Handra menyampirkan lether jacketnya dibahu sambil terus berjalan santai sambil menyapa beberapa orang yang dia kenal dengan ramah, "Weisss bro Jaka!" sapanya sambil tos-tosan ringan.
"Mau bungkus Tesla jadi?" tanya Handra bersandar dimobil tesla dengan tangan kirinya yang masuk ke saku celana.
"Bingung, gue juga naksir itu Ndra." tunjuknya pada mobil keluaran terbaru dari Ferari.
"Busett cakep juga selera lo, tapi bukannya lo udah bungkus Ferarri kemarin ya?"
"Ho'oh, tapi dibawa abang gue."
"Menurut gue sih Ferrari lebih keliatan pas buat lo pake, anak hits ibukota kayak lo lebih cocok Ferrari—cakep bro kalau nongki pake beginian!"
"Bener juga, ya udah bungkus deh!"
"Ajib bener dah! Pak Dewa! Tolong bantuin nih si Jaka!" panggil Handra pada karyawannya.
"Sama Pak Dewa ya? Gue harus melayani pelanggan lain—" Handra terkekeh sambil mengarahkan pandangannya pada seorang wanita yang sibuk melihat-lihat mobil.
"Si anjing! Mata lo tau aje yang bening, Ndra!!" Jaka menepuk bahu Handra sambil terkekeh.
"Hai, lagi liat mobil ya?" tanya Handra sambil tersenyum.
Perempuan itu menoleh sekilas dan tersenyum pada Handra, dia kembali fokus melihat mobil tersebut.
"Gue bisa kasih saran mobil yang bagus buat lo!" katanya masih berusaha.
"Boleh."
"Ini kalau buat cewek yang ini kebanyakan, porche–lebih elegan dan nyaman juga. Lo pasti suka deh!"
"Lo nyari mobil buat siapa?" tanya Handra lagi.
"Buat cewek, sebenernya cuma pengen liat-liat dulu sih.." katanya pelan.
"Orangnya kayak gimana? Kita bisa nyocokin mobil sama kepribadiannya juga." kata Handra lagi, "Oh iya mungkin agak mirip sama lo— Sorry nama lo siapa? Biar enak gitu kita ngobrolnya kalau udah tau nama."
"Nindya."
"Ahhh Nindya lo cari mobil buat siapa?" tanya Handra lagi.
"Buat Kakak gue, dia cewek.. orangnya kuat, bold, sexy? Pemberani juga—dia gak takut sama apapun kecuali serangga." kata Nindy semangat.
"Wahh gue jadi ikutan demen sama kakak lo, tipe gue banget itu.." Handra kemudian mengajak Nindy menuju mobil Audi A8 L berwarna hitam, "Setelah denger kepribadiannya gue cuma kepikiran mobil ini sih.."
"Cool!! Tapi gue gak yakin dia bakalan nerima hadiah dari gue.." kata Nindya sendu.
"Kalian abis berantem ya?" tanya Handra prihatin.
Nindya cuma tersenyum tipis dan melihat-lihat mobil tersebut dengan semangat.
"Hmm kalau gitu makasih ya Mas—"
"Handra."
"Oke makasih ya Mas Handra, mungkin nanti gue kesini lagi kalau udah baikan sama Kakak gue."
Handra mengangguk santai, "Oke! Lo pulang sendiri?" tanya Handra mengantarkan Nindy keluar dari showroomnya.
"Hmm, iya."
"Mau dianter? Gue anterin sampe rumah kalau mau—gak maksud aneh-aneh ini manner aja sih.. soalnya kata Ayah gue jangan ngebiarin perempuan kesusahan sendiri."
Nindy terkekeh sambil menggeleng, "Gue bawa mobil sendiri kok." Nindy membuka kunci mobilnya dari kejauhan, "Sampe ketemu lain waktu deh kalau gitu."
Handra manggut-manggut, "Semoga cepet baikan ya sama kakaknya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Josella: The Girl at Midnight
FanfictionJosella Yemima Harun dipaksa menikah dengan Johan Sujono yang seumur dengan Ayahnya, dia dijual oleh Ayahnya sendiri sebagai jaminan hutang tersebut. Josella yang frustasi pergi ke club dan bersenang-senang dengan seorang pria yang membuatnya mabuk...