Hari Menemukan Jawaban

41 2 1
                                    

Takashi berlinangkan air mata, membaca surat yang digenggamnya di atas nakas.

Dengan wajah pegal hati lagi pilu, dilahapnya makanan suap demi suap. Terus begitu sampai makanan di piring habis. Air mata tak luput mengalir melalui pipi Takashi.

Paman Shigeru duduk terdiam dengan kepala menunduk. Meja ruang keluarga di hadapannya terdapat bekas cairan bening yang mengering.

Nyanko-sensei memandang ke arah belakang rumah. Ia membisu, terus memerhatikan tempat itu.

Jun Sasada berdiri, terdiam menatapi gundukan tanah di depannya. Diambilnya beberapa kelopak bunga, lalu ditaburkan di atas gundukan itu. Ia mengusap wajahnya yang berair, lalu beranjak pergi.

Kaname Tanuma yang mengenakan pakaian serba-hitam, duduk pada teras rumah sambil menatapi halaman. Lalu, muncul ayah yang duduk di samping, mencoba menghibur dirinya. Wajah mereka amat berduka.

Di dalam suatu ruangan, terdapat beberapa orang dewasa yang wajahnya tegang. Shuuichi Natori berbincang-bincang kepada para polisi dengan amat serius.

Minggu, pukul 11.30

Takashi masuk ke dalam rumah, menemukan ĝ͙͓̼̝̬̪̫̮̞͈̰̬̺̙͚̗͊̂̔͂̉͊́͝ͅı͖̖̩̯̟͇̗͎̩̪ͯ̋͂́̚g̨̱̖̯͚͙̖̭͈̫͈̭̭̼̮̘̺͉̀ͬͦͦͯ͒ͤͯ́͢ı̶̨̳̻͚̹̬̙̩̲̩͍̣̜̳͙̘̆͂ͤ͐̿̊̈̎͠͝ ̷̶͍̫̼̙̞̮̮̈͛ͭ͑̃͆̋ͥͭͥ̀̚͘s̨͖̟̟̠͉͐́͂̍̓̉ͤ́͒̇̓͗̆ͧ́͢ɥ̵̨̗̭͖͔͚͚̟̺̺̄̾̎̎ͭ̌̑̽ͪ͢oͫͣ̎̉ͬ̂ͦ̌͐̾̌̿ͯ͏̺͎̮̮̼͓͈̝n̵̳͓͉̫̝̲͕͇̮͙͈̳͔͎̪͓͕͕̿ͪͯ̾̌̊̇̏͂̑̄͒̕͡ʞ̴̶̴̛̹͔̭̲̣̫͇̖͖̩̠͕̙̘̖̝ͦ͊ͬ͒̆̾ͪͧͮ͗o͂ͣ̀̈́ͤͥ̋̐̏ͤͦͣ̊̓̀͠҉̣̥̻ yang tergeletak tak bernyawa di depan nakas. Genangan cairan merah menyebar mengerubungi tubuh ĝ͙͓̼̝̬̪̫̮̞͈̰̬̺̙͚̗͊̂̔͂̉͊́͝ͅı͖̖̩̯̟͇̗͎̩̪ͯ̋͂́̚g̨̱̖̯͚͙̖̭͈̫͈̭̭̼̮̘̺͉̀ͬͦͦͯ͒ͤͯ́͢ı̶̨̳̻͚̹̬̙̩̲̩͍̣̜̳͙̘̆͂ͤ͐̿̊̈̎͠͝ ̷̶͍̫̼̙̞̮̮̈͛ͭ͑̃͆̋ͥͭͥ̀̚͘s̨͖̟̟̠͉͐́͂̍̓̉ͤ́͒̇̓͗̆ͧ́͢ɥ̵̨̗̭͖͔͚͚̟̺̺̄̾̎̎ͭ̌̑̽ͪ͢oͫͣ̎̉ͬ̂ͦ̌͐̾̌̿ͯ͏̺͎̮̮̼͓͈̝n̵̳͓͉̫̝̲͕͇̮͙͈̳͔͎̪͓͕͕̿ͪͯ̾̌̊̇̏͂̑̄͒̕͡ʞ̴̶̴̛̹͔̭̲̣̫͇̖͖̩̠͕̙̘̖̝ͦ͊ͬ͒̆̾ͪͧͮ͗o͂ͣ̀̈́ͤͥ̋̐̏ͤͦͣ̊̓̀͠҉̣̥̻. Di dada kirinya terdapat luka bekas tikaman.

"Kata tetangga, Ṯ̙̞̹̤̞̘̟̳̯̭͖̫ͤ̀̄̈́̂͂͗ͪ̒̀͜͡ͅõͦ̐҉͏̶̻̭͕̱̥̬̗̣͎͙͈̜̣͝oͨ̀̿̈́ͩ̏ͧͪ̆ͥ҉̞͎̩̖̺̙̮̠̳̥̥̝̠̰̝̀͘̕r͉͇̰̳͍̘̳̞̝̺̘̠̝̹̩͑͒̃̑͐̇͆̎ͫ͘͘u̎ͦͮ̌͗͑͊̃͋͐ͭ̀̚҉̴̧̯̝̩̮̰̦͚ͅ ̵̨̭͉̗̻͈̠ͣ̇ͬ̇̒ͧ̓ͤͥ̊͒͌͌̇̅̿͑̀̕T̡̘̙̝͔͍̘̹̞͎̏̂ͯ͂̃ͬ̎ͤͤ̈́ͭͥ̓ͨ̅̏a̶̲̦̹̘̘͉͇̞̘͙ͥ̉ͦ̿͗ͮ̿͛̋́k̒ͨͩ̈ͧ̀ͯ̓̀ͥͩ̊ͭ̈̀̌̾͏̥̺̠̹̯̻̱͕͚͉̥̝͇̠͖̪į̶͖͈̮̬̭͚̹̋͗ͥͮ͌͝ pamit keluar rumah pada pukul 11.20 lebih...."

"...diperkirakan p̻͎ͤ̇͋̿͢ë̫̤̞̼̦͎́̊̏̆̚ͅn̵̟̹ͤ̌c̵̭̭̻̞ͨ͆̒̔̔ù͍̘͔͈ͧͫr͈̹̩̰͊̍͟ì͔̟̯͇̲̼͐͐̐̔ masuk lewat belakang rumah, mengambil beberapa perhiasan dan sejumlah uang milik keluarga Fujiwara...."

"Menurut penyelidikan, p̻͎ͤ̇͋̿͢ë̫̤̞̼̦͎́̊̏̆̚ͅn̵̟̹ͤ̌c̵̭̭̻̞ͨ͆̒̔̔ù͍̘͔͈ͧͫr͈̹̩̰͊̍͟ì͔̟̯͇̲̼͐͐̐̔ kabur ke daerah kota setelah m̶e̶n̶c̶u̶l̶i̶k̶  ✖͢✖͢✖͢✖͢✖͢ ✖͢✖͢✖͢✖͢  dan m̴e̴n̴c̴u̴r̴i̴ barang...."

Langit kelabu, awan memenuhi angkasa, tak ada sinar terang mentari. Orang-orang di sana mengenakan pakaian serba hitam. Gerimis kecil pun turun beberapa saat kemudian.

Paman Shigeru dan Takashi duduk berlutut di samping makam itu. Shigeru memeluk Takashi, lalu keduanya menangis sendu. Orang-orang yang di sana pun berduka cita dengan perasaan yang mendalam. Tidak ada yang menyangka, bahwa ĝ͙͓̼̝̬̪̫̮̞͈̰̬̺̙͚̗͊̂̔͂̉͊́͝ͅı͖̖̩̯̟͇̗͎̩̪ͯ̋͂́̚g̨̱̖̯͚͙̖̭͈̫͈̭̭̼̮̘̺͉̀ͬͦͦͯ͒ͤͯ́͢ı̶̨̳̻͚̹̬̙̩̲̩͍̣̜̳͙̘̆͂ͤ͐̿̊̈̎͠͝ ̷̶͍̫̼̙̞̮̮̈͛ͭ͑̃͆̋ͥͭͥ̀̚͘s̨͖̟̟̠͉͐́͂̍̓̉ͤ́͒̇̓͗̆ͧ́͢ɥ̵̨̗̭͖͔͚͚̟̺̺̄̾̎̎ͭ̌̑̽ͪ͢oͫͣ̎̉ͬ̂ͦ̌͐̾̌̿ͯ͏̺͎̮̮̼͓͈̝n̵̳͓͉̫̝̲͕͇̮͙͈̳͔͎̪͓͕͕̿ͪͯ̾̌̊̇̏͂̑̄͒̕͡ʞ̴̶̴̛̹͔̭̲̣̫͇̖͖̩̠͕̙̘̖̝ͦ͊ͬ͒̆̾ͪͧͮ͗o͂ͣ̀̈́ͤͥ̋̐̏ͤͦͣ̊̓̀͠҉̣̥̻ pergi secepat itu.

—END OF TIME—
TRAGEDY COMPLETED
||Clock's Time||

Waktu dari Jam [Natsume Yuujinchou FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang