Bye Chiko

377 69 1
                                    

"Nanti malem boleh izin ga?"

"Izin kemana lo?"

"Ga kemana-mana sih, di kos aja."

Dengar jawaban gaje Haerin, Eunchae mau tak mau melotot, heran dia dengan kelakuan sahabatnya. Gak Haerin, gak Kyujin, sama aja. Eunchae berasa momong adek di antara mereka.

"Yang bener-bener aja kenapa sih?"

"Ya gue beneran,"

"Lo kan koor perkap, masa koor ngga ikut first gathering. Bisa ga, sehari ga berkelakuan aneh?" Eunchae menatap kembali ke layar laptopnya, sungguh dia lelah.

"Lo yang nunjuk gue jadi koor!" Haerin melempar balik, tak mau disalahkan sepenuhnya.

"Divisi perkap paling cocok sama lo. Emang lo mau masuk PSDM? Entar lo mleyot ngurusin banyak orang."

"Kenapa ga masuk DDD aja lo?" Kyujin heran, temannya itu sudah dapat gelar DDD Abadi, tapi tiba-tiba pindah haluan mau ngurusin perlengkapan.

"Bosen katanya, mau cari suasana baru, giliran dicariin suasana baru malah bertingkah," cerocos Eunchae jengah.

Kyujin menyesap es kopinya sambil ketawa, Haerin udah gaduh decak sana-sini. Kesal kepalang dia sama Eunchae gara-gara ditunjuk jadi koor.

Eunchae mencomot kentang goreng di meja, "jadi apa alasan lo ga ikut first gathering nanti malam?"

"Perasaan gue ga enak aja."

"Bilang aja lo males ketemu orang baru. Rin, gue ngerti lo introvert tapi ga gini juga. Masa iya selamanya lo mau nutup diri begitu."

Selanjutnya Haerin cuma hembus nafas bete, dia tahu omongan Eunchae benar, walau menyentil hati moengilnya sedikit. Haerin kembali scroll hape.

"Terus Chiko gimana, Rin? Udah nemu orang yang bisa dititipin?" Tanya Kyujin.

"Udah," jawab Haerin enteng.

"Ke siapa?" Eunchae ikut penasaran, berhenti sejenak fokus dari rapat onlinenya.

Haerin melirik sekilas dua temannya yang sedang menunggu jawaban kemudian mencicit kecil, "Danielle," hampir tak kedengaran.

"Hah? Siapa?"

"Danielle."

"HAH?"

***

"Kasian Chiko jadi anak broken home."

Komentar Kyujin dari seminggu lalu terngiang di benaknya. Tuh kan, Haerin jadi rubuh pendirian. Apa dia cancel aja janjinya sama Danielle?

Haerin menata barang perintilan ke dalam totebag, sembilan puluh persen persiapannya sudah siap untuk berangkat besok. Haerin tinggal mengemas beberapa botol skincare yang masih dia pakai untuk besok.

Perutnya melilit seperti diremas karena hari pertama, Haerin duduk lagi sambil memanggil Chiko untuk disisir sebelum dijemput.

"Chiko nanti jangan nakal-nakal ya sama... Danielle," Haerin ajak calico kesayangannya ngobrol seolah si kucing paham pesannya.

Sebelum berpindah ke Haerin, Chiko adalah anak dari kucing yang dipelihara mantannya. Karena Haerin senang sekali dengan kucing, di annive mereka yang ketiga, Danielle mengirimkan bayi Chiko yang waktu itu usianya baru tiga bulan.

Kenapa Haerin membiarkan Danielle mengurus Chiko adalah karena sebelum putus, mereka merawat Chiko bersama-sama. Chiko juga sudah tidak asing dengan Danielle. Daripada memilih risiko menitipkan Chiko ke tangan lain, kenapa bukan Danielle aja?

50 Days [daerin/candyz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang