We Just Broke Up

357 52 3
                                    

Dua tahun lalu, ketika dokter pertama kali menyatakan ada sesuatu yang salah di matanya, Haerin murung dua hari di kamar kosnya. Memang belakangan penglihatannya sedikit terganggu, tapi dokter belum bilang apa penyebabnya.

Seminggu kemudian, setelah dokter mendiagnosa kalau sepasang matanya mengidap glaukoma. Haerin menangis tak kunjung reda. Ia takut suatu hari kehilangan penglihatannya.

Hari itu Haerin merasa sesuatu dari dirinya tidak lengkap. Ia jadi harus kontrol rutin seumur hidupnya. Beban menjaga matanya meningkat 3 kali lipat dari orang lain yang matanya baik-baik saja.

Tapi saat itu Danielle selalu bilang kalau semuanya bakal baik-baik aja. Selama Haerin ikut saran dokter dan kontrol mata tepat waktu, semua kekhawatiran itu hanya ada di kepalanya.

Danielle masih ingat kejadian itu. Dimana dia lari tunggang langgang pagi-pagi buta menghampiri Haerin yang menginap di kos Kyujin. Nggak kebayang betapa kagetnya ia ketika sampai langsung melihat Haerin duduk terbengong di kasur Kyujin. Dengan tatapan kosong gadis itu bilang, "Nielle, aku ga bisa lihat apa-apa."

Jantung Danielle serasa berhenti berdetak se per sekian detik mendengarnya. Sejak hari itu, Danielle memastikan Haerin nggak pernah melewatkan jadwal kontrolnya.  Satu hari pun.

***

Danielle di mata Haerin adalah sosok yang care, humble, social butterfly, definisi punya sohib di tiap tikungan. Kalau orang-orang ekstrovert diranking di seluruh penjuru nusantara, maka Danielle pasti masuk sepuluh besar orang paling ekstrovert.

The complete opposite of herself.

Dulu Haerin pikir, perbedaan keduanya yang bak air dan minyak membuat mereka ah mana mungkin dua tipe orang kaya gini bisa bareng-bareng?! Kenyataannya, hubungan yang dijalin putus nyambung selama empat tahun bukan waktu yang sebentar buat sekedar cinta-cintaan monyet belaka. Mantannya itu bahkan lebih dulu ia kenal daripada dua sahabatnya sekarang; Eunchae dan Kyujin.

Maka itu nggak pernah terlintas di benak Haerin menyaksikan Danielle di sebelahnya sekarang. Biasanya perempuan berdarah mixed Aussie itu luar biasa bawel. Nyerocos yang penting sampai yang penting nyerocos.

Pecicilan level akut.

Tapi hari ini, sejak memunculkan batang hidungnya tiba-tiba di depan pondokan, Danielle tak banyak buka mulut selain "ayo berangkat/cepetan dikit jalannya/bisa lebih cepet gak?"

Plis ya Danielle, Haerin bukan spesialis baca pikiran. Emang dulu cita-citanya masuk psikologi, tapi even psikolog dan psikiater sekali pun nggak bisa baca pikiran!

"Jalannya dicepetin, hampir ketinggalan kereta nih."

Haerin mau gak mau setengah berlari di atas peron, menyusul Danielle yang udah beberapa langkah di depan meninggalkannya. Mantan sialan, mana Haerin baru kepleset waktu main voli kemarin sore.

Haerin asik mengumpat dalam hati sampai kakinya menginjak tali sepatunya sendiri. Jangan tanya kelanjutannya apa karena tentu saja—ditangkap Danielle.

"Kan, aku udah bilang hati-hati!"

Bola mata cantik Haerin berkedip lambat dua kali menyaksikan Danielle mengikatkan tali sepatunya. Pipinya mulai blushing, dikit. Tapi Danielle keburu menariknya masuk ke gerbong sebelum mereka benar-benar ditinggal kereta.

***

"Tadi pagi lo sempet sarapan?"

Suara Danielle sukses menghentikan sejenak Haerin yang lagi memotret pemandangan di luar jendela.

50 Days [daerin/candyz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang