Accidentally Meet.

1.3K 184 37
                                    

Bulan lalu pekerjaannya sudah rampung beraamaan dengan launching produk baru dari joezlyn. Sekarang waktunya dia menghadapi kenyataan.

Josella duduk nyaman di balkon kamarnya menikmati angin malam dan juga langit malam yang kelam.

Satu-satunya tempat yang dia sukai di rumah ini adalah di balkon kamarnya. Tempat yang aman dari keramaian dan juga kedap suara. Dia hanya bisa fokus dengan keheningan dan juga semilir angin ketika rumahnya sedang tidak baik-baik saja.

Tangannya bersedekap sambil menengadah menatap bintang-bintang yang hanya terlihat berjarak berjauhan dan makin bisa dihitung jari. Dulu waktu dia kecil, bintang-bintang bertaburan dan dia diajarkan berbagai rasi bintang oleh Daddynya.

Seiring berjalannya waktu, bintang-bintang juga mulai tak terlihat lagi dan bahkan hilang dari langitnya. Begitupula Daddynya yang tak pernah ada lagi untuknya.

Josella memejamkan matanya seraya menghela nafasnya. Lamunannya terhenti saat ponsel di sakunya berdering.

"Hai, how's your day Princess?" sapa Vano lembut.

Ingatannya seketika terlempar pada masa kecilnya, dimana setiap hari Daddynya selalu memeluknya erat sambil bertanya, How's your day princess-nya daddy???

Josella hanya bisa tersenyum simpul, "Good, Kakak gimana? Disana aman?"

"Aku kayaknya pulang 2 hari lagi. Besok aku harus samperin Mommy dulu." kata Josella.

"Aman banget, don't worry Princess! Kamu selesaiin aja dulu urusan kamu, jadi nanti balik dengan perasaan lega.."

"Jadi gimana kamu udah ketemu adek kamu? Adek kamu gimana kabarnya?" tanya Vano penasaran.

"I hope she's good kak,"

"Kamu masih marah sama dia?"

Josella hanya diam.

"Its okay, kamu berhak marah."

"Kamu berhak buat sedih ataupun kecewa.. Itu tandanya kamu emang sayang adikmu."

"Hmm but for now aku gak ngerasain apa-apa lagi." Josella berkata dengan lirih sambil menatap langit malam dengan tatapan nanar.

"Katanya setiap orang selalu mengusahakan yang terbaik buat keluarganya, buat orang yang disayanginya—mungkin itu yang dilakukan Nindy untuk keluarganya."

"Untuk Ayah dan Ibunya—untuk mereka hidup bahagia."

"Mungkin menurut Nindy cuma aku yang bisa membantu membahagiakan keluarganya—aku perantaranya—aku alatnya."

"Engga, kamu bukan alat, ataupun perantara. Kamu juga bisa bahagia dengan caramu sendiri."

"Thank you Kak," kata Josella lembut.

"Your wellcome Princess—So, hari ini kamu ngapain aja?" tanya Vano.

Josella kemudian bercerita tentang Mpok.. sambil tertawa riang. Banyak hal yang dia ceritakan pada Vano, Vano juga mendengarkan dengan baik.

"Kak, kalau aku beneran nikah sama orang lain jangan kaget ya?"

Vano terkekeh, "This one will be serious ya?"

"Hmm, i hope hal ini bisa dijadiin balas budi aku ke Daddy—and i will be free.."

Vano terdiam sejenak kemudian menghela nafasnya, "Kalau kamu beneran nikah nanti.. aku harap kamu bisa dapet kebahagiaan juga, aku harap orang itu bisa memperlakukan kamu dengan baik, aku harap kamu bisa dapet kasih sayang dari suami kamu."

Josella: The Girl at MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang