Semana-mena

175K 3.4K 17
                                    

"Maaf kak aku gak sengaja.."

"Amanda Hana Anggora." Alesha membaca bet nama gadis yang tidak sengaja menumpahkan bakso sampai mengenai sepatu mahalnya.  Tentu tidak sengaja karena siapa yang mau berurusan dengan seorang Alesha Maheswari.

"Gue maafin, asal-" Alesha menggantungkan ucapannya membuat seluruh siswa yang menonton di buat penasaran.

"Lo makan deh bakso itu!" Hana yang sejak tadi menunduk mendongak melihat Alesha yang malah menunjuk bakso yang berceceran di lantai.

"Kak a-ku minta maaf." Pinta Hana memohon. 

"Makan baksonya baru gue maafin!" Bentak Alesha dengan wajah datarnya membuat Hana kaget dan menggenggam ujung roknya takut. Selama bersekolah di sini Hana sudah berusaha keras agar tidak mempunyai masalah atau sampai dibully karna Hana sadar bahwa ia hanya anak beasiswa. Tapi sepertinya hari ini adalah nasib buruk baginya.

"Makan!" Alesha menjambak rambut Hana membuat gadis itu meringis sambil menangis. Alesha melirik temannya, mengisyaratkan untuk membantunya. Setelah melihat temannya berjalan ke belakang Hana,  Alesha langsung melepaskan jambakan rambut Hana membuat gadis itu lega tapi hanya sebentar karena Hana kembali berteriak kala Alya mendorongnya sampai bersimpuh dihadapan Alesha.

"Tunggu apa lagi!" Ucap Zea ketus sambil menendang paha Hana.

Hana melihat sekelilingnya, berharap ada yang membantunya kali ini walaupun itu sangat mustahil kecuali satu orang tapi Hana tidak melihatnya saat ini.

"Gak usah berharap ada yang nolongin, cepetan!" Mendengar ucapan Alya, tangan Hana terangkat untuk mengambil bakso itu, sedikit lagi bakso itu akan masuk ke mulutnya tapi teriakan seseorang membuatnya berhenti.

"Bisa, sehari aja kalian jangan buat masalah!" Ucap Nolan yang datang menghampiri Alesha yang tentunya dengan ciri khas wajah datarnya dengan almamater hitamnya.

"Kita gak bikin masalah ya, dia yang udah tumpah-in bakso ini sampai kena kaki gue!" Elak Alesha.

"Tapi dia udah minta maaf kan?" Nolan menoleh ke arah Hana yang mengangguk membenarkan.

"Tapi dia harus tanggung jawab dong!" Ucap Zea kesal, kenapa circle babu ini selalu ikut campur urusan mereka.

"Dengan cara nyuruh dia makan-makanan yang kotor?" Ucap Nolan dingin.

"Iya, kenapa? Lo gak terima?" Tanya Alesha jengkel.

"Lo bertiga memang gak punya otak!"

"Minta maaf!" Pinta Nolan tegas dan tentunya tidak akan dituruti oleh ketiga gadis itu.

"Kita gak salah!" Bantah Alya ngegas.

"Masih gak nyadar, minta maaf atau bersihin toilet!" Ancam Nolan masih dengan wajah datarnya.

"Bodoh amat, cabut!" Alesha melangkahkan kakinya tapi masih selangkah tangannya malah di tarik dengan kasar. Alesha memberontak tapi genggaman tangan Nolan begitu kuat. Alesha menoleh kebelakang meminta temannya untuk membantunya tapi mereka juga malah di tarik kasar oleh circle babu lainnya.

"Bersihin, gue pantau!" Titah Nolan setelah mereka sampai di toilet khusus perempuan.

"Gue laporin bokap gue Lo!" Ancam Alesha.

"Bokap Lo gak bakal peduli kecuali Lo terancam mau dikeluarin." Ucapan Nolan membuat Alesha terdiam tapi hanya sesaat.

"Makanya Lo semena-mena sama gue?" Ketus Alesha.

"Sama seperti Lo semena-mena sama orang." Bales Nolan dingin.

"Fine!" Ucap Alesha jengkel lalu mengambil alat-alat pembersih toilet.

"Mau kemana?" Tanya Nolan saat melihat Alesha pergi.

"Gue mulai bersihin dari sana!" Jawab Alesha tetap melanjutkan langkahnya.

"Gue pantau dari sini, jadi jangan macam-macam!" Ucap Nolan memperingati.

Alesha memasuki toilet paling ujung, lalu tersenyum tipis melihat wajahnya di kaca. Setelah itu melihat keran air yang di balut dengan beberapa plastik dan kain tapi tetap mengeluarkan air, sayangnya tidak terlalu deras dan dengan baik hati Alesha akan membukanya agar airnya mengalir dengan deras.

"Nolan babu, kerannya kok gak bisa ditutup!" Teriak Alesha dari dalam toilet. Sedangkan Nolan yang mendengar itu langsung berlari menghampiri Alesha.

"Kenapa bisa begini?" Tanya Nolan berusaha menutup keran yang sepertinya mengalami kerusakan.

"Gue gak tahu!"

"Cepat cari kain atau plastik!" Pinta Nolan yang sudah basah akibat air yang terus keluar.

"Males, Lo aja sana!"

"Alesha!" Geram Nolan kesal kemudian mendorong Alesha agar keluar dari toilet lalu membuka seragamnya menyisakan kaos yang menempel di tubuhnya. Nolan langsung melilitkan seragamnya di keran agar airnya tidak keluar dengan deras.

Alesha mengintip lalu matanya tak sengaja bertatap dengan mata tajam Nolan. Sepertinya lelaki itu kesal dan itu membuat Alesha merasa bahagia.

"Lo sengaja mulai dari sini karna tahu toilet ini rusak?" Tanya Nolan.

"Gue gak tahu sumpah!" Elak Alesha padahal itu memang benar adanya.

"Sama kek Lo gue juga gak tahu!" Lanjut Alesha karna Nolan malah menatapnya tajam.

"Ini toilet perempuan, jelas gue gak bakal tahu!"












Alesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang