Seperti biasa mode Genderswich begini bakal banyak hal berbau sensitif, makanya bocil di harapkan menjauh.
"Jagat jangan gila, ahhh.. kakak gue masih ada di teras dep—paaan," ucap Arunda panik saat tangan Jagat sekarang telah meremas payudara berisinya, lalu dengan santai menurunkan tank top tanpa tali yang ia gunakan sehingga payudara besarnya melompat keluar.
"Nyuruhnya sih jangan gila, tapi coba liat di sini. Siapa yang lebih dulu gak pake bra, hm? Gimana gue bisa gak tergoda sama tetek gede lo yang mantul pas lari, tetek yang tadi di pandangin semua orang tanpa mereka bisa lihat bentuk ataupun merasakan kelembutannya," ucap Jagat sembari berbisik di dekat telinga Arunda, dan terus meremas payudara besar yang terasa begitu empuk di tangannya itu lembut.
Tangan besarnya sesekali juga akan memainkan nipple milik Arunda, sampai sang empunya terpaksa menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan yang mungkin saja akan keluar saat titik sensitifnya itu di rangsang sedemikian rupa.
"Jagat nghhh... Na—aahh ikin nghhh.. lagi ahh.., tank top gue ugmmm.. nanti ka—kaak lewat," desah Arunda dengan tubuh gemetar dan tidak lagi bisa tetap duduk diam di atas pangkuan Jagat, tubuhnya terus menggelijang tidak nyaman dan secara tidak sadar justru malah semakin membuat benda besar yang tengah ia duduki semakin bangun.
"Biarin aja kakak lo liat, gimana adek lontenya justru malah desah ke enakan begini teteknya di remes," ejek Jagat sembari terus meremas kedua benda besar di tangannya, lalu setelah itu tangannya juga di arahkan pada rok pendek Arunda yang ternyata tidak memakai celana dalam di baliknya. "Lihat! Memek lontenya udah basah, padahal baru gue remes doang tetek lo. Gimana kalau gue gesekin pake tangan, ya, nih memek? Bakal lebih becek atau justru keenakan."
"Nghhh... Ja—gaat ahhh... jaa—ngaaan hhh.. di gesek," desahan Arunda bukan hanya semakin menjadi, tapi ia bisa merasakan vaginanya semakin berdenyut menyakitkan karena rangsangan yang di berikan tangan Jagat.
Saat tangan besar itu menggesek vaginanya yang tidak di tutupi apapun, dan sesekali juga semakin menggesek klitorisnya. Hingga membuat ia semakin menggelijang tidak nyaman, tapi bukannya semakin menutup kedua pahanya ia justru malah semakin melebarkan kedua kakinya di atas pangkuan Jagat.
"Jangan, tapi malah makin ngangkang, maunya gimana sebenernya hm, lonte?" Tanya Jagat yang sekarang semakin menggesek vagina Arunda, yang berakhir membuat sang empunya terpaksa menggigit lengannya sendiri.
"Jagat udah nghh... mau keluar hhh... ber—heeenti AHHh..," dengan panik Arunda yang merasa akan keluar, telah berusaha menarik tangan Jagat. Tapi tentu saja semua percuma, karena tenaga lelaki yang memangkunya ini jauh lebih besar dan semakin bergerak cepat hingga ia keluar.
"Ha... ha.. ha... emang dasar jalang, liat tangan gue sampe basah begini kena cairan memek lonte lo. Tapi kayaknya masih belum puas, kalau cuman di gesekin doang, soalnya memek lonte lo masih cengap-cengap begini. Gue kobelin jari gue, mau?" Tanya Jagat sembari memeluk tubuh Arunda supaya bersandar di dadanya, lalu tanpa mendengarkan jawaban sang empunya ia segera memasukkan dua jarinya ke dalam vagina basah Arunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENDERSWITCH KARYAKARSA
FanfictionHanya cerita sederhana official name fiksi, dan tersedia di karyakarsa