Seorang wanita paruh baya tengah mengaduk sup dalam panci di atas kompor yang menyala. Ia adalah Bibi Touko, pasangan Fujiwara yang tinggal di kediaman ini. Sepertinya cukup menunggu beberapa menit untuk supnya matang, ditandai potongan-potongan yang mengapung dan suara didihan kuah. Bibi Touko menyiapkan wadah dan sendok sayur lain.
Waktu makan siang yang ditunjukkan jam dinding hampir tiba, tetapi makanan belum mau dihidangkan. Mengingat Bibi Touko sendirian di rumah, karena Takashi sedang sekolah, Paman Shigeru pergi bekerja, dan Nyankichi-kun¹ jalan-jalan ke luar.
Seperti biasa, Bibi Touko sibuk mengurusi pekerjaan rumah tangga sehari-hari, termasuk memasak. Namun, tiba-tiba seseorang memanggil.
"Touko-san!" Terdengar suara familier yang jauh.
Bibi Touko menoleh ke arah jendela. Ia pikir sedang salah dengar, sebab tidak ada siapa pun di luar.
"Touko-san!" Suara itu lagi-lagi terdengar.
Kali ini, saat Bibi Touko menoleh, samar-samar terlihat sebuah tangan berseragam sekolah lengan pendek melambai-lambai.
"Takashi-kun!" seru Bibi Touko terkejut. Ia mendekati jendela dan berseru, "Bukankan kau sedang sekolah?" Namun, tidak ada siapa pun di luar. Hening sekali.
Bibi Touko mematikan kompor, berjalan keluar menuju pintu rumah. Ia pasti penasaran sekali, sebab saat pintu terbuka, pemandangan di luar rumah sangat mencengangkan.
Di halaman rumah, Takashi berdiri sambil menyilangkan tangannya, bersama dengan Nyankichi-kun berukuran raksasa dan beberapa hantu² lainnya. Takashi mengenakan penutup mata dan jubah berwarna hitam.
"Serang!" seru Takashi sambil menunjuk ke arah Bibi Touko.
Lantas seluruh hantu dan Nyankichi-kun raksasa berlarian dan berterbangan dengan liar lagi ganas. Bibi Touko segera menutup dan mengunci pintu rumahnya. Ia amat ketakutan serta tubuhnya bergetar hebat.
"A-apa yang terjadi?" ucap Bibi Touko dengan napas yang tersengal-sengal.
Bibi Touko segera menjauh dari pintu. Namun, saat berbalik, yang ia lihat adalah sesuatu yang mengherankan.
Suasana pernikahan begitu ramai. Banyak orang-orang berpakaian formal berdiri menyambut sang pengantin. Hiasan-hiasan berupa bunga yang amat cantik dan kain warna-warni tampak memeriahkan pernikahan itu. Bibi Touko melihat Paman Shigeru berjalan dari arah kanan. Bak mengerti apa yang sedang terjadi, ia menoleh ke arah kiri.
Bibi Touko tediam tak percaya. Wajahnya yang awalnya senang menjadi terpaku.
Di sebelah kiri adalah seorang perempuan yang Bibi Touko tak kenali. Dan, ia baru menyadari, bahwa Paman Shigeru yang dilihatnya adalah Paman Shigeru pada usia sekarang, bukan saat muda.
Bibi Touko bersimpuh di hadapan Paman Shigeru yang berdiri di ambang pintu dan memandangnya tajam. Mereka berada dalam ruangan yang gelap, tetapi cahaya tampak datang dari arah belakang Paman Shigeru.
"Aku tidak butuh wanita yang tidak dapat mengandung anak!"
Paman Shigeru membanting pintu.
Seketika ruangan menjadi gelap. Bibi Touko membenamkan wajah pada kedua telapak tangannya. "Bohong, bohong, ini bohong.... Shigeru-san tidak mungkin mengatakan hal seperti itu!" Tiba-tiba Bibi Touko kembali berada di rumahnya.
"Touko-san!" Itu adalah suara Takashi, "Touko-san! Jangan percayai mereka! Mereka adalah para youkai jahat yang mengendalikan pikiran manusia! Kendalikan dirimu, Touko-san!"
"Takashi-kun? Apakah itu kamu? Apa kamu bisa mendengarku?"
"Iya, Touko-san!"
"Takashi-kun, apa maksudmu dengan youkai? Apa itu berarti kamu dapat melihatnya?"
"I-Iya, Touko-san.... Maafkan aku...."
"Tidak apa-apa. Aku malah senang. Bukankah dengan begitu kamu malah menyelamatkanku?"
"Tidak, bukan begitu maksudku. Jika aku memberitahukannya, maka aku tidak bisa membantu Touko-san lagi, dan suara ini akan hilang. Maaf, maafkan aku, Touko-san!"
"Tidak! Tidak, Takashi-kun! Kembali! Jangan tinggalkan aku sendiri!" Bibi Touko mencoba untuk berjalan menjauhi pintu, tetapi tubuhnya terasa amat berat.
Ternyata, di luar rumah terdapat beberapa hantu sedang merapal mantra, sehingga kekuatan supernatural hitam pun menyelimuti kediaman Fujiwara.
"Takashi-kun!" Bibi Touko berjalan sempoyongan sembari berpegangan pada dinding rumah. Ia terus melangkah, berjalan dengan tertatih-tatih, hingga akhirnya sampai di dalam kamarnya. Dirangkakkanlah tubuhnya itu menuju ke meja dan kursi di seberang sana.
Akhirnya teraihlah kursi yang dirasa jauh oleh Bibi Touko. Dengan susah payah ia mencoba untuk duduk pada kursi tersebut. Diambilnya secarik kertas dan sebuah bolpoin. Dituliskannya sebuah kalimat yang tak rapi dan terkesan seperti coretan-coretan.
"Takashi-kun...," bisik Bibi Touko dengan lirih. Tulisannya telah selesai. Namun, ia tak mampu mengangkat tubuhnya yang dalam posisi duduk.
Dilemparkanlah tubuh yang rapuh itu.
"Takashi-kun...." Bibi Touko mengeret tubuh menuju luar kamar.
Bibi Touko menyeret-nyeret badannya yang dalam keadaan tiarap. Jengkal demi jengkal ia raih. Sebuah kertas digenggamnya dengan erat. "Taka-shi... Ta-kashi...," rintihnya.
Satu per satu, satu demi satu, satu lagi, dan terakhir. Bibi Touko telah sampai pada nakas di dekat pintu. Ia angkat tubuhnya, dan meletakkan kertas itu di atas nakas.
"Ta-ka-shi-kun...." Bibi Touko sudah tidak mampu menahan tubuhnya lagi. Sosok itu tergeletak di atas lantai.
Di suatu ruangan pada rumah, tampak sebuah kalender yang terpampang di dinding. Jangan tanya kapan tanggal, bulan, atau tahunnya. Namun, perhatikanlah, hari itu adalah hari Minggu.
####################
¹Nyankichi-kun: panggilan untuk Madara bagi Bibi Touko
²youkai
(A/N)
Karena tidak mampu melahirkan seorang anak, keluarga Fujiwara hanya terdiri dari Touko dan Shigeru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu dari Jam [Natsume Yuujinchou FF]
FanfictionFiksi penggemar dari anime Natsume Yuujinchou. Pada suatu Minggu, Natsume Takashi lesap. Bibi Touko beserta Paman Shigeru menyisakan sebuah warkat. Keberadaan Tooru Taki tak ditemukan. Kediaman Jun Sasada senyap. Keluarga Kaname Tanuma bertolak ke k...