《8》

6.4K 536 20
                                    

Fiksi oke!

****

Saat jam pulang berkumandang, Athan segera membereskan barangnya karena sopir pribadinya sudah datang menjemput. Sebelumnya Athan akan menghampiri kelas Ethan terlebih dahulu, dan dia berharap Ethan ada di kelas tidak seperti jam istirahat kedua tadi yang menghilang entah kemana bersama teman temannya.

"Pulang?"

"Hmm."

Jeovan Naka Allioga, satu satunya teman dan sahabat yang Athan punya. Ketua osis TCS itu memiliki karakter dan sifat yang sama dengan Athan, makanya mereka bisa berteman sejak smp dan bertahan sampai sekarang.

Dua cowok minim ekspresi itu berjalan bersama keluar dari kelas yang sudah lenggang, entah ada apa anak anak tadi terlihat buru buru untuk keluar.

"Ada apa?" Jeovan menghentikan salah satu anggota osis yang kebetulan muncul dari kerumunan di lapangan.

"Biasah, Regan dkk." Jawabnya malas, sepertinya cowok itu sudah capek mengurusi masalah yang di buat oleh Ethan dan teman temannya.

Mendengar nama Regan di sebutkan, Jeovan menoleh ke Athan, berkomunikasi lewat mata. Melihat Athan mengangguk Jeovan ikut mengangguk, lalu menepuk bahu cowok tadi sebelum pergi ke tempat prahara terjadi. "Thanks infonya."

"Yoi," setelahnya cowok tadi juga pergi dengan berlari menuju kelasnya untuk mengambil tas.

Sesuai isi pikiran Athan, begitu dirinya dan Jeovan berhasil masuk ke dalam kerusuhan di lapangan, ada Ethan yang sedang berlagak seperti seorang manager dengan note hitam di tangannya mendampingi Yairo.

Yang membuat Athan dan Jevano terdiam tak bisa berpikir jernih bukan karena dandanan Yairo yang seperti banci lampu merah, atau Regan yang tertawa bersama teman temannya, melainkan Ethan dengan rambut di ikat tengah berbentuk apel.

"Shit," Athan tak bisa, kembarannya terlalu menggemaskan. Baru saja akan melangkah untuk menyeret Ethan, Jeovan menahan lengannya.

"Tunggu sebentar." Kata Jeovan dengan ekspresi tak bisa di tebak.

Alis Athan naik satu dengan dahi yang berkerut. Buat apa dia harus menunggu?

"Biarin aja."

Seakan sudah memprediksi Ethan yang akan menghampiri mereka terlebih dahulu, Ethan berhenti di depan dua manusia kulkas itu bersama Yairo yang tersenyum centil, sangat menjiwai.

"Yaya, bagaimana dengan mereka berdua. Mereka tinggi dan berotot, wajahnya juga sangat tampan. Ambil?" Ethan bertanya pada Yairo dengan memasang wajah serius menatap Athan dan Jeovan setelah memindai dari atas sampai bawah menilai tampilan mereka.

Bukannya seram atau terintimidasi, Athan malah merasa gemas. Mati matian dia menahan senyumannya. Ethan lucu.

"Ambil aja mbak, mereka kayaknya lagi butuh juga." Jawab Yairo dengan suara dibuat mendayu dayu, tangannya dengan centil mencolek dagu Jeovan membuat cowok itu langsung mundur dengan menatap Yairo horor. Dengan santai Yairo malah mengedipkan satu matanya.

Sangat mendalami peran.

"Gue patahin tangan lo." Ancam Jeovan saat melihat tanda tanda Yairo akan kembali menyentuhnya.

Yairo mencebik manja. "Mbak, dia galak, Yaya nggak suka, mau sama yang satunya aja, siapa namanya ganteng? Muah."

Berbeda dengan Jeovan yang menampilkan ekspresi jijik dan takut, Athan masih lempeng tak terpengaruh sedikitpun bahkan saat Yairo memberinya ciuman jarak jauh dan kedipan manja.

"Udah njir! Mendalami banget lo Yai! Jangan mereka woi! Salah sasaran!" Marda berteriak dari kejauhan.

Ethan dan Yairo menoleh, dengan kompak keduanya mengacungkan jari tengah. Marda tergelak keras sampai berguling guling. Sultan masih setia dengan kamera handcam nya yang merekam seluruh kegiatan ngejablay Yairo. Jiel yang paling waras merasa malu, untuk dirinya dan untuk Yairo. Regan si pemilik tantangan malah tersenyum puas, dia berjalan mendekati mereka berempat di ikuti yang lainnya.

Laksamana EthanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang