[3] I'll be Gentle

1.3K 55 3
                                    

Huwaloh Semua...
Buat pembaca setia Qey yang mager nunggu, bab selanjutnya bisa kalian baca lebih cepat di Karyakarsa ya. Bebas hambatan iklan pokoknya. Cuman ya itu, 1 chapternya dibandrol antara 2000-2500.
Oh iya.. buat yg pengen hemat, bisa dukung pake jalur paket yak.

***

"Udin! Dosen Taik sepanjang masa, sini gue goyang biar kalau kasih nilai pake otak dikit," tepat setelah ucapannya, Anya menarik tengkuk Kamarudin Hasan, manusia ketiga yang menempati urutan makhluk paling dirinya benci di muka bumi ini.

Kamarudin membeliak. Ia mengenal gadis ini sebagai mahasiswi penuh masalah pada kampus tempatnya mengajar. Sudah dua kali gadis bernama Anya tersebut mengulang mata kuliahnya. Hasilnya pun selalu buruk.

Semua tidak terlepas dari sikap buruk Anya sendiri. Sikapnya yang seenaknya dan cenderung sering menantang dosen, termasuk juga dirinya, membuat ia menjatuhkan nilai sesuai bad attitude Anya.

Tentu bukan hanya buruknya kualitas diri gadis itu yang menjadi tolak ukur pemberian nilai. Terdapat serangkaian peraturan yang sering Anya trobos, salah satunya persentase absensi yang tidak memenuhi kriteria kelulusan suatu mata kuliah.

Terlalu lama terkejut dengan tindakan impulsif yang tidak disadarinya, alih-alih mendorong sang mahasiswi rebel, Kamarudin justru memejamkan matanya. Alkohol serta sekelumit masalah pribadi yang dirinya hadapi hari ini membuatnya menikmati ciuman Anya.

Tidak hanya berciuman biasa— keduanya melakukan french kiss. Membuka mulut secara bergantian untuk melesakkan lidah masing-masing. Saling mengeksplorasi rongga-rongga mulut mereka satu sama lain.

Posisi keduanya bahkan telah berpindah. Kamarudin yang terbawa oleh hasrat kelaki-lakiannya, menyambut begitu mesra undangan terbuka salah satu mahasiswinya. Kamarudin memuaskan indra pengecapnya. Mengungkung tubuh Anya di antara tembok dan dirinya.

Barulah ketika Anya menepuk-nepuk dadanya, pria itu menjauhkan kepalanya. Sorotnya yang dulu selalu tajam menatap Anya, berubah menjadi kabut gairah.

"Nggak bisa napas," ucap Anya, serupa desahan. Gadis itu menjatuhkan kepalanya pada dada bidang Kamarudin.

"Apa kita bisa melanjutkannya?"

Katakanlah Kamarudin gila. Bukan dirinya yang memulai semua ini. Anyalah yang memprovokasi sisi liar di dalam dirinya.

Kemarahan akan perselingkuhan sang kekasih bersama kerabat dekatnya membuat seluruh akal sehat Kamarudin menghilang. Disaat seluruh hatinya hancur lebur, Anya datang membangkitkan, apa yang seharusnya tak gadis itu bangkitkan.

"Saya dapat menyenangkan kamu. Sepertinya kita sama-sama sedang mengalami masalah berat."

"Em," dapat Kamarudin rasakan jika Anya menganggukan kepalanya. "Buat gue happy! Bikin gue nggak ngerasain sakit ini lagi."

Kamarudin membelai rambut pada kepala bagian belakang Anya. "Baiklah. Kita akan saling mengobati malam ini." Entah luka seperti apa yang diderita mahasiswinya, tapi yang Kamarudin tahu, ia ingin memberikan penawar walau hanya sesaat.

"Kalungkan tangan kamu. Saya akan membawa kamu ke tempat dimana kita tidak akan merasakan sakit."

Kesadaran Anya yang tersisa hanya 30% itu tak mengetahui dengan pasti apa yang dosennya bicarakan. Dalam keadaan sadar, ia pasti akan melayangkan bogem mentah ketika tubuhnya tiba-tiba saja diangkat.

"Josephine brengsek!"

Ah, persoalan yang sama— mengenai asmara. Sepertinya mereka akan saling melengkapi mulai detik ini.

Pff! Kampret Dosen is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang