CHAPTER 9 : pengakuan

138 22 3
                                    

Happy reading
.
.
.

Suasana di meja makan pagi ini sangat dingin dengan pandangan kesembilan remaja laki-laki yang sesekali melihat kearah gadis yang berada disebelah Tahel, Kalea yang merasa suasana mulai memanas pun berdeham guna meredakan kegugupannya

"Kakak baik-baik saja?" Kalea yang mendengar pertanyaan Tahel pun hanya sekedar mengangguk sembari tersenyum kearah yang lebih muda

Suasana dimeja makan kembali hening hingga saat mereka menyelesaikan sarapan mereka masing-masing, gadis itu hendak berdiri guna mencuci piring-piring yang baru saja mereka pakai

"Biar aku bantu" tawar Tahel sembari menunpukkan piring-piring kotor itu

Gadis itu hanya diam sembari mengangguk guna merespon tawaran Tahel untuk membantunya, kepalanya hanya memutar kembali kejadian tadi malam yang dimana ucapan misterius itu menghantui pikirannya tentang dia yang harus mencari tahu tentang jati dirinya didunia ini

Dirinya masih tidak mengetahui apa yang dimaksud perkataan itu,

"Apa gue ngaku aja ya sama mereka tentang diri gue yang sebenarnya bukan dari dunia ini, siapa tau mereka bisa bantu kan?" Batin gadis itu "tapi..gimana kalo nanti mereka tiba-tiba bakalan ngusir gue? Terus gue jadi gelandangan dan gak bisa balik kedunia gue.."

"Kakak sedang memikirkan apa?" Tanya Tahel yang membuyarkan lamunan Kalea

"Bukan apa-apa. Nah.. ini sudah selesai. Terimakasih buat bantuannya, ya, Tahel." Ujar gadis itu sembari tersenyum.

Najak berserta yang lainnya hendak keluar untuk sekedar berjalan-jalan dan mungkin saja ada tempat yang ingin mereka datangi

"Kalian ingin pergi keluar?" Tanya bibi pemilik penginapan kepada mereka dan dibalas anggukan serempak

"Bawalah Kalea bersama kalian untuk melihat-lihat tempat ini, dia selalu berdiam diri disini" sambungnya

"Ah tidak usah, bi. Aku dirumah saja tidak apa-apa. Kalian pergi saja." Tolak sang gadis

"Baiklah. Ayo kita pergi" ujar Ruslan sembari merangkul pundak gadis itu untuk berjalan bersamanya

"Bibi, kita pergi, ya!" Pamit mereka

Jangan ditanya, gadis itu kini sedang kebingungan karena secara tiba-tiba Ruslan merangkulnya dan membawanya berjalan bersama mereka walaupun dirinya sempat menolak dan berakhir pasrah

Kini mereka berjalan beriringan entah kemana tujuannya mereka tetap berjalan, Kalea sembari mengingat kejadian apa yang akan terjadi hari ini

"Hei, gadis asing. Sebenarnya dari mana asalmu?" Tanya Najak dengan raut wajah datar yang selalu ia tunjukkan kepada Kalea

Gadis itu sempat terdiam saat mendengar pertanyaan itu, dirinya masih takut untuk memberi tahu mereka

"Tidak apa-apa jika kakak tidak ingin memberi tahu" tutur Tahel tersenyum yang mampu membuat Kalea menoleh kearahnya

"...S-sebenarnya aku bukan dari dunia ini" cicit Kalea dengan pelan sembari menundukkan pandangannya. Baiklah sekarang kalea mampu membuat kesembilan lelaki itu menatapnya dengan raut wajah bingung

"Maksudmu bukan dari desa ini?" Tanya Najak hendak membenarkan ucapan yang mungkin salah diucapkan olehnya

"Tidak! Aku memang bukan dari dunia ini, dunia yang sedang kita pijak ini. Aku bukan dari sini" jelas Kalea

"Hahaha kau selalu saja bercanda, apa kau ini alien, huh?" Gelak tawa Luka memenuhi jalan sepi yang sedang mereka lewati

"Huft.. kalian tidak akan mengerti," sahut Kalea

Suasana kembali hening dan Luka pun kini sudah kembali diam

"Di dunia ini jalan cerita kalian sudah tertulis dibuku novel yang ku baca" ujar Kalea

"Buku novel?" Tanya Enzy dan dibalas anggukan oleh gadis itu

"Aku pernah bilang, kan, kepada kalian bahwa saat aku terjatuh dari tangga dirumahku secara tiba-tiba aku sudah berada ditengah hutan, sebelum aku melangkah menuruni tangga itu aku membaca buku novel yang menceritakan tentang perjalanan hidup kalian dan aku juga tidak tahu kenapa aku bisa masuk kedalam dunia novel yang ku baca saat itu" saat menyelesaikan ucapannya Kalea langsung menutup mulutnya seakan terkejut saat mengingat sesuatu

"Ada apa?" Tanya Camil

"Aku ingat saat aku mengatakan bahwa jika aku hidup di dunia manusia serigala itu akan menyenangkan.. mungkin saja, ucapanku saat itu yang membawaku berada disini"

"Omong kosong seperti apa yang kini sedang kau jelaskan?" Celetuk Luka

"Sudah ku bilang, kan, kalian semua tidak akan percaya.." ujarnya kembali menundukkan kepalanya. Wajar saja mereka tidak percaya kan

"Ekhem.. jika novel itu menceritakan tentang kami, kau pasti tahu tentang apa yang hendak kami lakukan hari ini?" Tanya Najak tanpa menoleh dan tetap menunjukkan wajah datarnya

Gadis itu kembali diam sebentar guna mengingat kembali isi cerita dalam buku itu
"Ku rasa, kalian hari ini akan pergi kehutan org dan saat itu.." Kalea langsung melihat kearah Tahel tanpa melanjutkan ucapannya ".... tidak-tidak kalian hanya akan pergi kehutan org"

"Bagaimana dengan penyihir?" Tanya Enzy

"Penyihir?"

"Iya, kau pasti mengetahui tentang penyihir, kan, kemarin bau sihir itu menyengat diarea sekolah dan bahkan pengaruh vampir pada manusia-manusia itu pun menghilang karena adanya sihir itu, itu bukup bagus karena kami bisa melarikan diri dari sana" jelas Enzy

"Soal itu aku tidak tahu. Tapi, entah kenapa jalan cerita yang tertulis dinovel itu sedikit berbeda dengan apa yang kita jalani sekarang, banyak kejadian yang seakan terbalik dan membuatku bingung" balas Kalea

"Apa kau membawa buku itu?" Tanya Mahan

"Tidak, aku tidak membawa apa-apa saat tubuhku berada didunia ini"

Berbagai macam pertanyaan mereka lontarkan kepada gadis itu hingga sang gadis merasa kewalahan menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang mereka berikan

Perihal tentang ketakutan gadis itu pun kini sudah sirna karena dirinya sudah cukup lega karena menceritakan tentang kejadian sebenarnya yang dialaminya, setidaknya gadis itu kini tidak lagi menanggung beban pikirannya sendiri

















To be continued
.
.
.

Maaf up nya lamaaaa, Krn lgi sibuk di rlㅠㅠ

Jangan lupa VOTE dan comment
Gogo! (⁠´⁠∩⁠。⁠•⁠ ⁠ᵕ⁠ ⁠•⁠。⁠∩⁠'⁠)

Neuf Werewolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang