"nih.. makan dulu" Zee duduk disamping Marsha yang tengah membaca buku di kursi taman.
Marsha hanya melirik sekilas lalu kembali membaca bukunya, tentu itu membuat Zee menatap heran kearahnya.
"Shaa..."
Hanya dengan panggilan itu Marsha langsung menutup bukunya dan tak jadi mengabaikan Zee.
"Iya nanti aku makan, kamu bisa taruh itu di situ" tunjuk Marsha pada sebuah goodie bag yang ada di sebelah Zee.
"Kamu kenapa? Hm? Aku ada salah?"
Rupanya kepekaan Zee hanya berlaku pada Ashel, sepertinya ia sama sekali tak peka pada sikap Marsha saat ini.
"Engga ada" jawab Marsha singkat.
"Bohong banget" Zee menggeser posisi duduknya hingga tak berhadapan lagi dengan Marsha, kini ia tengah menatap lurus kearah langit yang cukup mendung saat ini.
"Jangan suka Ashel"
Kalimat itu sukses membuat Zee langsung menoleh pada Marsha.
"Kamu boleh suka siapapun tapi jangan Ashel"
"Kenapa?"
"Ashel cuma suka Adel Zee, aku tau rasanya mencintai seseorang tanpa ada balasan dan itu sakit"
Kalimat terakhir Marsha langsung membuat Zee bungkam, kali ini ia sadar jika rasa sakit Marsha itu karena ulahnya.
"Aku ga mau kamu ngerasain sakit yang sama" kalimat ini terdengar lirih di telinga Zee.
"Kamu terlambat Marsha" Zee tersenyum kecut ia seperti tengah menertawakan dirinya sendiri.
"Aku kenal Ashel jauh lebih lama daripada kamu, aku berteman dengan Ashel dari kecil, dan selama itu aku udah ngerasain sakit nya"
Ada sesak yang dirasakan Marsha saat ini, ketulusan nya membuat apapun tentang Zee menjadi sangat sensitif untuk nya.
Tap..
Zee menepuk pelan puncak kepala Marsha.
"Makasih udah setulus itu" ucap Zee.
Mata Marsha jadi berkaca-kaca saat ini, bahkan bibir Marsha langsung menekuk kebawah pertanda beberapa saat lagi Marsha akan menangis.
Zee tertawa kencang mendengan Marsha merengek dan menangis, itu benar-benar terlihat menggemaskan untuk nya.
"Kok ketawa sih, jahat banget"
"Kamu itu gemesin Marsha... Ya Tuhan... Uuuuhhh kasian.. udah ya nangis nya"
Zee menangkupkan kedua telapak tangan nya di pipi Marsha agar ibu jarinya bisa menghapus jejak air mata disana.
Jantung Marsha berdegup kencang, jarak mereka saat ini sangatlah dekat.
Cup..
Mata Marsha membulat lebar. Zee mengecup bibirnya walaupun terasa secepat kilat.
"Buat aku jatuh cinta sama kamu Sha.."
*****
"coba jelasin"
Adel menatap serius kearah Yessica yang tengah duduk di sofa usang yang tambak berdebu, hanya beralaskan kain putih agar tak begitu mengotori pakaian nya, sementara Adel kini tengah berdiri melipat kedua tangan nya sambil bersandar pada sebuah lemari kaca.
"Foto anak yang ada di diari warna coklat itu Ara" jawab Yessica.
"Jadi dugaan aku selama ini bener? Ya Tuhan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cygnus
FanfictionCygnus rela menjadi angsa agar dia bisa berenang menyelamatkan sahabatnya, dan kamu tau, itu yang sedang aku lakukan sekarang~ GxG