Waktu Kyujin bilang unitnya adalah dream team, Haerin sudah sempat memasang ekspektasi tinggi ke delapan teman-teman barunya. Minus Eunchae karena Haerin sudah kenal perempuan itu literally luar dalam. Haerin bahkan sempat insecure, takut ia tak bisa berbaur dengan anak-anak hitz di timnya.
Tapi baru aja dua hari tinggal bareng, Haerin mulai skeptis. Dari sisi mana menurut Kyujin kalau timnya ini tim impian? Dari lubang sedotan?
Pagi-pagi sekali pondokan mereka dihebohkan dengan aksi Ahyeon. Siapa sangka gadis cantik jagoan akun kampuscantik itu aslinya 180 derajat berbeda dari image anggunnya. Hampir saja Ahyeon membakar rumah pondokan mereka perkara telur ceplok gosong yang ia tinggal waktu keramas.
"Serahin sarapan pagi sama gue. Semester lalu gue ikut baking class, panggil gue Chef Ahyeon mulai sekarang."
Saf sef saf sef. Masih untung tuh rumah warisan Pak Lurah tak terbakar dan mereka ga jadi diusir warga.
Untung ada Eunchae yang sigap melempar handuk basah ke atas kompor yang apinya mulai menyala. Setiap ada keributan di pondokan itu, Eunchae selalu turun tangan membereskannya. Anak-anak tim memanggilnya Mamah Eunchae.
"Mamah, adek lapar, Mah," Pharita meringsek ke Eunchae yang mukanya ditekuk dari tadi pagi.
"Panggil gue Mamah sekali lagi, gue pukul lo ya pake nih sapu!"
Haerin sih tak heran dengan kegalakan Eunchae. Sahabatnya itu memang punya anger issue akut.
"Hiii, takut!" Pharia lari ke belakang Niki yang kebetulan mau ambil minum ke dapur, "Papah, takut Pah, aku mau dipukulin Mamah. Apa kita harus lapor KPI ya, Pah?"
Kalau Eunchae dipanggil Mamah, Niki dipanggil Papah karena beliau ini jabatannya mengepalai tim.
Haduh, Niki kan jadi blushing abis. Pemuda paling kalem di tim itu cuma bisa senyam-senyum gaje walau ditodong Eunchae pakai sapu ijuk rumahan.
Setiap tim mereka rapat ngomongin proker, selalu aja digodain Ahyeon.
"Lo semua ngejagoin siapa, Niki atau Haerin. Tebak siapa yang lebih banyak ngomong per kata sehari?"
Dasar siluman! Ahyeon ini entah kenapa hobinya mengusik kehidupan Haerin.
Meskipun ternyata pemenangnya adalah Junghwan. Dengar-dengar, pemuda itu punya khodam dan setengah indihome. Haerin pendiam, Niki kalem, kalau Junghwan ini... titisan Limbad.
"KPAI, bego. KPI mah tukang sensor," cerocos Gyuvin yang lagi sibuk pushrank bersama Jungwon dan Junghwan di pojokan.
"Bacot!"
"Eh, eh, udah-udah, jangan ribut terus," Niki berusaha menghindari Asa yang masih sembunyi di belakangnya.
"Minggir lo, Nik, jangan sampe lo ikutan gue pukul!"
Glek.
Lah, kenapa ikut-ikutan kena?
***
Di teras luar ada Leeseo yang asik sendiri menikmati tontonannya di youtube. Leeseo ini anaknya mudah stress, obatnya adalah nonton bias pagi-pagi, katanya gitu waktu di first gathering.
"Won, lo ganti passwordnya ya?"
"Ngga kok,"
"Password apaan?" Tanya Yeseo kepo, ikut bergabung duduk di sebelah Leeseo yang sedang memasukkan password tethering yang dibagikan Jungwon semalam. Biasa, anak sultan selain suka pamer, sisi baiknya suka berbagi.
Tadinya dia mau mencarikan tukang wifi, supaya pondokan mereka bisa pakai internet dari wifi sekalian. Tapi dilarang Eunchae, katanya pemborosan.
Padahal Jungwon mah santai, kan yang bayar bapaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
50 Days [daerin/candyz]
FanfictionHaerin harus pergi KKN selama 50 hari dan meninggalkan anabul kesayangan. Di tengah dilanda kebingungan mau menitipkan ke siapa, good news Danielle hadir menawarkan diri. But the bad news, Danielle itu mantannya. -very slow update