Chapter 27

511 53 2
                                    

"Kita harus berpencar!" ucap Vino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita harus berpencar!" ucap Vino.

Naomi mengangguk, lalu keduanya berjalan perlahan berlawanan arah. Naomi naik ke atas tangga yang entah menuju ke mana, sedangkan Vino masuk ke dalam sebuah ruangan luas yang mirip dengan ruang tengah namun dengan ukuran yang extra jumbo. Ternyata di ruangan itu terdapat beberapa ruangan kecil yang di pisahkan oleh sekat-sekat, lalu di antara ruangan-ruangan kecil itu ada beberapa pintu dengan warna coklat tua yang mengkilap. Di sudut-sudut ruangan juga terdapat lukisan dan juga foto keluarga besar Tuan Devan.

Vino memicingkan matanya, saat sebuah foto besar yang terpajang di dinding itu membuatnya tertarik untuk mendekat. Sebuah foto hitam-putih dimana di foto itu ada Tuan Devan dan Nyonya Veranda yang tengah duduk di sebuah kursi, lalu di belakang Tuan Devan ada Boby yang tengah berdiri, lalu Shan dan Sisca yang berdiri di belakang Nyonya Veranda. Kelimanya tersenyum hangat menatap kamera, namun hal yang kini membuatnya terperangah adalah sebuah tulisan kecil dengan font latin yang muncul di bawah foto itu. Di antara tulisan yang berderet itu ada satu nama yang membuat Vino tersentak, Putri kami ; Fransisca.

"Jangan-jangan..." Vino memutar otak, sebuah kemungkinan-kemungkinan menjejali pikirannya. Lalu alam bawah sadarnya tiba-tiba teringat dengan pesan dari psikopat yang menculik Chika. Vino kembali tersentak, pikirannya seperti terbuka ketika dia menyadari suatu hal. Vino berlarian kesana-kemari, yang ada di pikirannya kini adalah, dia harus mencari ruang bawah tanah!

.

.

.

.

Naomi menghela nafasnya, dia menyeka keringat yang mengembun di dahinya. Deretan tangga yang berjejer tadi membawanya ke sebuah ruangan besar dengan pintu-pintu yang tertutup, lalu tak jauh dari deretan pintu-pintu itu ada balkon dengan pemandangan Danau Serena yang indah, bahkan dari jarak Naomi berdiri sekarang, dia bisa merasakan hembusan angin segar yang tertiup dari arah luar.

"Villa ini benar-benar penuh kejutan..." Naomi berjalan dengan mata yang memandang ke sekeliling, tempat ini sangat terang karena mendapat cahaya dari balkon. Naomi berdiri di depan sebuah pintu, memegang knop pintu itu lalu memutarnya, namun terkunci. Dia melakukan hal yang sama hingga di pintu ke-empat, dan pintu itu ternyata terbuka. Kepala Naomi terjulur di setengah pintu yang terbuka, matanya memandang ke dalam ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar. Naomi membuka pintu itu dengan lebar dan membiarkannya terbuka, lalu dia masuk secara perlahan.

Ruangan kamar yang cukup luas, dengan satu kasur berukuran besar lengkap dengan satu set lemari dan juga meja rias dengan model mewah seperti di kerajaan-kerajaan. Kamar ini cukup bersih dan rapi, Naomi berjalan ke arah meja rias dimana sebuah dompet tergeletak disana.

"Milik siapa ini..??" tangan Naomi terulur, lalu mengambil dompet itu dan membukanya. Matanya memicing lalu tak lama terbelakak lebar, di dalam dompet terdapat kartu identitas dengan nama Boby Chaesara. Ya! Dompet ini pasti milik Boby.

GOOD BOY || JKT48 Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang