Setelah melihat kedua orang tua dan mertuanya pergi, Azzam menggenggam dan menarik tangan Naifa untuk kembali memasuki hotel. Saat berada dikamar, Azzam melepaskan genggamannya dan berjalan kearah sebelah lemari untuk mengambil koper. Naifa dengan telaten merapikan pakaian Suami dan dirinya selama menginap semalam.
Setelah itu Azzam menarik koper dan mengenggam kembali tangan Naifa. Ada rasa hangat menjalar tubuh Naifa setiap kali Azzam mengenggam tangannya. Dengan langkah santai Azzam pun tiba didepan lift. Ditekannya tombol Basement.
Setelah tiba di Basement Azzam segera melangkahkan kakinya menuju mobil BMW hitam miliknya. Digandengnya tangan Naifa menuju mobil, setelah membuka pintu bagasi dan memasukan koper, dibukakannya pintu untuk Naifa. Lalu Azzam pun memutari mobil untuk duduk di kursi pengemudi.
"Mas, kita mau kemana?" tanya Naifa saat Azzam sudah duduk disampingnya.
"Mas ada urusan kantor dulu, kamu mau kan ikut kesana sebentar." ucap Azzam sambil memasangkan selt belt Naifa.
"Iya Mas." jawab Naifa lumayan gugup karna deru nafas Azzam menerpa wajahnya.
Setelah itu suasana kembali hening Azzam maupun Naifa bingung harus membicarakan apa lagi. Hingga 1 jam kemudian mereka sampai di kantor Azzam. Digenggamnya tangan Naifa, semua orang melihat kearahnya . Naifa hanya menunduk malu sambil mengeratkan genggaman Azzam. Ia tak terbiasa dilihat seperti itu orang banyak orang.
Azzam menarik tangan Naifa menuju lift khusus. Azzam pun menekan tombol 20 tempat ruangan direktur utama. Sedari tadi genggaman tangan Azzam tak dilepasnya membuat Naifa tersenyum dan salah tingkah sendiri.
Ting
Lift pun terbuka. Semua pegawai yg ada diruangan itu menatap Azzam dan Naifa sambil tersenyum-senyum. Naifa pun mendongkakan wajahnya dan membalas senyum pegawai suaminya.
Setelah memasuki ruangan CEO, Naifa bernafas lega, Azzam pun langsung menyuruh Naifa duduk disofa dulu.
Tok..tok
Pintu diketuk dan seorang lelaki masuk dengan membawa beberapa berkas map. Azzam pun menerimanya dan langsung menyuruh lelaki itu keluar.
Naifa memperhatikan suaminya yg sedang bekerja, dilihatnya sangat beribawa dan menambah ketampanannya. Tanpa sadar Naifa tersenyum sendiri. Lumayan lama menunggu, Naifa merasa bosan. Ia pun beranjak dari sofa dan berjalan kearah jendela yg berada disamping sofa.
Dari sini Naifa bisa melihat bagaimana kota Jakarta saat siang hari. Lama melihat-lihat, tanpa sadar ada sebuah lengan kekar yg memeluknya dari belakang membuat tubuh Naifa menegang sebentar namun kembali rileks. Naifa pun berbalik, dilihatnya Azzam tengah tersenyum hangat padanya.
"Lama ya? Maaf Mas terlalu serius." tanya Azzam sambil mengelus-elus kepala Naifa.
"Tidak apa Mas, Lanjutkan saja pekerjaannya. Naifa akan menunggu." ucap Naifa sambil tersenyum.
"Mas sudah selesai kok. Ayo pulang, kita kerumah Mama dulu ya." ajak Azzam.
Naifa pun mengangguk dan berjalan mengambil tasnya yg ia simpan di sofa. Setelah itu Azzam kembali menggenggam tangan Naifa. Saat keluar Azzam berbicara sebentar pada sekertarisnya dan langsung beranjak meninggalkan kantor.
--
Tepat Adzan Dhuhur, Azzam dan Naifa sudah berada didepan rumah orang tua Azzam. Saat mobil Azzam memasuki garasi, dilihatnya orang tua Azzam menunggu kedatangannya di depan pintu. Naifa pun segera keluar dan langsung menghampiri mereka tanpa menunggu suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [DITERBITKAN] ✔
Tâm linh[ Sebagian part di private dan di hapus karena dalam proses penerbitan ] Hasnaifa Almeera Nagita, gadis cantik berusia 20 tahun ini harus berlapang dada untuk menerima perjodohannya dengan anak dari sahabat Ayahnya. Gibran Muhammad Azzam namanya. Le...