Renan bisa mendengar keluarganya berbincang dengan riang, mansion yang selalu terasa dingin ini akhirnya menghangat, sayangnya kehangatannya tidak mencapai hati renan.
"renan! Ayo sini kita sarapan bersama"
"ya"
"renan, hari ini aku akan masuk ke sekolah yang sama denganmu dan kak shaka kau harus menemaniku berkeliling nanti!"
"ya, tentu" jawab renan sambil tersenyum.
"ayo ravi kita pergi" ajak shaka
"owh? Ayo ren kita pergi"
"tidak, renan bisa pergi sendiri kita duluan saja"
"tapi..."
"tidak apa, aku bisa sendiri kau pergilah, tidak baik terlambat di hari pertama"
"kalau begitu kami duluan yaa, kau juga harus cepat berangkat jangan sampai terlambat!" ujar ravi riang.
Setelah kepergian ravi dan shaka tidak ada lagi percakapan yang terjadi diantar mereka sampai akhirnya renan berani membuka suara.
"ayah, bisakah kau menandatangani ini?"
"apalagi ini?"
"surat izin, kami akan ke galeri lukis hari ini, jadi butuh persetujuan wali"
"lalu kenapa bertanya padaku? Memangnya aku peduli? Pergilah jika kau mau, akan lebih baik jika kau hilang"
"aku akan menyuruh sekretaris menandatanganinya untukmu, pergilah, kau merusak pandangan" pria paruh baya itu langsung pergi, tidak peduli tentang perkataan yang keluar dari mulutnya atau lebih tepatnya tidak pedulu pada anaknya sendiri.
"bu.. Aku-"
"jangan bicara, aku tidak ingin mendengarnya" lalu dia langsung pergi tanpa melihat kebelakang
Tinggalah renan dan kakak sulungnya.
"kak"
"ck, jangan panggil aku kakak itu menjijikan" melihat yasah akan pergi renan buru-buru meraih tangannya.
"jangan menyentuhku!" dibuangnya tangan renan lalu mendorongnya pergi menjauhi, dia bertingkah seolah renan adalah virus menular yang menjijikan.
"kak, dasimu tertinggal" ucap renan sambil memegang dasi itu.
"buang saja, itu sudah kotor aku tidak mau lagi" lalu dia pergi dengan kejam.
Renan mengucapkan kata maaf berulang kali, entah permintaan maaf karena mengotori dasi itu atau maaf karena dia adalah renan yang kotor.
.
Saat ini renan sedang duduk di bus sekolah, mereka akan pergi ke galeri lukis yang dibuka oleh seorang pelukis terkenal, sebelum pergi dia meminta maaf pada ravi karena tidak bisa mengajaknya berkeliling, bahkan jika dia tidak pergi shaka tetap tidak akan membiarkannya dekat-dekat dengan ravi.
Mereka dipandu oleh seorang pemuda, dia juga menjelaskan arti lukisan yang dibuat oleh pelukis terkenal itu, sampai di satu lukisan semua orang tidak bisa tidak kagum, lukisannya sangat indah itu adalah gambar seorang peri kecil. Rambut pirangnya yang panjang, mata hijaunya yang bersinar dan kulitnya yang seputih salju digambarkan dengan sangat baik hanya saja tempat dimana peri kecil itu berada adalah di sebuah sangkar besi yang usang dan tak terawat.
"apa kalian tahu? Pelukis Rain bilang peri kecil di lukisan itu sebenarnya bisa mengabulkan satu keinginan! Apa yang akan kalian minta jika bertemu dengannya?" kata pemandu itu.
"aku ingin jadi kaya!"
"aku ingin orang yang kusuka menyukaiku kembali!"
"aku ingin cita-citaku terwujud"
"aku ingin pergi keliling dunia"
Dan banyak lagi keinginan yang diteriakan siswa siswi itu, hanya renan yang diam. Dia menatap lukisan itu lamat-lamat tidak peduli dengan rombongan yang sudah jauh meninggalkannya. Sampai seseorang menepuk pundaknya.
"apa yang kau lihat adik kecil?"
"owh aku hanya terpesona dengan lukisan ini"
"apa pendapatmu tentang lukisan ini?"
"indah?"
"kau bisa mengatakan apa yang kau pikirkan"
"lukisannya indah, hanya saja peri kecil itu sepertinya terperangkap dan tidak bisa keluar pasti sangat kesepian berada sendirian di tempat itu"
"sebenarnya peri kecil itu punya cerita tersendiri. Peri itu awalnya seorang gadis cantik yang sangat baik, dia membantu semua yang membutuhkan, karena kebaikannya itu sang pencipta memberikannya sebuah tawaran, gadis itu harus tetap berada di sangkar usang sampai sayapnya muncul lalu dia bisa memilih akan bereinkarnasi menjadi apapun yang dia mau di kehidupan selanjutnya, dan untuk menumbuhkan sayap itu butuh waktu yang sangat lama"
"tapi setelah sayapnya tumbuh dia tidak bisa langsung bereinkarnasi, dia harus mengabulkan satu permintaan dulu dengan bayaran sayapnya sendiri"
"jadi setiap dia mengabulkan permintaan sayapnya akan hilang? Lalu dia harus menunggu sayapnya tumbuh lagi?"
"kau benar, itulah bayaran yang harus dia ganti dengan keinginannya. Cukup tragis tapi ini adalah pilihan gadis itu, jika aku bertemu dengan peri ini aku akan meminta penyakit yang membuat ibuku meninggal bisa hilang agar tidak ada lagi yang terluka karena kehilangan. Bagaimana denganmu adik kecil?"
"aku... Awalnya aku ingin menjadi seseorang, tapi aku berubah pikiran"
"jika bertemu aku akan membuat permintaan agar peri kecil yang baik hati itu bisa bereinkarnasi dan menjalani kehidupan yang dia mau, kuharap dia tidak perlu lagi terkurung dan merasa kesepian di sangkar usang itu, aku harap dia bisa bebas"
Ya benar, bagaimana bisa sang pencipta bisa begitu kejam dan memberikan jalan buntu ke peri kecil itu? Selama peri kecil itu bertemu dengan orang seperti renan, dia bisa langsung pergi bereinkarnasi.
Sang pencipta hanya ingin melihat seseorang yang mampu melepaskan keinginannya dan mementingkan orang lain, dia ingin peri itu melihat bahwa masih ada orang yang tidak egois.
"kembalilah, rombonganmu pasti mencarimu"
"kalau begitu aku akan pergi dulu, sampai juga kakak"
Pelukis itu pikir keinginannya sudah sangat bagus tapi dia tidak sadar bahwa peri kecil itu juga butuh bantuan. Hanya renan yang sederhana yang bersimpati pada objek yang tidak tahu nyata atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Unwanted Twin
De TodoSi manis yang kehilangan kecintaannya pada diri sendiri. Si manis yang merasa lelah tetapi enggan menepi. Si manis yang selalu berteriak walau lirih. Ini kisahnya, ini lukanya. Ini tentang orang hidup yang selalu meneriakan kematian di kepalanya. Re...