Alesha sedikit berlari menuruni tangga. Sampai di lantai bawah tepatnya di dekat ruang makan, Alesha melirik sekilas meja yang biasanya hanya terisi dirinya dan sang ayah sekarang menjadi sedikit ramai karena kehadiran dua wanita itu. Alesha tetap melanjutkan langkahnya melewati ruang makan tapi panggilan dari ayahnya membuat langkah Alesha terhenti.
"Alesha!" Langkah Alesha berhenti menoleh menatap ke tiga manusia yang sudah duduk di meja makan. Seolah-olah mereka sudah siap menyantap makannya tinggal menunggu kehadiran Alesha.
"Kemari, kita makan." Kata Atha memerintahkan. Tanpa menjawab apapun Alesha berbalik melanjutkan langkahnya.
Sedangkan Atha sudah berteriak memanggil nama Alesha yang tidak di hiraukan gadis itu. Alesha tidak pernah mengabaikan ayahnya atau pun membentaknya. Alesha sangat menyayangi ayahnya, tapi sekarang hati Alesha sedang terluka atas keputusan lelaki itu."Alesha sepertinya masih marah, biar aku susul mas." Ucap sandra sambil mengambil bekal yang sudah ia siapkan.
"Terima kasih sudah sabar terhadap perilaku Alesha." Kata Atha lembut dan dibalas senyuman oleh Sandra.
Sandra celingak-celinguk mencari keberadaan Alesha. Mobil yang katanya selalu dipakai Alesha masih setia terparkir di bagasi. Sandra melihat pagar yang sedikit terbuka. Apakah Alesha berjalan?
Dengan langkah cepat Sandra keluar dari pagar lalu menemuka alesha yang berjalan sedikit jauh dari rumah mereka."Alesha!" Teriak Sandra sedikit berlari mengejar anak sambungnya itu.
"Alesha!" Ucap Sandra menggenggam tangan Alesha yang berhasil ia raih.
"Lepasin gue!" Bentak Alesha.
"Ini bekal buat kamu." Ucap Sandra tersenyum menyerahkan bekal yang ia buat.
Alesha menatap bekal itu tanpa minta. Tangannya masih enggan untuk menerima.
"Gue gak butuh!" Ucap Alesha dingin."Kamu enggak makan, setidaknya bawa ini. Nanti kamu sakit." Tutur Sandra lembut.
"Gue bilang gue gak butuh!" Geram Alesha. Kenapa wanita ini tidak mengerti.
"Tapi-". Ucapan Sandra berhenti. Menatap sendu punggung Alesha yang menjauh.
Sandra tahu gadis itu begitu membencinya.
Tapi apakah karena ia menjadi istri dari Atha atau gadis itu tahu tentang cerita masa lalunya.***
"Mau bolos gak?" Baru sampai ke kelas, itu adalah perkataan pertama yang Alesha lontarkan.
"Mau dong! Malas bangat gue pelajar pak Bayu." Jawab Zea heboh.
"Gue gak habis pikir, kita ini IPS tapi kenapa pelajaran fisika ada di mata pelajaran kita?" Alya itu paling gak suka soal hitung menghitung. Katanya bikin kepala pusing, ribet seperti jalan hidupnya yang belum tahu arah tujuannya. Begitu juga dengan Zea yang tidak menyukai mata pelajaran fisika.
"Benar bangat!" Timpal Zea menyetujui.
Tujuan mereka kali ini bukan kantin, UKS ataupun rooftop .Kata Zea sebaiknya mereka mencari persembunyian baru dan Alya mengatakan sebaiknya mereka pergi ke perpustakaan secara diam-diam. Dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada mereka sebab ibu Salih yang biasanya berjaga di perpustakaan sedang tidak ada. Mungkin guru itu sedang pergi ke kantin.
Perpustakaan sekolah mereka sangat luas. Alesha dan temannya memilih tempat duduk paling pojok yang jarang di tempati siswa disini sebab di sini tempat buku-buku lama dan sedikit rusak.
"Kalian mau kan balas dendam sama Hana?" Tanya Alesha tiba-tiba menatap serius kedua sahabatnya.
"Kemarin Lo bilang gak perlu!" Jawab Alya sambil membuka cemilan yang dibawa Zea.
"Gue cuma mau keadaan sedikit membaik kemarin. Gue malas berdebat sama ayah! Ditambah fasilitas Lo juga ditahan sama ayah Lo kan?"
"Kalian punya ide?" Lanjut Alesha.
"Gue ada ide." Ucap Zea dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Sakit-in aja hatinya." Ucap Zea santai.
"Maksudnya?" Ucap Alesha dan Alya berbarengan.
"Kita tahu kalau Hana itu suka sama Nolan. Terus kalian pasti tahu gimana rasanya orang yang kita suka malah suka sama orang lain atau di dekati orang lain."
"Pasti sakit bangat kan tu hati." Jelas Zea.
"Terus maksudnya?" Tanya Alesha masih bingung.
"Lo dekatin Nolan sampai dia suka sama Lo! Bikin Hana cemburu sama Lo! Buat Hana merasa tidak percaya diri untuk bersaing dengan Lo! Ingatkan Hana bahwa dia itu ada dibawah Lo, ingatkan Hana bahwa Lo itu Alesha Maheswari yang bisa memiliki apapun yang Lo mau!" Tutur Alya menjelaskan maksud dari ucapan Zea.
"Betul bangat! Jadi gimana? Lo setuju?" Tanya Zea.
"Masa gue harus ngejar-ngejar si Nobu! Mau di taruh dimana muka gue! Semua orang tahu gue itu rival sama Nobu.!"
"Sejak kapan Lo mikirin ucapan orang?" Tanya Alya.
"Bukan gitu!"
"Terus apa!" Geram Zea.
"Ck, oke gue setuju!" Final Alesha.
"Besok misi Lo di mulai." Ucap Alya dan Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alesha (TERBIT)
Teen FictionNOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA. PART MASIH LENGKAP. "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Alesha Maheswari. Ini cerita tentang Alesha Maheswari gadis antagonis yang kerap...