Episode 5

43 7 0
                                    

Episode 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Episode 5

Ivan Maulana Rizky menghentikan mobil angkot di depan pintu kantor Mizuruky, tiba-tiba seorang satpam berjalan menghampiri mobil tersebut lalu mengetuk kaca pintu mobil dengan keras.

Maulana segera menurunkan kaca pintu dan menatap satpam itu penasaran."Kenapa mengetuk pintu mobil dengan keras seperti itu?"

Satpam tersebut langsung terdiam membeku melihat seorang pria yang duduk di kursi kemudi ternyata boss besarnya."Anu … maaf, Pak. Saya … saya tidak tahu kalau ternyata ini mobil Bapak."

Maulana segera membuka pintu mobil tersebut lalu menyerahkan kuncinya pada satpam."Anton, kamu ajak Rico pergu bersamamu. Bawa mobil ini pada pemiliknya dan ambilkan mobil ku di mansion Mizuruky."

"Baik, Pak," jawab Anton.

Maulana mengangguk kemudian melangkahkan kaki masuk ke dalam kantor, setiap karyawan yang berpapasan dengannya selalu memberi salam sambil menundukkan sedikit kepala.

"Assalamualaikum, Pak."

"Walaikumussalam."

"Siang, Pak."

"Siang juga."

Begitulah cara mereka menyapa Boss mereka, bagi mereka yang muslim akan mengucapkan salam seperti muslim bagi mereka yang non muslim akan menyapa seperti itu dan itu adalah peraturan meski beda tapi begitulah cara Maulana menghormati sesamanya.

Maulana segera masuk ke dalam lift khusus direktur tanpa sengaja bertemu dengan Rumina, iris safir itu langsung mendelik tajam menatap asisten pribadinya tersebut.

"Rumina Kazami, apakah kau sengaja mengganggu waktu berduaan ku dengan Istri ku?"

Rumina mundur beberapa langkah kebelakang menghindari tatapan intimidasi dari Maulana." Hehehe… Van, kau jangan bicara seperti itu. Tadi Istri mu telepon, lebih baik kau katakan saja kalau kau itu pemilik perusahaan besar."

Maulana sedikit melembutkan pandangannya dan menatap ke arah lain."Aku sudah mengatakan padanya kalau aku pemilik perusahaan besar, tapi dia sama sekali tidak percaya. Aku bahkan memberikan kartu kredit padanya, tapi tetap saja dia bilang aku pinjam online," jelasnya dengan nada putus asa.

"Salah sendiri tidak jujur dari awal," balas Rumina tanpa merasa prihatin.

"Ah, sudalah. Agenda hari ini apa?" Tanya Maulana sambil memegangi kepalanya mendadak sakit mengingat sang Istri yang selalu meragukan dirinya.

Rumina menatap Maulana dengan dahi berkerut."Kau kenapa, Van?"

"Mendadak sakit Kepala," jawab Maulana sambil memijit pelipisnya pelan.

Ting…

Suara lift terbuka mereka berdua segera keluar dari lift."Kau ini kenapa? Apa kau sakit? Kalau kau sakit parah dan meninggal bagaimana?"

Istri Durhaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang