Rubby mengeluh sinar matahari yang masuk menerpa wajahnya pagi ini. Selain karena tidak ada kelas, alasan Rubby tidak suka bangun pagi adalah ia lelah. Rubby selalu lelah jika setiap malam yang ia lakukan selalu menemani pelanggannya. Pasti Rubby akan tertidur hingga siang hari.
Tapi hari ini tidurnya diganggu. "Mom! Mommy udah pulang?!"
"Mom!" pekik Rubby tapi tidak ada sahutan lagi.
"Bau apaan nih?" Rubby mulai bangkit dari posisinya. Bau masakan tercium sampai kamar. Itulah yang membuatnya sadar sekarang. Rubby melotot. Ini bukan kamarnya!
"Kamar Mahesa?! Eh yang bener dong anjir!" pekik Rubby tak percaya.
Rubby cepat-cepat lompat dari ranjang lalu lari menuju dapur. Benar saja. Ada Mahesa di sana. Sedang berkutat dengan alat masaknya.
"Sa?" Rubby memanggil pelan.
"Hm?"
"Lo masak?"
"Ya. Gantiin Mommy lo," sindir Mahesa.
Rubby terkekeh kecil. "Gabung dong. Lo bisa masak apa kalau boleh tahu?"
"Pasta."
"Wah pas!" pekik Rubby senang. "Ada ayam fillet gak? Atau daging sapi gitu? Apa aja deh. Gue mau masak ayam soalnya. Kan enak tuh dimakan sama pasta."
"Ambil aja di kulkas," sahut Mahesa.
Rubby bergerak cepat mengambil bahan-bahan dari kulkas. Setelah semua barang sudah cukup gadis itu mulai memasak menggunakan kompor satunya. Sedangkan Mahesa diam-diam memperhatikan setiap gerak tubuh Rubby.
Ketika Rubby hendak meraih pisau, Mahesa mengambilkannya. Ketika Rubby hendak menyalakan kompor, Mahesa membantunya. Dan ketika Rubby hendak memasukkan potongan ayam ke teflon, Mahesa yang mengambil alih ayam-ayam itu.
Astaga... Namanya Mahesa yang memasak semuanya!
"Biar gue aja, Sa." Rubby menggeser sedikit posisi Mahesa.
"Emang bisa?" Mahesa meragukan Rubby.
"Ya bisa lah! Lo pikir gue cewek apaan?! Gue bisa semua pekerjaan rumah! Gue bisa nyuci baju pake tangan, gue bisa nyapu, ngepel, masak, benerin lampu mati, beresin pipa yang tersumbat. Gue bisa semuanya!"
"Jadi pembantu gue mau?"
"IH MAHESA!!" pekik Rubby kesal. Mahesa hanya menyeringai kecil.
Dilihat-lihat Mahesa sepertinya sudah membersihkan diri. Terlihat dari jas putih dan rambut basahnya. Mahesa benar-benar orang kantoran.
"Lo kerja sampe hari apa?" tanya Rubby.
"Sabtu. Minggu gue di rumah."
"Si paling sibuk," cibir Rubby menyadari Mahesa hanya libur sehari.
Mahesa menjauh. Tangannya membawa dua piring berisi nasi goreng ke meja. Tidak lama Rubby pun menyusul dengan chicken katsu buatannya.
"Katanya mau ngenalin cewek itu."
"Gue berubah pikiran," sahut Mahesa membuat kegiatan makan Rubby terhenti.
"Kenapa? Lo nyewa gue buat itu kan? Kok berubah sih? Gak asik banget lo! Terus kontraknya mau diapain? Gue balikin duitnya?"
"Lo gak galak seperti dugaan gue."
"Lo mau gue labrak cewek itu? Gampang itu mah!" seru Rubby.
"Yakin?"
"Iya! Lo bisa andelin gue."
"Ya udah besok. Gue bawa lo ketemu cewek itu."
Rubby tergelak geli. "Lo gak mau banget nyebut namanya? Sebenci itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. Rich!
Novela JuvenilJadi pacar pura-pura orang kaya? Senang? Tentu! Rubby senang ketika laki-laki bernama Mahesa menyewanya dan memberinya bayaran yang begitu besar. Mahesa orang yang royal, tidak ragu mengeluarkan uang untuk Rubby. Namun yang jadi masalah ketika Mahes...