Senja dan Bintang

1K 160 23
                                    

Cukup lama Yessica dan Ara bermain di bukit hingga tak terasa sore pun tiba.
Yessica yang masih duduk di atas rumput menoleh pada Ara yang kini masih tertidur lelap, ia tersenyum gemas karena bisa-bisanya Ara dapat tertidur nyenyak hanya beralaskan rumput.

Yessica sudah mulai bosan, tapi ia tak sampai hati jika membangunkan Ara, wajah lelap nya sangat damai di pandang oleh Yessica.

Yessica membenarkan letak poni Ara yang menutupi sebagian matanya, semakin ia tatap semakin ada kesedihan di hati Yessica.

"Siapa orang yang tega menyakiti gadis manis seperti kamu? Gimana bisa kamu lewatin masa sulit itu sendirian" tutur Yessica, kenapa semakin lama ia merasa betah menatap Ara.

Perlahan mata Ara terbuka, dengan cepat Yessica langsung menjauhkan tubuhnya, berpura-pura jika ia tak melihat Ara.

"Jam berapa ini?" Tanya Ara yang sedikit kaget melihat langit yang mulai meredup.

"Jam empat sore Ra" jawab Yessica.

"Ya Tuhan, lama ya kak aku tidur?"

Ara bangun dan ikut duduk di samping Yessica.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Yessica sambil menatap wajah samping Ara.

Ara menggelengkan kepalanya, menekuk lutut lalu memeluk nya. Yessica hanya memperhatikan setiap gerak - gerik Ara.

"Aku mau nunggu senja" ucap Ara.

Yessica menoleh menatap langit, selama ini ia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, hiruk pikuk perkotaan bahkan dunia malam yang setiap hari ia rasakan sama sekali tak seindah disini. Ia bersyukur memilih untuk pulang ke Indonesia dan menetap disini, bertemu Ara yang banyak menunjukan hal indah yang selama ini tak pernah ia lihat.

Bangunan-bangunan menjulang tinggi kini tergantikan oleh banyak nya bunga bermekaran, dentuman musik dan semerbak bau asap atau bahkan alkohol yang seringkali memenuhi malam nya saat ia benar-benar penat, sekarang Ara menggantinya dengan pemandangan indah bertabur bintang di langit malam.
Jika Ara sibuk bersedih dan mencari keindahan dunia, sebenarnya ia sudah memberikan keindahan - keindahan itu pada Yessica, begitulah  apa yang tengah Yessica pikirkan saat ini.

"Kak.." panggilan Ara langsung membuyarkan lamunan nya.

"Hmm?"

Yessica terdiam saat Ara menyandarkan kepala di bahunya, bahkan terasa helaan nafas kasar dari mulut Ara.

"Senja itu jahat ya?" Ucap Ara yang membuat kening Yessica berkerut.

"Bukankah senja itu indah? Kenapa kamu bilang Jahat?" Tanya Yessica.

"Dia pemisah antara  siang dan malam, dia selalu nunjukin keindahan nya hanya sebagai pertanda agar matahari cepat terbenam sebelum ia sempat bertemu dengan sang malam, keindahan nya itu hanya sementara, dulu aku benci langit malam, karena dia ngebuat senja bergeser dan tenggelam tapi sekarang aku tau, kalau senja justru jadi pemisah antara keduanya"

"Terus kenapa kamu masih mau nunggu dia muncul sekarang" tanya Yessica lagi.

"Aku mau nikmatin keindahan walaupun cuma sebentar" tutur Ara.

Yessica mengangguk paham, kepala Ara masih betah bersandar di bahu nya.

"Senja itu ga jahat Ra, dia justru jadi pengantar bintang buat nampakin cahayanya, memberi kesempatan para bintang buat tampil walaupun jarang banget manusia yang keluar buat nikmatin keindahan nya"

Ara mengangkat kepalanya, menatap dalam mata Yessica di sebelahnya.

"Aku suka kalimat itu" ucap Ara, tersenyum ramah pada Yessica, lalu keduanya menatap langit yang perlahan menampakan senjanya.

CygnusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang