~7~

3.1K 250 8
                                    


~happy reading~

Gema baru membuka ponselnya saat jam istirahat, ponselnya semalaman tidak di cars, jadi ia tidak sempat membaca pesan semesta tadi malam, alhasil ia kalang kabut sendiri karna semesta tidak masuk hari ini. Dia khawatir?

Gema segera mencars ponselnya dan saat di hidup kan, beberapa pemberitahuan masuk, dan yang paling menarik perhatian nya adalah pesan dari semesta. Gema membaca pesan semesta dengan jantung yang berdegup kencang, rasa cemas itu tidak bisa dia sembunyikan lagi, gema dengan  terburu-buru pergi ke rumah pria manis itu, untuk mengecek keadaan manusia yang katanya paling gema "benci" itu.

Tok
Tokkk
Tokkkkk

Gema dengan sedikit emosi  mengetuk pintu rumah semesta. Ohh ayolah!! Dia sangat khawatir sekarang, sampai lupa bahwa orang yang membuatnya khawatir adalah orang yang sering dia sumpah serapahi saking kesalnya dengan kelakuan pria manis itu.

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paru baya yang Masi terlihat cantik dengan dandan modisnya, menatap tajam gema dengan alis terangkat, gema dengan cepat mengetahui jika wanita ini adalah ibu dari semesta, wajah mereka sedikit mirip.

"Dimana semesta?" Tampa ba bi Bu, gema segarah menanyakan keberadaan pria manis yang sudah membuatnya khawatir setengah mati.

Wanita itu menelisik penampilan gema dari atas sampai ujung kaki dengan pandangan jijik?, apa ada yang salah dengan pakaiannya?, CK!

"apa kau pacarnya?, anak sialan itu tidak pernah berubah ternyata" cemoohan itu sangat terdengar menjijikan di telinga gema, apakah pantas seorang ibu berkata seperti itu tentang anaknya?.

"Tidak ada yang perlu di ubah, harusnya lu yang ngubah sifat lu itu".

Katakanlah gema tidak sopan pada orang tua tapi demi apapun gema sangat ingin memukul wanita di hadapannya ini

Wanita itu dengan santai meninggalkan gema

"Liat sendiri di kamarnya mungkin aja sudah mati"

Gema terhenyak, Sialan!!, ibu macam apa itu??.

Gema pergi ke kamar semesta, sebenarnya ia hanya menebak saja, yang ada di hadapannya ini adalah kamar semesta, karna di rumah ini hanya ada dua kamar dan wanita itu baru saja masuk ke kamar yang tidak jauh dari kamar semesta

Gema membuka pintu itu, menatap gundukan selimut yang bergerak gelisah.

"Ta?"

Semesta membuka selimutnya menunjukan senyum terbaiknya walau wajah manis itu penuh dengan luka lebam, membuat gema meringis melihatnya.

"Gemaaaaa....fix sih! Lu suka ama gue!" Seru semesta senang, karena mas crush nya bertamu ke rumah nya

Tolong jelaskan pada gema semesta ini manusia jenis apa?, Mengapa lebam di wajahnya tidak membuatnya merasa sakit?, bahkan semesta masi saja menjahilinya.

"Lu ngapa sih ngga pindah atau ngekos aja, daripada gini terus!" Gema duduk di samping semesta yang sudah menyandar punggungnya di headboard kasurnya 

Semesta diam, menatap gema dengan sendu. Dia tidak tau harus menjelaskan apa pada gema saat ini, di satu sisi dia sangat ingin melarikan diri dari sisi ibunya, tapi di hatinya begitu menyayanginya wanita cantik itu.

"Lu ngak bakalan paham gema, gue sayang banget ama ibu gue"

"Tapi dia nggak sayang ama lu sialan!, mana ada ibu yang tega mukulin anaknya sampe kaya gini!" Gema sangat emosi dengan jawaban semesta perihal ibunya itu.

"jangan ikut campur ama urusan hidup gue gem"

Jika tidak ingat semesta sudah babak belur mungkin gema akan memberikan pukulan pada semesta saking kesalnya gema pada ucapan semesta barusan

"Serah lu anjing!, lu mau mati juga gue nggak perduli!, lu di baikkin malah nggak tau diri!, besok lu harus ke kampus!, gue muak di tanya soal lu mulu ama dosen!"

"Bilangin aja gue udah mati, gue juga mau berhenti kuliah. ehhe"

Gema terdiam, menatap semesta yang menunduk menyembunyikan sakitnya.

"Ck!, sialan!"

Gema menarik semesta untuk di peluk

"Nangis aja, sembunyi di pelukan gue biar lu ngak malu. Lu nggak harus jadi kuat terus sekali-kali lu harus nangis, kasian batin lu semesta!"

Semesta menangis sejadi-jadinya, punggung itu bergetar hebat karena tangis, membuat gema ikut sakit melihat pria manis di pelukannya ini begitu terluka. Dunia memang tidak adil ya?, ketika gema yang sedari kecil hidup bahagia dan penuh kasih sayang berbanding terbalik dengan jalan hidup semesta

Sekitar 20 menitan lebih gema dan semesta masi dalam posisi yang sama, tangisan semesta mulai reda hanya isakan kecil yang tersisa.

Semesta melepas pelukannya lebih dulu, kembali menunduk di hadapan gema

"Ta dengerin gue ya? Gue tau lu sayang ama ibu lu tapi lu nggak harus ngorbanin diri lu sendiri semesta. Sayangi diri lu sendiri dulu baru lu bisa sayang ke orang lain, maaf banget tapi menurut gue ibu lu nggak pantes buat lu sayangin"

Semesta tetap diam, perkataan gema memang benar tapi semesta tidak akan pernah meninggalkan ibunya, bahkan jika ibunya mau semesta bisa memberikan nyawanya agar sang ibu bisa hidup sesuai kemauannya.

"Tinggal bareng gue mau ya?"

Suara gema semakin lembut, ia tidak punya tenaga lagi untuk memarahi semesta.

"G-gue sayang banget ama ibu gue gemaaa, kalau aja nyawa gue bisa di tukar dengan kebahagian ibu mungkin udah lama gue kasih"

Gema menangkup kedua pipi semesta membawa tatapan pria manis itu padanya

"Gue cuman mau lu bahagia semesta, lu katanya mau jadi pacar gue kan?, terus kenapa susah banget buat nurut hm?"

Semesta kembali menunduk, ia tidak kuat bertatapan dengan gema yang mode soft kaya gini

"Padahal tinggal bareng gue lebih mempermudah lu manangin hati gue"

"Nanti lu grepe grepe gue gem"

"Yang ada lu yang kaya gitu nanti"

"Gemanjing"

"Iya sama-sama sayang"

Gema berakhir mengobati luka di wajah semesta sambil sesekali menjahili pria manis itu.

Tanpa mereka sadari sosok wanita sedang menahan tangisnya di balik pintu kamar semesta

"Andai aja kamu tidak mirip dengan si brengsek itu mungkin ibu tidak akan menjadikanmu pelampiasan karna kelakuan ayahmu semesta"

✨☘️

Hayyy maap banget yaaa, aku jarang up ya karna aku mau buat ceritanya agak beda dari versi aslinya ehhe, jadi sabar yaa❤️

Jangan lupa tinggalin jejak naaa✨☘️

GemaSemesta (Geminifourth) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang