12

15 11 4
                                    

Fajar pov'
Aku berjalan ke arah motorku, dan mengendarai nya dengan kecepatan tinggi. Aku tak tau harus kemana. Karena untuk saat ini, aku gak mungkin pulang. Karena papah pasti bakal terus paksa aku buat nerima perjodohan ini. Aku menepikan motor dan merogoh saku celanaku mengambil ponsel. Aku berniat untuk menghubungi sendi.

" hallo" ucap sendi di sebrang sana.

"Lo dimana?"

" gue di rumah, kenapa emangnya? "

"Gue ke rumah lu. Numpang tidur"
Di sebrang sana, sendi mengernyit bingung.

" Lah ada apa emang nya jar? Lo ada masalah sama bokap? "

"Biasalah. Ntar gue ceritain"

Aku mematikan sambungan telepon nya sepihak dan melajukan motorku dengan kecepatan rata rata.
______

Fajar pun sampai di kediaman sendi. Dia memarkirkan motor kesayangannya di halaman rumah sendi. Dia berjalan ke arah pintu masuk dan langsung membuka pintu. Sudah menjadi kebiasaan bagi fajar dan randi, masuk rumah sendi tanpa izin. Hal ini pun tak di permasalahkan oleh sendi, karena sendi menganggap mereka seperti saudara sendiri.

"Sini jar. Untung lo kesini. Gue di rumah sendiri kalo lo gak kesini."

Fajar menatap sekeliling rumah sendi yang sepi.
"Emang bonyok lo kemana?"

"Bonyok gue biasa lah lagi keluar kota. Gini nih resiko jadi anak tunggal. Sepi tau gak."

"Oh ya, lo tadi katanya mau cerita tentang bokap lo. Kenapa dia?" Lanjutnya sambil memakan keripik singkong yang ia beli tadi di supermarket.

"Papah gue mau jodohin gue sama anak nya rekan bisnis dia".

"Terus lo terima?"

Fajar menatap tajam sendi, "kalau gue terima, gak mungkin lah sekarang gue bisa di sini. Gue itu kabur sen dari rumah. Gue gak terima perjodohan itu"

"Dan anak nya rekan bisnis papah itu, masalalu gue." Lanjutnya.

Sendi terdiam mendengarnya. Sejujurnya sendi tidak tahu menahu tentang masalalu fajar. Karena menurutnya, fajar itu tertutup. Ia paling susah buat sekedar sharing atau cerita cerita masalah hati. Dan baru kali ini fajar cerita  tentang kehidupannya dan masalah yang sedang menghantuinya.

"Masalalu? Lo punya mantan jar?"

"Iya. Sorry gue baru cerita ini ke lo. Randi juga belum tau."

"Karena dulu waktu SMP, gue sama dia itu backstreet. Bahkan orang tua kita juga gak ada yang tau. Termasuk kalian." Lanjutnya

"Kalo gue boleh tau, siapa jar cewe nya? Sekelas atau enggak sama kita?"

"Cantika. Anak kelas C"

Sendi mengingat ingat kembali teman teman nya dulu waktu SMP. Hingga ia menemukan satu nama yang mungkin saja itu benar.

"Cantika adara daisy, true?" Sambil menunjukkan jarinya ke arah fajar.

Fajar menganggukan kepala sebagai jawaban.
Sendi pun menggelengkan kepala takjub melihat jawaban fajar. Ia tak menyangka seorang fajar yang notaben nya cuek, dingin kek kulkas berjalan bisa ngejalin hubungan sama cantika yang ramah.

"Gue gak percaya. Lo pasti ngada ngada kan jar, pake ngaku segala pernah pacaran sama cantika."

Fajar menoyor kepala sendi yang kalau ngomong itu suka asal ceplak. Sendi meringis kesakitan.

"Serah lo deh. Gue mau tidur ngantuk" fajar melenggang pergi ke kamar sendi dan menutup rapat pintu kamarnya.

"Lah si fajar. Yang punya kamar siapa, yang nyelonong ngunciin pintu kamar siapa. Untung lu temen jar. Kalo bukan udah gue usir dari tadi." Melenggang pergi menyusul fajar si kulkas nyebelin.

The Love Triangle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang