Bab 7. Muak

378 44 0
                                    

"ibu?" ravi akhirnya bangun setelah seharian tidak sadar.

"ravi?! Shaka cepat panggil dokter! Kamu mau apa sayang?"

"ini kamu minum dulu sayang"

"renan mana?" tanya ravi heran, dia tidak melihat kembarannya disini.

"tidak usah dicari, ayah sama kakak udah kasih balasan yang setimpal untuk dia" jawab yasah.

"balasan apa maksud kaka?"

"anak itu kuat juga, dia masih bisa bertahan tapi dia koma. Jangan kasian sama orang yang mencelakakan mu ravi"

"sejak kapan renan mencelakai ravi?! Kenapa renan bisa koma?!!" ravi meninggikan suaranya, tidak peduli dengan tenggorokannya yang sakit, dia khawatir dengan keadaan kembarannya itu.

"dia mendorongmu kan? Dia pasti tahu kau tidak pernah belajar berenang, jangan melindunginya shaka melihatnya sendiri"

"aku mau lihat renan!!"

Ravi berusaha turun dari ranjang, mereka menahan ravi dan membujuknya untuk tenang. Tapi bagaimana dia bisa tenang? Renan koma!! Renan koma...

Semuanya karena dia, jika dia bisa bangun tepat waktu ayah,ibu, kak yasah, dan kak shaka pasti tidak akan melukai renan.

"ravi diam! Dengar ayah, renan itu tidak pantas menjadi kembaranmu!"

"TAPI BUKAN RENAN YANG DORONG RAVI!"

"ITU SHELLA!!"

"ravi masih dengar suara renan yang teriak manggil ravi! Renan cuma mau nolong ravi!" ravi menangis, dia tidak bisa menahan air matanya.

Jika ravi jadi renan, dia akan kabur sejak lama!

"kenapa kalian jahat?! Salah renan apa?! Memangnya kak shaka tidak bisa memeriksa kamera pengawasannya lebih dulu?!"

Mereka semua terdiam, jadi mereka salah...

Salah, dari awal keluarga radista memang salah hanya saja mereka terlalu arogan untuk mengakuinya, bahkan sampai saat ini mereka masih tidak terima.

"tapi itu juga salahnya karena tidak bisa menjagamu dengan benar ravi!" ucap sang ibu tak mau kalah.

"bukannya kak shaka yang harusnya menjaga ravi? Kak shaka kemana?"

"kalian tau tidak kalau renan itu ditindas sama shella juga?! Kak shaka cuma menjaga ravi tapi renan tidak!"

"renan simpan semuanya sendiri, bahkan dia tidak mau menceritakan semuanya pada ravi"

"kalau ravi bilang ravi benci sama keluarga ini apa itu salah renan juga? Apa itu salah renan karena kalian tidak memeriksanya dengan teliti? Apa itu salah renan kalau shella iri? Apa itu salah renan jika para penculik itu menargetkan kami?"

"renan juga korban..."

"dari awal sampai sekarang, renan yang tidak tahu apa-apa selalu menjadi yang disalahkan"

"renan cuma cemburu apa salahnya dibujuk? Dia begitu karena dia sayang sama kalian, tapi apa? Kalian malah melihatnya seolah-olah dia orang asing yang tidak punya tempat dikeluarga ini!"

"renan yang ikut hilang adalah penculiknya, renan yang mencoba membantuku adalah pelakunya, renan yang mencoba menghibur kalian adalah orang munafiknya"

"kalian hanya membencinya kan?"

Ravi menatap keluarganya dengan kecewa, dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya dipukuli sampai koma dan terbaring tidak berdaya oleh keluarganya sendiri. Keluarga yang harusnya jadi tempatnya pulang, keluarga yang harusnya menyembuhkan lukanya, keluarga yang harusnya jadi tempat berkeluh kesah malah menjadi penghancur utama bagi renan.

"maaf ravi, ayah khawatir jadi kami melakukannya tanpa pikir panjang"

Tuan radista yang dermawan sebenarnya adalah sosok yang menginginkan kematian putranya.

Dia tahu dia salah, dia tahu renan terluka karena tingkah mereka tapi egonya tidak membiarkannya untuk meminta maaf.

Dipikirnya renan adalah hal yang salah sejak awal jadi permintaan maaf akan membuang-buang waktu, tapi mendengar perkataan dari putra kesayangannya membuatnya merasa bersalah.

"minta maaf ke renan bukan ke ravi, anak yang ayah pukuli dengan membabi buta itu adalah sosok yang sangat menyayangi kalian"

"mungkin tidak lagi, kalian melukai mental dan tubuhnya kalau aku jadi renan aku akan sangat membenci kalian"

"ravi muak melihat kalian, renan pasti sama muaknya bedanya renan sangat menyayangi kalian sampai dengan sukarela menyerahkan dirinya untuk kalian sakiti"

"apa kalian menyesal?" tanya ravi perlahan.

"dia tetap saja salah, harusnya dia mengatakan yang sebenarnya harusnya dia jujur, kalau dia tidak jujur bagaimana kami bisa tahu?" yasah mendengus, renan akan selalu salah dimatanya.

"itu tugas kalian, kalian keluarganya. Kalian masih tidak menyesal atau terlalu malu mengatakannya?"

"sudah cukup ravi, kau baru saja bangun istirahatlah"

"apa kau khawatit denganku kak? Lalu apa kau tidak khawatir pada renan yang koma? Bagaimana kalau renan memilih menyerah?"

"apa maksudmu ravi? Tidurlah ibu tidak suka mendengar perkataanmu"

"jika renan sampai kenapa-napa kalian akan menjadi pembunuh, orangtua yang membunuh anaknya juga saudara yang membunuh adiknya akan menyatu dengan identitas kalian"

"ravi lelah, ravi mau semuanya keluar, ravi tidak tenang jika berdekatan dengan orang kasar seperti kalian"

Ravi menutup matanya dia dilema, jika dia tidak datang renan mungkin tidak akan sengsara seperti ini tapi itu juga berarti tidak akan ada yang membela kembarannya.

Sebaliknya, kedatangannya membuat luka renan semakin lebar tapi dia juga bisa membantu menyadarkan yang lainnya.

Sayangnya ravi datang terlalu lambat, renan sudah tidak kuat, renan hanya ingin kebebasan.

Tidak perlu permintaan maaf ataupun penyesalan dari orang-orang yang dulunya dia sayang hanya dengan membuatnya kembali ke tangan sang pencipta sudah menjadi anugerah terbesar untuknya.

I'm The Unwanted TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang