; tiba-tiba lembang

423 69 3
                                    



Keshi - Understand



Keshi - Understand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







911


| Jajan yuk, ke Lengkong.
19.20

Kamu besok TO,
engga belajar emang? |
19.21

| Justru itu, aku lagi mumet,
kamu mau ikut ga?
19.21

| Ayo jawab, kalau jam 19.22
belum jawab itu artinya kamu
jadi pacarku.
19.21

Ayo |
19.21

| WKWKW
19.22













Wila sekarang ini sedang siap-siap setelah melihat pesan dari Naren yang katanya dia lagi dalam perjalanan menuju rumahnya.



Karena tidak mau membuat Naren menunggu lama, Wila pun segera siap-siap dan menunggu di teras rumah. (Patut untuk dicontoh ya ka1-ka1.)




Mama yang ngelihat anak gadisnya di teras pun bertanya, "udah malam gini, ngapain diem di luar? Biasanya juga diem di kamar terus."



"Naren katanya ngajak keluar, mau jajan." Jawab Wila.



Mendengar nama Naren, Mama Wila pun membulatkan bibirnya.



"Oke deh, kalau sama Naren mah gapapa."


Mama pun ikut menunggu kedatangan Naren, menemani Wila duduk di teras.




Beberapa menit kemudian suara motor yang sudah Wila kenali terdengar, motor itu terparkir di depan pagar rumah, manusia yang ditunggu-tunggu pun datang.



Naren memakai jaket tebal, pakai kaus kaki dan sepatu juga. Emang suhu di Bandung dingin sekali.



"Malam tante. Naren mau ajak Wila jajan, boleh ya?" Izin Naren pada Mama Wila.


"Boleh, asal pulangnya bawa martabak manis." Bukan Mama Wila yang jawab, melainkan papanya.


Naren tertawa pelan dan mengacungkan jempolnya. "Siap om, nanti Naren bawain."

"Oke, hati-hati ya."



Setelah mendapatkan izin dari kedua orang tua Wila, Naren dan Wila pun segera berangkat.



Sepanjang perjalanan Wila banyak bercerita tentang harinya. Dan Naren mendengarkan sambil fokus mengendarai motornya.



Wila sangat bawel, dia juga sangat suka bercerita. Dan Naren suka saat Wila bercerita.

Di tengah perjalanan pun Wila memajukan tubuhnya, dia sedikit berteriak. "Naren, dingin."



Naren pun tiba-tiba berhenti di tepi jalan, dia turun dari motor dan menyuruh Wila untuk turun juga.


Ternyata Naren membuka kaus kakinya dan memberikannya kepada Wila, dia menyuruh Wila untuk memakai kaus kaki itu.


Setelahnya mereka melanjutkan perjalanan.



"Masukin tangan mu ke saku jaket ku, biar ga terlalu dingin." Kata Naren


Wila tersenyum senang dan segera memasukan tangannya ke dalam saku jaket yang dipakai Naren.




Sudah 30 menit berlalu, seharusnya sudah sampai. Tetapi Naren masih melajukan motornya, Wila heran dong, dia pun nanya. "Ai kamu mau kemana?"



"Ke Lembang aja yuk? Minggu kemarin soalnya kamu bilang pengen ke Lembang, tapi karena aku sibuk belajar jadinya ga kesampaian, jadi sekarang aja kita ke Lembang nya. Gapapa kan?" Jelas Naren panjang lebar.




Sebab Minggu kemarin Wila kepengen ke Lembang, karena dia lihat story temennya yang jalan-jalan ke Lembang, sebenarnya Wila cuma ngomong doang, dia ngerti kalau Naren lagi sibuk-sibuknya, apalagi Naren beberapa bulan lagi lulus.



Eh ternyata manusia nyebelin itu mengabulkan keinginannya buat ke Lembang. Wila tersenyum lebar. "Asal sama kamu, aku dibawa kemanapun juga hayu aja."









Sampai di Lembang, Wila sibuk buat foto-foto karena pemandangan malam hari yang benar-benar bagus, memanjakan mata. Apalagi lampu-lampu Kota yang menerangi jalanan, indah banget weh ga boong, cobain dah.





Tetapi sepanjang perjalanan juga banyak sekali suara motor yang berisik.




Wila pun mengadukan hal itu pada Naren. "Banyak banget motor yang berisik ih."



Naren malah ketawa sambil jawab, "itu namanya ngabers. Si knalpot nya sengaja di ganti biar terlihat keren."



"Keren dari mananya, sakit telinga yang ada."


"Yaudah atuh geulis, biarin aja batur mah."
:"Yaudah atuh cantik, biarin aja orang lain mah."


Tidak lama kemudian, Naren melihat ada pedagang kaki lima yang jualan sushi sama ramen. Dia pun memelankan laju motornya.





"Wila, mau ramen engga? Atau sushi?"

"Pengen."


Naren pun segera menyalakan lampu sen dan belok ke arah pedagang kaki lima itu.


Mereka berdua duduk, melihat menu makanan. Wila sampai bingung mau pesen apa, dia pengen nyobain semuanya!



"Pesen aja yang kamu mau." Katanya Naren, dia gemas melihat Wila yang bingung.


"Weh ga bisa gitu, uangku pas-pasan nih."

"Ngapain mikirin uang? Ga perlu ngeluarin uang. Kan ada aku."



Pokoknya kalau jalan bareng Naren; ga perlu ngeluarin uang. Cukup senyum, dan seneng aja, biar Naren ngerasa kalau berada di sekitar Naren tuh bikin nyaman.



Putih Abu-abu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang