Bab 6. Salah Renan

322 40 0
                                    

Banyak orang yang menyukai ravi, pemuda manis dan ceria itu membuat orang-orang merasa nyaman disekitarnya.

Tapi ada juga beberapa orang yang iri pada perhatian yang ravi dapatkan.

Shella Alkana adalah salah satunya, gadis itu dulunya dipuja-puja karena kecantikannya, semua orang memperhatikannya.

Tapi semuanya berubah saat ravi datang, ravi yang ramah membuatnya lebih disukai daripada shella. Banyak orang yang membandingkan mereka berdua, hal itu membuat shella marah karena merasa direndahkan.

Dia selalu mencari kesalahan ravi dimana-mana tapi karena shaka melindunginya, shella jadi tidak bisa melukai ravi sepenuhnya.

Jadi shella melampiaskannya pada renan.

Hari ini kelas ravi memiliki jadwal pelajaran olahraga, mereka akan melakukan praktek renang di sekolah. Ravi yang tidak tahu caranya berenangpun di kecualikan, tapi dia harus tetap menonton dari samping.

Kelas mereka selesai, saat ravi hendak keluar shella dan teman-temannya tidak memperbolehkannya.

"minggir shella, aku mau keluar"

"kau berani menyuruhku seperti itu hah?!!"

"apa mau mu? Berhenti bersikap bodoh"

"kau mengataiku? Dengar ya ravi! Bukankah sudah kubilang untuk menjauhi kak jevan! Jangan terus-terusan merayunya seperti jalang!!"

"apa kau tidak berkaca? Tingkahmulah yang seperti jalang"

"sial! Beraninya kau"

"aku dengar kau tidak bisa berenang ya ravi? Pegang dia!"

Kedua teman shella memegang ravi yang terus-terusan berontak.

"bagaimana kalau aku mengajarimu berenang? Apa kau senang?"

"jangan kelewatan! Kak shaka akan sangat marah padamu!"

"dorong dia ke kolam" ucap shella datar, dia memandang wajah ketakutan ravi dengan senang hati.

Mereka mendorong ravi lalu pergi darisana, tidak peduli dengan permintaan tolong ravi.

Renan yang sedari tadi tidak melihat ravi merasa sangat cemas, dia memilih menyusul ravi setelah bertanya pada teman sekelas ravi.

Di jalan dia berpas-pasan dengan shella dan temannya yang melihatnya dengan penuh kemenangan. Renan mempercepat langkahnya, dia melihat ravi yang bergerak lemah di tengah kolam berenang.

"ravi!" renan ingin menolong, tapi dia tidak tahu caranya berenang! Dia dan ravi punya trauma yang sama!

Renan ingin menggapai ravi tapi tangannya tidak sampai, dia berdiri dengan panik, melihat kesana kemari untuk mencari ban? Pelampung? Atau yang semacamnya.

Sibuk dengan pikirannya, dia sampai tidak sadar keberadaan shaka, shaka mendorongnya menjauh lalu menyelamatkan ravi.

Shaka dengan panik menelfon semua anggota keluarga dan menceritakan semua yang dia tahu tapi dia mengatakan bahwa renanlah yang mendorong ravi.

"tunggu dirumah, jangan berani kemana-mana"

"kau harus menerima konsekuensinya karena sudah mencelakai ravi"

"kau menjijikan renan, hanya karena cemburu kau melakukan ini"

"menyedihkan"

Renan ingin mengatakan yang sebenarnya tapi apakah shaka mau percaya?

Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan tapi shaka sudah melabelinya sebagai orang yang menjijikan.

Bukan salah renan...

Renan ingin menolong ravi bukan mencelakainya.

Tapi apakah ada yang percaya?

Renan pulang dan menunggu semua anggota keluarganya datang, dia tahu dia akan kesakitan.

Dia takut sakit...

Mereka pulang dalam keadaan marah, melihat renan yang terlihat tenang membuat mereka semakin membencinya.

Plak.

Plak.

Plak.

Plak.

Empat tamparan berurutan mendarat dipipinya, sakit...

"kau menjijikan!" yasah menendang renan sangat keras sampai pemuda itu tersungkur.

"dia itu kembaranmu! Kenapa kau sangat membencinya??? Ibu menyesal melahirkanmu! Seandainya ravi tidak memiliki kembaran itu akan sangat bagus!"

"bu..."

"bukan aku..."

"jangan mengelak lagi ravi! Aku melihatmu yang panik dengan mata kepalaku sendiri sialan!"

Mereka bergantian memukul renan, tubuhnya penuh lebam, jarinya patah karena diinjak dengan keras oleh yasah, bibirnya sobek, mereka mendorongnya hingga kepala pemuda itu terbentur ke ujung meja.

Melihat darah yang keluar dari kepala renan mereka hanya diam, mereka tidak peduli sama sekali.

"ayah berdoa semoga kau mati saja" itu adalah kata terakhir yang renan dengar sebelum dia menutup matanya.

Renan juga...

Dia juga berdoa seperti itu tiap malamnya.

Kalau bisa renan ingin mati sekarang juga, dia harap ini terakhir kalinya dia menutup matanya.

Dia harap dia tidak akan pernah membuka matanya lagi.

"bukan... Renan bukan orang jahatnya"

Kehidupan sekarang ataupun selanjutnya, renan harap dia tidak akan bertemu keluarganya lagi.

Dikehidupan selanjutnya renan ingin menjadi mawar merah.

Mawar merah yang disukai dan dikagumi banyak orang.

Mawar merah yang harus dirawat dan dijaga dengan hati-hati.

Mawar merah yang digunakan sebagai tanda cinta pada orang terkasih.

Renan ingin menjadi setangkai mawar merah.

Mawar merah yang paling cantik...

I'm The Unwanted TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang