7

655 56 2
                                    

Posisi tidur yang tidak berubah sejak tadi membuat tubuh Junghwan sakit. Ia mengubah sedikit posisi tidurnya terlentang. Namun tangannya tak mau diam menggerayang ke samping.

Merasa kosong, junghwan membuka matanya melihat sekitar. Tidak ada kekasih malamnya di ruangan ini.

"Dobby?"

Tak ada jawaban. jendela balkon mengganggu perhatiannya, karena gorden yang terus terbang tertiup angin menandakan balkon terbuka.

Ia bangkit untuk mengecek. Rupanya, kekasihnya itu sedang duduk di sofa panjang memandang langit. Junghwan mendekat perlahan, berniat mengejutkan Dobby dengan memeluknya dari belakang.

Namun reflek dobby justru membuat Junghwan juga terkejut. Dobby yang semula duduk bangkit terkejut melihat seseorang memeluk pundaknya tiba-tiba.

"what's wrong by? Kaget banget"

"Ahh aku kira siapa.."

"Siapa?"

Dobby menggeleng. Ia berbalik lagi menatap lampu-lampu rumah, dan bulan yang mulai setengah. Junghwan duduk di sofa, kakinya naik dan diluruskan memenuhi dudukan sofa. Ia bersandar pada pinggir sofa.

"By?"

Pancaran aura sigma terasa kuat seperti Junghwan yang lebih dewasa daripada Dobby.

yang dipanggil hanya menengok. "Hm?"

Junghwan menepuk pahanya yang berdekatan dengan selatan. "Duduk sini"

Baru saja bangun, junghwan berulah lagi. "Ga mau!"

"Sini sayang... Empuk lohh"

"Nanti ada tip-nya!"

"Tip yang kamu maksud itu kan, juga kamu suka. Apalagi kalau kamu naik turunnya cepet"

"Junghhwann!"

rengekan Dobby membuat Junghwan tertawa. Junghwan sebenarnya merasa lelakinya itu sedang memikirkan sesuatu yang berat sekarang.

"Makanya sini dulu, ngapain jauh-jauh sih? Sini.."

Dobby akhirnya mau, ia duduk di tempat yang Junghwan maksud. "Awas ya, badan aku masih pegel kamu gempur aku di kamar mandi tadi!" Peringatnya.

Bujukan Junghwan berhasil, bukan karena ia pandai merayu namun saja Dobby yang selalu menuruti kemauannya.

Tiba-tiba lutut Junghwan ditekuk setengah membuat Dobby yang duduk di atas pahanya menjadi kehilangan keseimbangan. Tubuhnya jatuh maju menempel pada dada bidang Junghwan.

Ingatkan bahwa Junghwan tidak memakai baju, hanya celana pendek. Ditambah dobby yang hanya memakai handuk kimononya. Ia jadi menyesal menuruti perkataan juniornya.

Tangan junghwan siaga memegang samar pinggang dobby agar tidak jatuh. Dan untunglah tangan dobby bisa menahan di dada Junghwan. jika tidak, mungkin bibir mereka akan menyatu sekarang.

Meski di bawah sana sudah ada yang menegang, akibat sesak dengan pergerakan dobby. tetapi junghwan akan menyamping hasratnya untuk kali ini. Rasa penasarannya jauh lebih mendominasi sekarang.

"Kenapa jam segini belum tidur hm?"

Dobby menggeleng, "kenapa sayang?"

Junghwan bisa merasakan hembusan nafas kecil dari lelaki diatasnya. "Aku habis mimpi buruk"

"Mimpi apa?

"Bertemu pangeran"

"Lho, bagus dong? Kok jadi sedih gini?"

Dobby berubah lesu lagi. "Pangerannya jahat, tapi dia tampan"

Junghwan diam mencerna mimpi buruk yang membuat kekasihnya terbangun.

possessive difference (Harubby/Hwanbby)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang