Ballroom Hotel Genta Buana, itulah tempat Acara resepsi digelar. Dan sekarang Azzam dan Naifa sedang berdiri menyalami para tamu yg datang. Sekitar 3000 undangan disebar. Konsep resepsi ini menggunakan dekorasi ala Eropa namun islami dengan warna Hijau Tosca dan Putih yg mendominasi. Begitu pun dengan kedua mempelai, Naifa cantik dengan menggunakan gaun hijau tosca dan aksen garis-garis putih. Begitupun dengan Azzam yg memakai Tuxedo putih dengan dasi hijau toscanya.
Beberapa para tamu memuji pasangan pengantin ini. Begitu pula dengan sahabat-sahabat terdekat Azzam dan Naifa. Seperti saat ini, Naifa dan Nada sedang berpelukan. Nada mengucapkan selamat dan mendoakan atas pernikahan sahabatnya.
Baarakallalaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair.
Naifa pun mengaminkan dan tersenyum menatap sahabatnya. Saat disela-sela menyalami tamu yg datang MC meminta kepada mempelai untuk menyumbangkan suaranya untuk menyanyi di acara bahagia mereka.
Azzam dan Naifa pun mengangguk lalu berjalan kearah panggung sebelahnya. Azzam pun mengandeng Naifa dengan senyum yg terukir dibibirnya, sementara Naifa malu dan menundukan kepalanya namun tetap mengikuti suaminya yg mengandeng tangannya. Saat tiba diatas panggung, Azzam dan Naifa saling berhadapan, Azzam tersenyum lembut pada Naifa, begitu pula sebaliknya. MC pun memberikan mic pada keduanya digenggamnya tangan mungil Naifa. Lantunan instrumen lagu Pasha ungu feat Rossa menggema diruangan ini.
Tuhan memberikanku cinta
Untuk kupersembahkan hanyalah padamuSuara merdu Azzam memecahkan konsentrasi para tamu.
Dia anugrahkanku kasih
Hanya untuk berkasih berbagi denganmuBegitupun dengan suara merdu milik Naifa.
Atas restu Allah kuingin milikimu
Ku berharap kau menjadi yg terakhir untukku
Restu Allah ku mencintai dirimu
Ku pinang kau dengan bismillahKeduanya bernyanyi dengan sangat merdu dan menghayati. Semua para tamu yg ada diruangan itupun langsung bertepuk tangan meriah. Ada yg menangis haru. Disamping panggung, Ibu dan Mama menangis haru sambil berpelukan.
Digandengnya tangan Naifa untuk kembali menuju singgasananya, dikarenakan rekan-rekan bisnis Azzam sudah berdatangan. Dengan bangga Azzam memperkenalkan Naifa kepada rekan-rekan kerjanya itu.
Resepsi usai pukul 21.00 Semua keluarga yg hadir akan bermalam dihotel ini, begitupun dengan pasangan pengantin.
Dikamar hotel nampak Naifa sedang duduk menghadap meja rias sambil menghapus make-up nya. Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dilihat suaminya tengah menggosok-gosokan rambutnya yg basah dengan handuk kecil. Azzam hanya menggunakan celana pendek selutut dan kaos putih yg membentuk badan sixpack nya. Naifa menelan ludahnya saat melihat suaminya itu, sesegera mungkin ia mengalihkan pandangannya. Karna gugup, saat membuka jilbabnya tak sengaja jari Naifa tertusuk jarum dan membuatnya meringgis. Azzam yg mendengar suara ringgisan itu pun langsung menghampiri Naifa.
Dihisapnya jari Naifa yg keluar darah. Meskipun tak terlalu parah namun darahnya keluar lumayan banyak. Setelah itu Azzam dengan telaten membersihkan sisa darah itu dan diplesterkannya jari Naifa. Naifa tersenyum atas tingkah suaminya ini.
Setelah itu mau tak mau ia harus menerima bantuan suaminya ini untuk melepaskan jilabnya. Setelah selesai, Naifa pun beranjak menuju kamar mandi. Begitupula dengan Azzam. Jangan berpikaran yg aneh ya! Azzam hanya akan mengambil wudhu untuk menunaikan shalat isya-nya.Setengah jam kemudian Naifa selesai membersihkan badannya. Dibukanya pintu kamar mandi, dilihatnya Azzam sedang duduk ditempat tidur, menyenderkan punggungnya pada senderan tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Naifa pun langsung berjalan menuju tempat tidur sebelah kiri. Dengan ragu Naifa membaringkan tubuh lelahnya. Setelah berhasil berbaring, dilihatnya Azzam beranjak dari duduknya. Naifa menyengit heran, ternyata Azzam hanya mematikan lampu utama. Setelah itu ia pun berjalan ke arah tempat tidur dan langsung membaringkan tubuhnya.
"Mas.." panggil Naifa
Azzam yg merasa dirinya dipanggil langsung menoleh kesamping kirinya.
"Iya Fa?" tanya Azzam.
"Naifa ingin bertanya sesuatu,.." ucapnya terhenti.
"Tapi Naifa ingin jawaban jujur dari Mas Azzam." lanjutnya sambil bangun dan menyenderkan punggungnya disenderan tempat tidur.
"Silahkan." ucap Azzam sambil bangun dan menyenderkan punggungnya juga.
"Apa Mas bahagia atas pernikahan ini?"
Azzam yg tadinya sedang bersender langsung menganti posisinya menghadap Naifa. Ditatapnya mata Naifa dengan penuh tanya-Mengapa bertanya seperti itu?
"Tentu saja Fa."
"Mengapa?"
"Karena sejak awal Mas menikahimu adalah sebagai penyempurnaan ibadah untuk mendapatkan ridho serta lindungannya. Menjaga diri dari
godaan setan, pandangan yang tidak
halal serta lintasan hati yang tidak
baik (seperti menghilangkan kerinduan
dan kecenderungan pada syahwat
yang negatif).Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa (suami istri) yg menikah karena Allah, dan (orang tua) menikahkan karena Allah, maka dia berhak mendapatkan lindungan Allah."
Meskipun Mas tau kita ini dijodohkan, namun orang tua kita menjodohkan semata-mata karena Allah."
Naifa terenyuh dengan jawaban yg diberikan suaminya. Ditatapnya mata tajam namun meneduhkan milik suaminya itu.
"Sebelum menerima lamaran Mas, Naifa beristikharah dulu kan?" tanya Azzam dan dibalas anggukan oleh Naifa.
"Jangan meniatkannya untuk membahagiakan Ayah dan Ibu, Naifa. Luruskanlah niat mu dalam pernikahan ini Fa. Niat kan untuk mendapatkan Ridho serta lindungannya." ucap Azzam sambil mengenggam tangan Naifa.
"Belajarlah mencintaiku karna Allah, sebagaimana Aku mencintaimu karena Allah."
Naifa meneteskan air matanya. Ia terharu karna perkataan suaminya ini. Azzam yg melihat Naifa menangis pun dengan segera menghapus air mata itu dengan ibu jarinya.
"Naifa, Mas minta jika dalam rumah tangga kita nanti ada masalah sebaiknya kita bicara baik-baik dan diselesaikan dengan kepala dingin."
Meskipun umurnya masih dibilang muda, tetapi dengan sikapnya yg dewasa membuat Naifa merasa kagum. Senyuman pun berkembang pada bibir Naifa. Digenggamnya tangan Naifa, dikecupnya punggung tangan Naifa. Setelah itu mereka pun berbaring lalu memejamkan matanya, mengistirahatkan tubuh mereka yg lelah karena acara Ijab Qobul sekaligus Resepsi nya.
--
Pukul 2 pagi Azzam terbangun dan menunaikan shalat malamnya. Setelah itu tertidur kembali. Pukul setengah 5 nya Azzam bangun dan segera menunaikan shalat shubuhnya sendiri, dikarenakan Naifa masih halangan.
Usai menunaikan shalat shubuhnya, Azzam pun melanjutkan dengan membaca ayat suci Al-Quran seperti kebiasaannya saat masih membujang. Mendengar suara merdu seseorang melantunkan ayat suci Al-Quran dengan tajwid yg benar dan fasih membuat Naifa terbangun dari tidurnya. Dilihatnya disebelah ranjang dengan khusyu suaminya ini melafadz kan ayat suci itu.
Setelah selesai membaca Azzam pun segera merapikan sajadah dan Al-Quran. Naifa yg melihat suaminya telah selesai membaca Al-Quran pun bergegas bangun dan langsung membereskan tempat tidurnya.
Pukul 07.05 Azzam dan Naifa sudah bersiap untuk sarapan bersama sanak saudara dan kedua orang tuanya. Digenggamnya tangan Naifa, mereka berjalan beriringan hingga memasuki resto. Dilihatnya kedua orang tua dan mertuanya itu sudah sarapan duluan. Azzam pun langsung menarik tangan istrinya untuk sarapan menuju meja kedua orang tuanya.
Setelah sarapan selesai, Semua sanak saudara yg menginap dihotel ini pun pamit pulang. Begitu pula dengan kedua orang tua Azzam dan Naifa. Awalnya Azzam menawarkan diri untuk mengantar mereka pulang, namun dengan segera Mama menolak dengan alasan sudah menelpon Pak Mahmud-supir pribadi keluarga Azzam.
Dilihatnya Pak Mahmud datang, Kedua orang tua Azzam pun pamit pada anak dan menantunya ini, begitu pula dengan orang tua Naifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [DITERBITKAN] ✔
روحانيات[ Sebagian part di private dan di hapus karena dalam proses penerbitan ] Hasnaifa Almeera Nagita, gadis cantik berusia 20 tahun ini harus berlapang dada untuk menerima perjodohannya dengan anak dari sahabat Ayahnya. Gibran Muhammad Azzam namanya. Le...