Chapter 14

461 45 2
                                    

Vino masih berkutat di depan laptopnya kendati jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vino masih berkutat di depan laptopnya kendati jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Tangannya terulur lalu menyesap kopi hitam yang terletak tak jauh darinya. Ini sudah kopi hitam ke-3 yang dia sesap malam ini, bukan karena untuk menghindari kantuk, Vino memang selalu menyeduh kopi jika dia sedang ingin fokus seperti sekarang ini.

Pintu kamarnya terbuka perlahan, menampilkan Naomi dengan balutan kemeja putih jumbonya yang bermotif kotak-kotak. Kekasihnya itu lalu masuk ke dalam sambil tersenyum, lalu menutup pintu dan berjalan ke arah Vino yang masih fokus.

Naomi langsung duduk di sebelah Vino, dagunya menempel di pundak laki-laki di sebelahnya itu. Matanya meneliti ke arah layar laptop yang tengah menampilkan rekaman cctv yang tadi sore Ashel berikan pada Vino.

"Orang ini, ada di rekaman cctv di sekitar Parades Hotel dan juga Santa Mall. Dia sungguh mencurigakan..." ucap Vino sambil mengusap dagunya.

"Dan jika di lihat dari selang waktunya, dia berada di Santa Mall sekitar 3 jam sebelum berada di Parades Hotel. Vin, apa mungkin orang ini menculik Zee terlebih dahulu, lalu membunuh Tuan Devan..? Tapi.... Zee dan Tuan Devan, bukankah mereka sama sekali tidak ada hubungan? Zee hanya teman dari Shan bukan?? Aku tidak menemukan jalan keluarnya!!" Naomi memijat pelipisnya.

"Menurutmu, orang mencurigakan ini laki-laki atau perempuan???" Vino menoleh ke arah Naomi, membuat Naomi kembali menatap layar laptop dan memperhatikan video yang tengah di pause itu. Disana ada seseorang yang tengah berdiri menggunakan jaket tebal berwarna biru dongker, wajahnya tertutup hoodie juga masker. Orang itu memakai celana jins gombrong dengan sepatu running berwarna putih.

"Mungkin.... Laki-laki..???" Naomi menatap Vino. Keduanya sama-sama berpikir. Tak lama Naomi mengalihkan pandangannya ke arah laptop, kembali memperhatikan video yang tengah di pause itu. Mata kucingnya memicing, dia memperhatikan kuku-kuku orang itu yang kelihatan sedikit panjang.

"Dia mempunyai kuku yang panjang, dan Hanna bilang ada bekas goresan yang di akibatkan oleh kuku. Vino.... Apakah mungkin dia pembunuhnya???" Naomi kembali menatap Vino, sedangkan Vino tengah tersenyum penuh arti, memandang wajah ayu Naomi.

"Kenapa kau memandangku seperti itu???" Naomi menaikkan satu alisnya, lau tiba-tiba Vino mendekap erat tubuh Naomi, membuat wanita bermata kucing itu tersentak kaget, namun dia membalas pelukan Vino. Vino mencium bahu Naomi, menghirup aroma parfum dari kekasihnya yang baunya sangat khas.

"Vino, ada apa??" Naomi kembali bertanya, masih dengan posisi yang sama, berpelukan.

"Kapan kau akan bertemu dengan Boby dan Sisca??" bukannya menjawab, Vino malah bertanya pada Naomi.

"Hari rabu sore, jam 4. Ada apa vin..?"

Vino tersenyum.

"Aku ikut!!" Vino menarik tubuhnya, membuat Naomi heran dengan tingkah kekasihnya itu.

"Mi..." raut wajah Vino seketika berubah menjadi sangat serius.

"Orang yang ada di rekaman cctv itu, kita harus menanyakannya pada Boby dan Sisca. Mungkin mereka mengenalnya, jika ini masalah bisnis Ken Company, aku yakin Boby pasti tau sesuatu hal. Dan sebaiknya kita bertemu mereka di rumah saja, rumah mereka, jangan di kantor. Bukankah akan sangat baik jika disana kita juga bisa bertemu dengan Shan? Kau masih penasaran kan padanya?" sambung Vino, membuat Naomi tersenyum cerah.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang