𝗣𝗘𝗡𝗚𝗚𝗔𝗡𝗚𝗚𝗨

392 22 7
                                    

.
.
.
.

Suaranya begitu berat tatkala ia menghembuskan nafas bersamaan dengan erangan halus ketika sedang meregangkan tubuhnya.

Chanyeol meraba-raba tempat tidur untuk mencari benda yang sedari tadi berdering hingga mengganggu tidur nyenyak nya itu.

Nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, chanyeol mengernyit kan alisnya ketika menerima telpon dari "bunda cantik".
Mengapa bundanya perlu menelfon kalau bisa menghampiri nya langsung ke kamar?
Itu yang menggambarkan ekspresi chanyeol sekarang.

"ada apa bunda telpon pagi buta seperti ini huh?"

"Sayang maafkan bunda, bunda hanya mau bilang kalau bunda sama papi sekarang sudah berangkat"

Chanyeol kebingungan, memangnya mereka mau pergi kemana sampai harus membangunkan nya sepagi ini, karena seperti biasa ketika mereka berangkat kerja pun pasti langsung pergi tanpa membangunkan nya, dan hanya sekedar meninggalkan sarapan di meja makan.

"Kalian berangkat kerja sepagi ini? Yaamp_"

"Bunda dan papi mau keluar negri sayang" potong bunda chanyeol yang bernama park ji won itu.

Kedua orang tua chanyeol memang bekerja di perusahaan yang sama, papinya yang bernama park seo jun memiliki pangkat sebagai seorang chief executive officer (CEO), dan bunda nya di tempat kan sebagai Dewan direksi perusahaan.
Terlihat bingung bukan?!
Mengapa park ji won memilih untuk ikut bekerja bersama suaminya, dan mengapa tidak diam di rumah saja mengurus keperluan keluarga melainkan menjadi ibu rumah tangga? toh suaminya memiliki pangkat tertinggi di perusahaan, dan sangat kecil kemungkinan untuk kekurangan harta atau kebutuhan yang mereka inginkan.

Benar, park ji won bisa di bilang wanita yang lebih tertarik berkarir dari pada setiap hari harus mengurus keperluan rumah, ia ingin menyelangi pekerjaan rumahnya dengan sedikit bekerja di kantor, bahkan banyak pekerjaan kantor pun ia tidak masalah, karena memang, park ji won adalah wanita yang ambis, cekatan, tegas dan pandai mengeluarkan argumen dengan sangat baik.
Meskipun terlihat begitu bawel *menurut chanyeol, tapi park ji won berbicara sesuai keadaan,kebenaran dan tidak ada hentinya memberikan pendapat.
Ini adalah persamaan park ji won dan park seo jun, mereka sama sama memiliki sifat ambis, chanyeol pun begitu.

Selain ingin bekerja dengan kemauannya sendiri, park ji won yang mendapat julukan "bunda cantik" dari chanyeol itu juga ingin memperhatikan suaminya, mengurus suami tercinta di manapun ia melakukan sesuatu.
Terlihat posesif, tapi itu semua adalah kemauan park seo jun juga.

"Baiklah bunda,,,, ahkk astaga aku baru ingat, sekarang kan hari minggu, sekarang libur sekolah bunda, mengapa menelpon ku sepagi ini, kalau pun aku sendirian di rumah aku tidak akan takut bunda, aku sudah besar jangan khawatir bunda" racau chanyeol sembari mengacak-acak rambutnya yang memang berantakan sedari bangun tidur.

"Nah ini yang ingin bunda katakan sayang, bahwa kamu tidak akan sendirian di rumah"

"Maksud bunda..?"

"Anaknya teman masa kecil papi mu di Bucheon akan tinggal di rumah kita sayang, hanya sampai nanti ketika dia lulus SMA, dia satu angkatan dengan mu, jadi dia juga akan pindah ke tempat sekolahmu sayang, mungkin sebentar lagi anak itu akan sampai di rumah."

"Tapii bund_"

"Udah yah sayang, bunda matiin dulu nanti bunda hubungi lagi, bunda sudah sampai di bandara, oh iya jaga sikapmu ya, bunda tidak mau tau!!.. Bye ganteng" potong bunda chanyeol.
Sambungan telpon terputus sepihak.

"Ahkkk, apa ini? Bunda pikir aku anak kecil yang g tau sopan santun? Siapa si dia? Siall"
Gerutunya diiringi langkah kaki chanyeol yang menuju ke arah kamar mandi.

✭✭✭

"Jadi sebentar lagi belok kiri ya mas?" Tanya seorang supir taxi kepada penumpangnya yang sedari tadi tampak kebingungan melihat rute di layar ponselnya.

"Ah.. Benar pak belok kiri" jawab pria mudah itu cepat, masih dengan menatap layar ponsel.

"Nah itu pak, sepertinya di sebrang toserba itu" sambungnya dengan menunjuk suatu arah ke bagian kanan supir yang berada di depannya.

Akhirnya baekhyun telah sampai di depan rumah yang akan ia tempati untuk 10 bulan kedepan.

Baekhyun tiba di bagian depan halaman rumah itu, ia mematung setelah melewati satpam yang baru saja menyambutnya singkat, terlihat kaget dan terpesona saat melihat keindahan rumah milik teman ayah nya.

Ia masih menarik kopernya pelan sesekali mengabsen rumput rumput, view, dan beberapa hiasan tertata rapi yang berada di bagian depan halaman rumah megah itu.

Sampailah baekhyun di ambang pintu, tanpa menunggu lama ia pun menekan tombol bell.
Dua kali baekhyun menekan tombol ternyata masih belum ada pergerakan, masih belum ada yang menyambut nya.
Karena tidak sabar baekhyun pun menekan tombol beberapa kali hingga,

Cklek

Pintu terbuka dan menampilkan seorang pria yang tampak terlihat menjulang lebih tinggi dari nya.
Baekhyun lagi lagi di buat kaget, pasalnya pria di depannya ini telanjang dada, hanya menggunakan handuk mandi yang melilit di bagian bawah.

Baekhyun masih terdiam karena melihat indahnya postur tubuh pria itu.
Pria di hadapan baekhyun pun tak kalah bingung, tapi baekhyun lebih bingung, bagaimana bisa dia yang masih tampak seumuran dengannya memiliki badan kekar seperti ini yang jarang baekhyun temui bahkan teman teman sekolah nya dulu.
Gaya olahraga bagaimana agar bisa mendapatkan tubuh se keren ini? Pasti pola makannya juga di jaga, benar-benar membuat baekhyun iri kalau terlalu lama memandang nya. Mungkin jika baekhyun memiliki postur tubuh sesempurna itu dia akan dengan mudah membuat semua wanita tunduk pada pesona baekhyun.

"Sampai kapan kau akan memandang tubuhku? Kau tidak ingin masuk?"

Ucapan itu seketika membuyarkan semua isi lamunan nya, baekhyun reflek memalingkan mata untuk menatap pria di depan.

"Ah.. Maaf aku hanya kaget kau menyambutku dengan penampilan seperti ini" ucap baekhyun sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ck, alasan. Pasti kau terpesona bukan? Sama postur tubuh ku yang keren ini" respon chanyeol diiringi smirk singkat nya.

"Huh? Apa katamu barusan?" Tanya baekhyun seakan tidak mendengar apa yang orang di depannya katakan.
Ck, benar-benar sombong sekali, ternyata tidak seindah itu hehe. Gerutunya dalam hati tidak terima.

Pengganggu. Balas chanyeol dalam hati.
Tanpa menunggu reaksi orang yang masih memegang koper di depannya, chanyeol pun memasuki rumah, diikuti baekhyun yang masih kesusahan menarik kopernya, bahkan tanpa baekhyun meminta bantuan dia pun dengan senang hati tidak ikut membantu.

𝗠𝗔𝗞𝗔𝗦𝗜𝗛 𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗠𝗔𝗨 𝗕𝗔𝗖𝗔
𝗜𝗡𝗜 𝗞𝗔𝗥𝗬𝗔 𝗣𝗘𝗥𝗧𝗔𝗠𝗔 𝗞𝗨 𝗗𝗜 𝗡𝗘𝗪 𝗔𝗞𝗨𝗡
ᴹᴬᴬᶠ ᴱᴹᴬᴺᴳ ᴬᴳᴬᴷ ᴮᴱᴸᴱᴾᴼᵀᴬᴺ
𝗠𝗼𝗵𝗼𝗻 𝘀𝘂𝗽𝗼𝗿𝘁 𝗻𝘆𝗮 𝘆𝗮 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿'𝘀
✭𝘀𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂 𝗽𝗮𝗿𝘁 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁𝗻𝘆𝗮 ✭

𝐈 𝐀𝐝𝐦𝐢𝐭 𝐢𝐭 ( chanbaek )🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang