01 : Kembali Komunikasi

480 87 14
                                    

Lo lagi di mana? Ngapain?

Alyssa Pradipta Cempaka tidak bisa menyembunyikan senyuman di bibir penuh yang dipolesnya dengan lipstick berwarna merah muda tatkala membaca sebuah pesan masuk di WhatsApp-nya. Gadis berusia dua puluh tujuh tahun itu duduk di kantin seorang diri, dengan tangan kiri memegang Onigiri dan tangan kanan memegang ponsel. Sesekali, dia menggigit Onigiri tersebut. Menu makan paling praktisnya, saat tidak sedang memiliki nafsu makan.

Di rumah sakit. Istirahat makan siang.

Balasan itu dikirim Alyssa dengan cepat kepada kontak yang dinamainya Elang.

Ya, kalian tidak salah baca.

Kontak yang dinamai Alyssa tentulah kontak milik Elang Devarra Septian, pacar pertama dan terakhir seorang Alyssa, yang mampu membuat gadis itu betah menjomblo hingga saat ini. Salahkah jika Alyssa masih berharap Elang dapat kembali padanya? Toh, Elang sendiri yang meminta Alyssa untuk tidak move on, tepatnya sejak sebulan lalu mereka kembali berkomunikasi setelah sekian tahun lamanya.

Status WhatsApp Elang dalam kondisi online selama beberapa detik, membuat Alyssa fokus dan senyuman kembali muncul saat statusnya berganti menjadi is typing. Tak lama, balasan Elang muncul.

Makan apa? Gue persiapan mau tidur.

Buru-buru Alyssa membalas pesan Elang tersebut dan Alyssa baru sadar, memang ada perbedaan waktu yang cukup signifikan antara Jakarta dan New York, tempat Elang tinggal sekarang. Elang berhasil menjadi seorang pilot American Airlines.

Lo ada penerbangan ya besok?

Alyssa membalas cepat dan kali ini, dalam waktu cepat Elang membalas.

Iya, jam 9 pagi. London.

Alyssa menghela napas membaca pesan tersebut. Pekerjaan Elang sebagai pilot benar-benar menguras waktunya untuk dapat kembali menjalin hubungan dekat. Memang sudah sebulan belakangan mereka dekat, tapi Elang sangat sulit untuk dihubungi. Bisa jadi hanya bisa dihubungi seminggu dua hingga tiga kali, sisanya dia habiskan di angkasa.

Oke, El. Safe flight, ya. Berkabar.

Setelah mengirimkan balasan itu, Alyssa masih menatap status di room chat Elang yang online, sebelum akhirnya hilang tanpa sempat membalas pesan Alyssa. Lagi, Alyssa menghela napas.

"Dokter Alys!"

Kekecewaan Alyssa teralihkan oleh suara nan heboh yang tiba-tiba terdengar, Alyssa menoleh dan mendapati salah satu rekan kerjanya yang datang menghampiri dengan membawa kotak makanan. Ira, namanya, seorang suster berusia tiga puluh lima tahun yang merupakan sahabat karib Alyssa di rumah sakit.

"Hai, Sust," Alyssa menyapa sesaat setelah Ira duduk di kursi kayu panjang yang berhadapan dengannya.

Ira tersenyum menggoda, mengarahkan dagunya ke ponsel Alyssa yang secara tidak sengaja membuka foto profil Elang. Menampilkan foto pemuda itu yang berdiri tegap membawa bendera Indonesia ketika berhasil menaklukan Gunung Everest, Nepal. Foto yang diambil sekitar 3-4 tahun lalu.

"Itu mas Pilot yang berhasil bikin dokter cantik ini jomblo lama?"

Alyssa kelabakan, buru-buru dia mematikan layar ponsel dan meletakannya di atas meja. "Apa sih, Sust."

Ira terkekeh geli. "Gak apa-apa juga, Dok. Kayaknya ganteng, sih, sekelebat pas lihat tadi."

Alyssa tertawa kecil. "Emang ganteng, sih."

Bibir Ira mengerucut. "Pantes susah move on, Dok. Emang orang ganteng susah dilupakan."

Lagi, Alyssa tertawa kecil. "Bukan ganteng yang susah dilupakan, lebih dari memori yang susah dilupakan. Apalagi kalau banyak hal pertama yang dilakuin bareng. Semuanya berkesan."

REDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang