Handra mengaduk minumannya lesu, sebulan berlalu dia masih terus kepikiran sama perempuan yang membuat harga dirinya jatuh sejatuh jatuhnya.
"Lu kok kayak gak seneng meet and greet smaa gue sih???" tanya Aldi sewot.
Handra menatap Aldi sekilas, "Emang."
"Bangsat gue ketemu Janu aja kalau gitu!!"
"Janu apalagi! Dia lebih ogah ketemu elu!"
"Iya lagi." jawab Aldi dengan wajah riang, "Cuma elu yang lebih terbuka terhadap keberadaan gue didunia ini!!"
"Siapa yang bilang?" kata Handra sewot, "Di, anjing.. Bisa diem dulu gak sih??"
"Lo lagi ada masalah hidup ya? Sibuk mikirin hidup yang penuh tanda tanya, cuekin aja-cuekin aja ikutilah alurnya~~" Kata Aldi sambil bernyanyi.
Handra ingin sekali memukul si Aldi, kayak lu bisa stop nyangkut pautin semua sama lagu gak sih????
"Hehe." Aldi cuma cengegesan sambil selonjoran di kantor Handra dengan santai.
"Di lu tau gak cara cari orang gimana?"
"Cari di instagram." kata Aldi santai.
"Yang lain."
"Cari di facebook."
"Yang lain!"
"Cari di twitter."
Handra menatap Aldi sinis, emang si anjing ini gak akan bisa membantu.
"Cari siapa emang?"
"Orang."
"Ya tau anjing! Maksudnya namanya siapa???" Aldi menendang paha Handra kesal.
"Kepo banget jadi orang!"
"Goblok!! Urus aja sendirilah!! Atur-atur!! Gak usah nanya gue!!" amuk Aldi kesal.
"Gak tau namanya tapi.." cicit Handra pelan.
"Terus apa yang mau dicari anjing!?!?!?"
"Orang.."
"Tahann guee siapapun tahan gue!!!" tangan Aldi menahan badannya sendiri untuk tidak menerjang Handra dengan pukulan.
Handra sendiri masih fokus minum tanpa terganggu dengan kelakuan Aldi. Pikirannya benar-benar fokus untuk mencari perempuan itu.
Tapi bagaimana caranya???? Dia bahkan lupa namanya. Yang dia ingat hanya kejadian malam itu.
Setelah kejadian itu Handra datang lagi ketempat yang sama di jam yang sama selama seminggu berturut-turut. Dia terus mencari sosok perempuan yang berhasil memporak porandakan hatinya. Bukan, tapi tubuhnya.
Sebetulnya dia bingung apa yang harus dia lakukan dengan mencari keberadaan perempuan yang bahkan namanya saja dia lupa. Hanya yang jelas Handra ingin mempertanyakan apa maksud memberinya duit goceng dan nomor bodong. Itu saja dulu.
"Masih cari orang, Ndra?" tanya Benji sang bartender.
"Ho'oh, lo beneran gak pernah liat?" tanya Handra sambil memperhatikan sekeliling sambil bersedekap.
"Ciri yang lo kasih terlalu general. Banyak cewek yang bentuknya kayak gitu." Benji terkekeh ringan, "Lagian kalau memang cuma ONS harusnya ya udah aja kagak usah dicari lagi, Ndra. Namanya juga kesenangan sesaat doang." Setelahnya Benji kembali sibuk dengan kegiatannya meracik minuman.
Iya juga, ngapain gue nyari tuh cewek lagi sih? Setelah dia mencoreng harga diri gue, terus apa yang mau gue lakuin kalau ketemu dia lagi? Ya paling juga dia mana inget apa yang kita lakuin malam itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Josella: The Girl at Midnight
FanfictionJosella Yemima Harun dipaksa menikah dengan Johan Sujono yang seumur dengan Ayahnya, dia dijual oleh Ayahnya sendiri sebagai jaminan hutang tersebut. Josella yang frustasi pergi ke club dan bersenang-senang dengan seorang pria yang membuatnya mabuk...