yang mereka banggakan, yang mereka cintai dengan seluruh hati mereka telah pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
Bagi sang ibu, sebagai orang yang melahirkan anak itu, rasanya sangat sakit ketika dirinya juga harus menyaksikan kematian putranya.
Tidak pernah ia bayangkan kalau putra sulungnya akan pergi secepat itu. Tidak pernah ia bayangkan putra sulungnya yang terlahir spesial itu berakhir meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat dalam perjalanan Study Tour.
Malangnya lagi, hanya putranya saja yang menjadi korban jiwa di antara teman-teman dan gurunya.
Kenapa harus putranya? Kenapa harus putranya yang selalu dirundung oleh teman-teman sekelasnya yang menjadi korban jiwa?
Ini tidak adil. Sebagai seorang ibu, Sookyung sangat teramat sakit untuk menerima kenyataan ini.
Memori tentang putranya yang selalu tersenyum ceria masih membekas di pikiran Sookyung. Sampai-sampai air matanya terus menetes walaupun yang dia lakukan hanya duduk di taman belakang rumah sambil memandang sudut taman tempat biasa putranya bermain.
Kenyataan pahit ini sampai sekarang masih belum dapat ia terima. Terkadang ia menyalahkan Tuhan, bahkan berani mengejek sang penguasa karena kesakitan yang ia terima terlampau dalam.
"Hiks Junho-ya..." ucap lirih wanita itu seraya memeluk boneka beruang yang sering dimainkan putra pertamanya.
Dari arah belakang Sookyung, seorang pria yang tak lain adalah suaminya berjalan mendekat. Pria itu pun langsung menempatkan posisinya di belakang sang istri, lalu memeluk tubuh yang semakin kurus semenjak putra sulung mereka meninggal dunia.
"Soo-ya, jangan bersedih terus. Junho tidak akan suka melihat ibunya menangis terus seperti ini," bisik pria itu.
Wanita yang berada dalam dekapannya pun menggelengkan kepala.
"Aku merindukan Junho ku. Aku rindu putraku, Yeolie," ucapnya dengan air mata yang terus menetes.
Park Chanyeol, nama pria yang juga adalah ayah kandung dari anak bernama Junho, mengangguk pelan sambil mengusap punggung wanita yang sudah menemani hidupnya selama belasan tahun.
"Aku tahu, sayang. Aku juga rindu pada putra kita. Tapi kamu harus ingat, kita masih memiliki Rowoon. Putra bungsu kita masih membutuhkan kasih sayangmu sebagai ibu. Junho di rumah Tuhan juga pasti ingin kamu tidak terus-terusan bersedih," terang Chanyeol.
Sookyung tersadar bahwa Junho bukanlah satu-satunya putranya. Dirinya masih memiliki seorang putra lain yang lahir empat tahun lalu, yakni Park Rowoon.
Walaupun begitu tetap saja masih adanya Rowoon tidak bisa menyembuhkan lukanya karena ditinggalkan Junho. Bagaimanapun juga, perjuangannya dalam merawat, apalagi menerima kondisi Junho terlampau besar.
Hingga ketika takdir memisahkan mereka dalam garis mau, Sookyung tak mampu merelakan kepergian Junho.
Sampai saat ini pun Sookyung tak mampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Field Of Fireflies | 2024 Ver
FanfictionMasih ingatkah kamu dengan tanah lapang yang ditumbuhi rumput hijau dan ilalang tinggi itu? Tempat dimana kita berdua menabur doa kita sambil ditemani puluhan kunang-kunang yang menerangi tempat itu. Dan masih ingatkah kamu dengan apa yang aku katak...