Prolog.

2K 284 48
                                    

Handra menatap perempuan yang duduk disebrangnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Pernikahan ini tidak bisa dibatalkan."

"Kalau gitu Daddy aja yang nikah." katanya sambil terkekeh ringan, "Ngurus gue aja engga—ehh sekarang ngatur hidup gue, gak jelas lo jadi bokap." cibirnya pelan sambil bersedekap angkuh.

Dia orangnya...

Dia yang akan menjadi Ibu Tirinya?

Handra mendecih sinis, diantara berbagai kemungkinan kenapa harus perempuan gila ini yang jadi ibu tirinya???

Seketika kilas balik pertemuannya dengan perempuan tersebut kembali teringat olehnya. Tisu sialan berisi tulisan yang membuatnya murka serta duit 5 ribu rupiah.

Thank you for last night. Sorry gue cashless di dompet cuma ada goceng. Hubungin nomor ini aja ya +628899xxx buat sisanya.

p.s your boy is cute by the way.

Handra menatap perempuan didepannya dengan murka, setelah dia dihargai 5 ribu rupiah. Bahkan harga dirinya lebih murah daripada makanan yang tersaji didepannya saat ini.

Perempuan tersebut juga dengan lancang ngatain kepunyaannya cute??? Cute?? Kurang ajar!! Dia gak inget apa seberapa garang miliknya itu waktu mereka main??

Niat Handra itu minta pertanggung jawaban dari perempuan yang menidurinya, dan ternyata Handra ditipu!!! Nomor yang diberikan perempuan itu nomor palsu!! Handra bahkan malah terhubung dengan agen sedot wc!!

Udah hilang keperjakaannya lalu dihargai murah, dikatain, kemudian ditipu. Gimana Handra gak murka????

Dia beneran gak terima, dia sampe bertekad buat nyari tuh perempuan sampe dapet. Mau dia kasih pelajaran dan harus tanggung jawab atas semua yang terjadi sama hidupnya.

Tapi perempuan itu duduk dihadapannya sebagai calon istri dari Ayahnya??? Dunia emang terlalu bercanda.

Handra kembali tersadar saat perempuan itu bertanya pada Ayahnya.

"By the way Om—Mas-mas ini siapa?" tanya Josella menatap Handra dengan tatapan datar—that boy she meet last month, maybe? Dia udah agak lupa juga—cuma cowok random yang dia ajak tidur aja, nothing special.

"Maaf karena saya telat dateng—tapi Mas ini Your PA or Secretary—"

Handra menatap Josella sinis, dasar perempuan gila, bisa-bisanya si angkuh ini jadi ibu tirinya. Bahkan sekarang dia pura-pura tak mengenali Handra.

Mas-mas??? Emang gue setua itu ya dimata dia??? Anjing banget ni cewek!!!

"Dia anak saya." kata Johan memotong ucapan Josella.

Josella membulat kaget, "Sorry Om? Anak?" tanya Josella memastikan kembali.

"Iya, Handra ini anak saya." kata Johan sambil tersenyum.

"Ohh anak angkat ya?" Josella manggut-manggut paham, "Dia pasti karyawan kepercayaan Om yang diangkat jadi an—"

"Anak kandung." timpal Handra sinis.

"Ohh.. anak kandung—"

Josella kehilangan kewarasannya."Anak kandung?????" tanyanya shock.

YANG BENER AJA???? Josella bakalan jadi ibu tirinya????

Sialan, mana masih anget gue cobain kemarin-kemarin lagi... Josella mengumpat dalam hati.

"Iya, Handra ini 2 tahun diatas kamu." kata Johan sambil tersenyum.

Josella terkekeh kaku, "Oh HaHaHa—Gitu ya Om?"

Si Kenandi tua bangka ini menjodohkan dia sama Bapak-Bapak yang anaknya lebih tua dari Josella.

Otak Daddy-nya itu sudah dijual ke rumah makan padang sepertinya.

Obrolan selanjutnya dilakukan sambil makan. Mereka membicarakan bisnis mereka yang gagal itu.

"Jadi bagaimana kamu setuju menikah sengan saya?" tanya Johan.

"Engga sih, Om." kata Josella santai.

Handra yang sedang makan tersenyum miring, good answer, gue juga ogah punya ibu tiri kayak dia. Cewek gila yang udah ambil keperjakaan gue!!

"Kamu tetap harus menikah." kata Kenandi tegas.

"Ya, terserah." jawab Josella datar.

"Baik, kita sepakat ya Jo." kata Kenandi santai.

"Pernikahan mungkin akan dilakukan di akhir tahun. Masih banyak pekerjaan diluar negeri yang harus saya urus." kata Johan.

"Tapi untuk hutangnya-- apakah ada keringanan?" tanya Kenandi hati-hati, "Saya pasti bayar, Josella jadi jaminannya. Saya gak akan kabur."

Handra mendecih kesal mendengarnya.

Johan mengangguk santai, "Tapi selama itu, Josella harus tinggal di rumah saya sebagai jaminan."

"Hutang harus tetap dibayar, kerugian yang anda perbuat itu hampir 20 miliar. Kalau tidak kita selesaikan di Kepolisian."

Josella tersedak mendengarnya, "Gak bisa gitu Om!!!"

"Gak ada yang bisa jamin kamu gak kabur dari kesepakatan." kata Johan lagi.

"Saya punya pekerjaan bisnis di Singapura, saya juga selama ini menetap disana."

"Kalau begitu nanti Handra yang akan menemani kamu, jangan coba-coba kabur." kata Johan.

Handra menatap ayahnya sambil menunjuk dirinya sendiri tak terima, Ayahnya hanya mengangguk tegas, "Tolong bantu jaga dia supaya gak kabur." kata Johan tegas.

Handra menghela nafas pasrah, kok nasib gue gini amat ya??

•••••

Handra Sudjono

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Handra Sudjono

Josella Yemima Harun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Josella Yemima Harun

••••

Selamat membaca dan tungguin terus keseruan mereka yaa!!!!!

See yowww!!!!

Josella: The Girl at MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang